tag:blogger.com,1999:blog-79630456790110665952024-03-13T06:34:35.526+07:00Islam Bisa !!Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comBlogger64125tag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-3350609082313419302012-02-29T09:17:00.004+07:002012-02-29T09:21:26.440+07:00Soekarno " Ganyang Malaysia "<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.youtube.com/embed/9-RuawIVKWY?feature=player_embedded' frameborder='0'></iframe></div>Ini disebkan paling tidak karena Soekarno merasa terhina dan terkalahkan dalam percaturan politik Internasional. Awalnya semuanya berkisar pada cita-cita Tungku Abdulrachman (Perdana Menteri Malaya yang merdeka tanggal 31 Agustus 1957) sejak awal 60-an untuk menciptakan Federasi Malaysia (tdd Malaya, Singapura, Serawak Sabah dan Berunai). Indonesia tidak setuju karena ini cuma akal-akalan Inggris untuk mempertahankan Neo Kolonialismenya dengan maksud menggencet Indonesia disegala bidang, khususnya ekonomi. <br />
<a name='more'></a>Tapi tanpa persetujuan Indonesia, Federasi Malaysia berdiri juga pada tanggal 16 September 1963. Alhasil naik turunya politik Asia Tenggara juga berpengaruh pada negara-negara dikawasan tersebut. Pada suatu waktu tiba-tiba Indonesia yang penggagas Asia-Afrika mulai dicuekin oleh sejumlah negara yang pernah berkumpul di Bandung tahun 55 itu. Bukan tidak mungkin banyak negara Asia-Afrika ex jajahan Inggris bersimpati pada Malaysia. Bayangkan dalam Peringatan Ulang Tahun ke 10 Konperensi AA di Jakarta pada bulan April 65 tamu anggota yang hadir cuma 36 negara dari 60 anggota. Dan tiba-tiba Yang paling menyakitkan Soekarno juga adalah terpilihnya Malaysia sebagai anggota Dewan Keamanan PBB tidak tetap. Ini sudah benar-benar penghinaan yang kelewatan pikir Soekarno. Maka ditetapkannya Indonesia keluar dari PBB dan didirikannya CONEFO dengan pusatnya di Jakarta (gedungnya sekarang jadi DPR RI). Tentu saja sejumlah besar negara komunis mendukung. Dibentuknya garis Jakarta Peking Pyongyang. Optimisme Soekarno bukan tidak punya alasan. Bukankah kita baru berhasil menyelenggarakan TRIKORA sehingga Irian kembali. Indonesia memiliki kekuatan militer yang tidak ada taranya saat itu di Asia tenggara. Dan politik dalam negeri juga sedang kuat-kuatnya khususnya atas dukungan mayoritas golongan komunis dan nasionalis. Bukankah rakyat Brunai (katanya) menolak masuk federasi dan disana ada Azhari (bukan Dr Azhari teroris) pemimpin pemberontak yang sejalan pikirannya dengan kaum revolusioner ditanah air. Apa boleh buat kita "Ganyang saja Malasia ini". Di Jakarta diselenggarakanlah demo besar-besaran. Kedutaan besar Inggris didemo dan diduduki. Simbol kerajaan di congkel dan diinjak-injak. Rumah-rumah warga negara Malaysia dan Inggris diserbu (terbanyak oleh Pemuda Rakyat) dan aset milik Ingrris dan Malaysia diambil alih. Dinyatakan menjadi milik Indonesia. Saat itulah Duta Besar Inggris Gilchrist jadi bulan-bulan dimana dirinya dituduh memilik dokumen berisi usaha menghancurkan RI yang jatuh ketangan Waperdam - Menlu Dr Soebandrio. Keadaan memanas dibidang politik ini bukan tidak diikuti konfrontasi fisik. Sejumlah pasukan Indonesia secara sporadis sudah mendarat di wilayah Malaysia. Mereka melakukan sabotase. Dan pasukan Indonesia darat, laut dan udara sudah disiagakan penuh diperbatasan. Andaikata saat itu Soekarno bilang "serang Malaysia", pasti daratan Malaysia sudah diserbu. Tapi keadaan dalam negeri Indonesia saat itu tidak pas. Keadaan sosial ekonomi amat buruk. Ditambah lagi politik yang sangat tidak menguntungkan. Terjadi kucing-kucingan antara kelompok Komunis dan anti Komunis, khususnya antara PKI dan antek-anteknya dengan TNI khususnya Angkatan Darat. Hal ini oleh Soekarno tidak mampu diatasi. Bahkan menurut sejarawan John D. Legge, Politik Konfrontasi bukan dijalankan karena ulah Tungku Abdulrachman dan Inggris, tapi karena strategi politik Soekarno terhadap kebijakan luar negerinya sekaligus mengalihkan perhatian situasi nasional yang buruk dengan harapan justru akan memunculkan persatuan dalam negeri yang menguntungkan semua pihak di Indonesia termasuk meningkatkan semangat nasionalisme. Sejarah konfrontasi yang menurut pihak Sukarnois amat gilang gemilang akhirnya hancur lebur dengan peristiwa G30S PKI dan Soeharo muncul bersama orang dekatnya seperti Adam Malik dan Ali Murtopo diadakanlah Kunjungan Muhibah ke Malaysia. Proyek OPSUS ini mendatangkan semua yang menjadi begitu indah dan gemulai, Abdu Rachman, Razak dan sejumlah petinggi Indonesia, makan nasi minyak dan sejumlah gulai ala Malasia, sambil menyaksikan keprigelan penari Melayu (bukan Lenso) dengan dendang Pak Ketipak Ketipung. Damai-damai kita serumpun..bukaan ?. Bukan hal aneh kalau Malaysia sekarang dianggap kurang ajar macam sekarang oleh Indonesia. Indonesia memang orang yang cinta damai barangkali.<br />
<br />
Pada 20 Januari 1963, Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia. Bangsa ini tidak terima dengan tindakan demonstrasi anti-Indonesia yang menginjak-injak lambang negara Indonesia, Garuda.<br />
<br />
Untuk balas dendam, Presiden Soekarno melancarkan gerakan yang terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia melalui pidato pada 27 Juli 1963. Berikut isinya:<br />
<br />
Kalau kita lapar itu biasa<br />
Kalau kita malu itu juga biasa<br />
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!<br />
<br />
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!<br />
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu<br />
<br />
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.<br />
<br />
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.<br />
<br />
Yoo...ayoo... kita... Ganjang...<br />
Ganjang... Malaysia<br />
Ganjang... Malaysia<br />
Bulatkan tekad<br />
Semangat kita badja<br />
Peluru kita banjak<br />
Njawa kita banjak<br />
Bila perlu satoe-satoe!<br />
<br />
Bisa terbakar semangat patriotisme bangsa Indonesia mendengar pidato Soekarno itu. Kedaulatan Indonesia dianggap harga mati bagi Proklamator Republik Indonesia itu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/43/Komando_aksi_sukarelawan.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/4/43/Komando_aksi_sukarelawan.PNG" width="223" /></a></div><div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-80066577427080948272012-02-29T08:34:00.004+07:002012-02-29T09:23:09.512+07:00Tata cara Shalat yang Benar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT2seJ7NWo_GWog2GuqLxwv2bwueVyKOot1EaTdBcEVbrEZyTg7yg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT2seJ7NWo_GWog2GuqLxwv2bwueVyKOot1EaTdBcEVbrEZyTg7yg" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 200%; line-height: 116%;"><span style="color: red;"><span style="font-weight: bold;"> </span></span></span></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: 200%; line-height: 116%;"><span style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">[BERDIRI]</span></span></span></div><br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">TAKBIRATUL IHROM</span></span></span> <br />
<br />
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya sekali ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar di awal sholat dan beliau pun pernah memerintahkan seperti itu kepada orang yang sholatnya salah. Beliau bersabda kepada orang itu: <br />
<br />
<a name='more'></a><br />
"Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu' dan melakukan wudhu' sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar." <br />
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih). <br />
<br />
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: <br />
<br />
"Apabila engkau hendak mengerjakan sholat, maka sempurnakanlah wudhu'mu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu ucapkanlah takbiratul ihrom." <br />
(Muttafaqun 'alaihi). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Takbirotul ihrom diucapkan dengan lisan</span></span></span> <br />
<br />
Takbirotul ihrom tersebut harus diucapkan dengan lisan (bukan diucapkan di dalam hati). <br />
<br />
Muhammad Ibnu Rusyd berkata, "Adapun seseorang yang membaca dalam hati, tanpa menggerakkan lidahnya, maka hal itu tidak disebut dengan membaca. Karena yang disebut dengan membaca adalah dengan melafadzkannya di mulut." <br />
<br />
An Nawawi berkata, "…adapun selain imam, maka disunnahkan baginya untuk tidak mengeraskan suara ketika membaca lafadz tabir, baik apakah dia sedang menjadi makmum atau ketika sholat sendiri. Tidak mengeraskan suara ini jika dia tidak menjumpai rintangan, seperti suara yang sangat gaduh. Batas minimal suara yang pelan adalah bisa didengar oleh dirinya sendiri jika pendengarannya normal. Ini berlaku secara umum baik ketika membaca ayat-ayat al Qur-an, takbir, membaca tasbih ketika ruku', tasyahud, salam dan doa-doa dalam sholat baik yang hukumnya wajib maupun sunnah…" beliau melanjutkan, "Demikianlah nash yang dikemukakan Syafi'i dan disepakati oleh para pengikutnya. Asy Syafi'i berkata dalam al Umm, 'Hendaklah suaranya bisa didengar sendiri dan orang yang berada disampingnya. Tidak patut dia menambah volume suara lebih dari ukuran itu.'." (al Majmuu' III/295). <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">MENGANGKAT KEDUA TANGAN</span></span></span> <br />
<br />
Disunnahkan mengangkat kedua tangannya setentang bahu (lihat gambar) ketika bertakbir dengan merapatkan jari-jemari tangannya, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radiyallahu anhuma, ia berkata: <br />
<br />
"Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang bahu jika hendak memulai sholat, setiap kali bertakbir untuk ruku' dan setiap kali bangkit dari ruku'nya." <br />
(Muttafaqun 'alaihi). <br />
<br />
Atau mengangkat kedua tangannya setentang telinga (lihat gambar), berdasarkan hadits riwayat Malik bin Al-Huwairits radhiyyallahu anhu, ia berkata: <br />
<br />
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali bertakbir (didalam sholat)." <br />
(HR. Muslim). <br />
<br />
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Tamam dan Hakim disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya dengan membuka jari-jarinya lurus ke atas (tidak merenggangkannya dan tidak pula menggengamnya). (Shifat Sholat Nabi). <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="font-weight: bold;"><span style="text-decoration: underline;">BERSEDEKAP</span></span></span> <br />
<br />
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya (bersedekap). Beliau bersabda: <br />
<br />
"Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika melakukan sholat." <br />
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya' dengan sanad shahih). <br />
<br />
Dalam sebuah riwayat pernah beliau melewati seorang yang sedang sholat, tetapi orang ini meletakkan tangan kirinya pada tangan kanannya, lalu beliau melepaskannya, kemudian orang itu meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Meletakkan atau menggenggam</span></span></span> <br />
<br />
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam meletakkan lengan kanan pada punggung telapak kirinya, pergelangan dan lengan kirinya (lihat gambar) berdasar hadits dari Wail bin Hujur: <br />
<br />
"Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir kemudian meletakkan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri atau lengan kirinya." <br />
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, dengan sanad yang shahih dan dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban, hadits no. 485). <br />
<br />
Beliau terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya (lihat gambar) , berdasarkan hadits Nasa'i dan Daraquthni: <br />
<br />
"Tetapi beliau terkadang menggenggamkan jari-jari tangan kanannya pada lengan kirinya." <br />
(sanad shahih). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Bersedekap di dada</span></span></span> <br />
<br />
Menyedekapkan tangan di dada adalah perbuatan yang benar menurut sunnah berdasarkan hadits: <br />
<br />
"Beliau meletakkan kedua tangannya di atas dadanya." <br />
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Ahmad dari Wail bin Hujur). <br />
<br />
Cara-cara yang sesuai sunnah ini dilakukan oleh Imam Ishaq bin Rahawaih. Imam Mawarzi dalam Kitab Masa'il, halaman 222 berkata: "Imam Ishaq meriwayatkan hadits secara mutawatir kepada kami…. Beliau mengangkat kedua tangannya ketika berdo'a qunut dan melakukan qunut sebeluim ruku'. Beliau menyedekapkan tangannya berdekatan dengan teteknya." Pendapat yang semacam ini juga dikemukakan oleh Qadhi 'Iyadh al Maliki dalam bab Mustahabatu ash Sholat pada Kitab Al I'lam, beliau berkata: "Dia meletakkan tangan kanan pada punggung tangan kiri di dada." <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">MEMANDANG TEMPAT SUJUD</span></span></span> <br />
<br />
Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha: <br />
<br />
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (di dalam sholat)." <br />
(HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Larangan menengadah ke langit</span></span></span> <br />
<br />
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang keras menengadah ke langit (ketika sholat). Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: <br />
<br />
"Hendaklah sekelompok orang benar-benar menghentikan pandangan matanya yang terangkat ke langit ketika berdoa dalam sholat atau hendaklah mereka benar-benar menjaga pandangan mata mereka." <br />
(HR. Muslim, Nasa'i dan Ahmad). <br />
<br />
Rasulullah juga melarang seseorang menoleh ke kanan atau ke kiri ketika sholat, beliau bersabda: <br />
<br />
"Jika kalian sholat, janganlah menoleh ke kanan atau ke kiri karena Allah akan senantiasa menghadapkan wajah-Nya kepada hamba yang sedang sholat selama ia tidak menoleh ke kanan atau ke kiri." <br />
(HR. Tirmidzi dan Hakim). <br />
<br />
Dalam Zaadul Ma'aad (I/248) disebutkan bahwa makruh hukumnya orang yang sedang sholat menolehkan kepalanya tanpa ada keperluan. Ibnu Abdil Bar berkata, "Jumhur ulama mengatakan bawa menoleh yang ringan tidak menyebabkan shalat menjadi rusak." <br />
<br />
Juga dimakruhkan shalat dihadapan sesuatu yang bisa merusak konsentrasi atau di tempat yang ada gambar-gambarnya, diatas sajadah yang ada lukisan atau ukiran, dihadapan dinding yang bergambar dan sebagainya. <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">MEMBACA DO'A ISTIFTAH</span></span></span> <br />
<br />
Doa istiftah yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermacam-macam. Dalam doa istiftah tersebut beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan dan kalimat keagungan untuk Allah. <br />
<br />
Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan sabdanya: <br />
<br />
"Tidak sempurna sholat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca ayat-ayat al Qur-an yang dihafalnya…" (HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim, disetujui oleh Dzahabi). <br />
<br />
Adapun bacaan doa istiftah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam diantaranya adalah: <br />
<br />
"ALLAHUUMMA BA'ID BAINII WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA'ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIBI, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLAAHUMMAGHSILNII BIL MAA'I WATS TSALJI WAL BARADI" <br />
<br />
artinya: <br />
<br />
"Ya, Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya, Allah, bersihkanlah kau dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya, Allah cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun." (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Abi Syaibah). <br />
<br />
Atau kadang-kadang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga membaca dalam sholat fardhu: <br />
<br />
"WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAN [MUSLIMAN] WA MAA ANA MINAL MUSYRIKIIN. INNA SHOLATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAHI RABBIL 'ALAMIIN. LAA SYARIIKALAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA AWWALUL MUSLIMIIN. ALLAHUMMA ANTAL MALIKU, LAA ILAAHA ILLA ANTA [SUBHAANAKA WA BIHAMDIKA] ANTA RABBII WA ANA 'ABDUKA, DHALAMTU NAFSII, WA'TARAFTU BIDZAMBI, FAGHFIRLII DZAMBI JAMII'AN, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA. WAHDINII LI AHSANIL AKHLAAQI LAA YAHDII LI AHSANIHAA ILLA ANTA, WASHRIF 'ANNII SAYYI-AHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYI-AHAA ILLA ANTA LABBAIKA WA SA'DAIKA, WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIKA. WASY SYARRULAISA ILAIKA. [WAL MAHDIYYU MAN HADAITA]. ANA BIKA WA ILAIKA [LAA MANJAA WALAA MALJA-A MINKA ILLA ILAIKA. TABAARAKTA WA TA'AALAITA ASTAGHFIRUKA WAATUUBU ILAIKA" <br />
<br />
yang artinya: <br />
<br />
"Aku hadapkan wajahku kepada Pencipta seluruh langit dan bumu dengan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sesuatu pun yang menyekutui-Nya. Demikianlah aku diperintah dan aku termasuk orang yang pertama-tama menjadi muslim. Ya Allah, Engkaulah Penguasa, tiada Ilah selain Engkau semata-mata. [Engkau Mahasuci dan Mahaterpuji], Engkaulah Rabbku dan aku hamba-Mu, aku telah menganiaya diriku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah semua dosaku. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang berhak mengampuni semua dosa. Berilah aku petunjuk kepada akhlaq yang paling baik, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi petunjuk kepada akhlaq yang terbaik dan jauhkanlah diriku dari akhlaq buruk. Aku jawab seruan-Mu, sedang segala keburukan tidak datang dari-Mu. [Orang yang terpimpin adalah orang yang Engkau beri petunjuk]. Aku berada dalam kekuasaan-Mu dan akan kembali kepada-Mu, [tiada tempat memohon keselamatan dan perlindungan dari siksa-Mu kecuali hanya Engkau semata]. Engkau Mahamulia dan Mahatinggi, aku mohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu." <br />
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari, Muslim dan Ibnu Abi Syaibah) <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">MEMBACA TA'AWWUDZ</span></span></span> <br />
<br />
Membaca doa ta'awwudz adalah disunnahkan dalam setiap raka'at, sebagaimana firman Allah ta'ala: <br />
<br />
"Apabila kamu membaca al Qur-an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." (An Nahl : 98). <br />
<br />
Dan pendapat ini adalah yang paling shahih dalam madzhab Syafi'i dan diperkuat oleh Ibnu Hazm (Lihat al Majmuu' III/323 dan Tamaam al Minnah 172-177). <br />
<br />
Nabi biasa membaca ta'awwudz yang berbunyi: <br />
<br />
"A'UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI WANAFTSIHI" <br />
<br />
artinya: <br />
<br />
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari semburannya (yang menyebabkn gila), dari kesombongannya, dan dari hembusannya (yang menyebabkan kerusakan akhlaq)." <br />
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni, Hakim dan dishahkan olehnya serta oleh Ibnu Hibban dan Dzahabi). <br />
<br />
Atau mengucapkan: <br />
<br />
"A'UUZUBILLAHIS SAMII'IL ALIIM MINASY SYAITHAANIR RAJIIM..." <br />
<br />
artinya: <br />
<br />
"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk..." <br />
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan sanad hasan). <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">MEMBACA AL FATIHAH</span></span></span> <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Hukum Membaca Al-Fatihah</span></span></span> <br />
<br />
Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam (yang artinya): <br />
<br />
"Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al-Fatihah" <br />
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Jama'ah: yakni Al-Imam Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-i dan Ibnu Majah). <br />
<br />
"Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Al-Fatihah maka sholatnya buntung, sholatnya buntung, sholatnya buntung…tidak sempurna" <br />
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim dan Abu 'Awwanah). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Kapan Kita Wajib Membaca Surat Al-Fatihah</span></span></span> <br />
<br />
Jelas bagi kita kalau sedang sholat sendirian (munfarid) maka wajib untuk membaca Al-Fatihah, begitu pun pada sholat jama'ah ketika imam membacanya secara sirr (tidak diperdengarkan) yakni pada sholat Dhuhur, 'Ashr, satu roka'at terakhir sholat Mahgrib dan dua roka'at terakhir sholat 'Isyak, maka para makmum wajib membaca surat Al-Fatihah tersebut secara sendiri-sendiri secara sirr (tidak dikeraskan). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Lantas bagaimana kalau imam membaca secara keras…?</span></span></span> <br />
<br />
Tentang ini Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa pernah Rasulullah melarang makmum membaca surat dibelakang imam kecuali surat Al-Fatihah: <br />
<br />
"Betulkah kalian tadi membaca (surat) dibelakang imam kalian?" Kami menjawab: "Ya, tapi dengan cepat wahai Rasulallah." Berkata Rasul: "Kalian tidak boleh melakukannya lagi kecuali membaca Al-Fatihah, karena tidak ada sholat bagi yang tidak membacanya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhori, Abu Dawud, dan Ahmad, dihasankan oleh At-Tirmidzi dan Ad-Daraquthni) <br />
<br />
Selanjutnya beliau shallallahu 'alaihi wa sallam melarang makmum membaca surat apapun ketika imam membacanya dengan jahr (diperdengarkan) baik itu Al-Fatihah maupun surat lainnya. Hal ini selaras dengan keterangan dari Al-Imam Malik dan Ahmad bin Hanbal tentang wajibnya makmum diam bila imam membaca dengan jahr/keras. Berdasar arahan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam: <br />
<br />
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Telah berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :"Dijadikan imam itu hanya untuk diikuti. Oleh karena itu apabila imam takbir, maka bertakbirlah kalian, dan apabila imam membaca, maka hendaklah kalian diam (sambil memperhatikan bacaan imam itu)…" <br />
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud no. 603 & 604. Ibnu Majah no. 846, An-Nasa-i. Imam Muslim berkata: Hadits ini menurut pandanganku Shahih). <br />
<br />
"Barangsiapa sholat mengikuti imam (bermakmum), maka bacaan imam telah menjadi bacaannya juga." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah, Ad-Daraquthni, Ibnu Majah, Thahawi dan Ahmad lihat kitab Irwa-ul Ghalil oleh Syaikh Al-Albani). <br />
<br />
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sesudah mendirikan sholat yang beliau keraskan bacaanya dalam sholat itu, beliau bertanya: "Apakah ada seseorang diantara kamu yang membaca bersamaku tadi?" Maka seorang laki-laki menjawab, "Ya ada, wahai Rasulullah." Kemudian beliau berkata, "Sungguh aku katakan: Mengapakah (bacaan)ku ditentang dengan Al-Qur-an (juga)." Berkata Abu Hurairah, kemudian berhentilah orang-orang dari membaca bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada sholat-sholat yang Rasulullah keraskan bacaannya, ketika mereka sudah mendengar (larangan) yang demikian itu dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa-i dan Malik. Abu Hatim Ar Razi menshahihkannya, Imam Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan). <br />
<br />
Hadits-hadits tersebut merupakan dalil yang tegas dan kuat tentang wajib diamnya makmum apabila mendengar bacaan imam, baik Al-Fatihahnya maupun surat yang lain. Selain itu juga berdasarkan firman Allah Ta'ala (yang artinya): <br />
<br />
"Dan apabila dibacakan Al-Qur-an hendaklah kamu dengarkan ia dan diamlah sambil memperhatikan (bacaannya), agar kamu diberi rahmat." (Al-A'raaf : 204). <br />
<br />
Ayat ini asalnya berbentuk umum yakni dimana saja kita mendengar bacaan Al-Qur-an, baik di dalam sholat maupun di luar sholat wajib diam mendengarkannya walaupun sebab turunnya berkenaan tentang sholat. Tetapi keumuman ayat ini telah menjadi khusus dan tertentu (wajibnya) hanya untuk sholat, sebagaimana telah diterangkan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Adh Dhohak, Qotadah, Ibarahim An Nakha-i, Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan lain-lain. Lihat Tafsir Ibnu Katsir II/280-281. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Cara Membaca Al Fatihah</span></span></span> <br />
<br />
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Al-Fatihah pada setiap roka'at. Membacanya dengan berhenti pada setiap akhir ayat (waqof), tidak menyambung satu ayat dengan ayat berikutnya (washol) berdasarkan hadits riwayat Abu Dawud, Sahmi dan 'Amr Ad Dani, dishahihkan oleh Hakim, disetujui Adz-Dzahabi. <br />
<br />
Jadi bunyinya: <br />
<img alt="Image" src="http://www24.brinkster.com/sholatkita/images/bismillahirahmanirahim.gif" /> <br />
bismillahirahmanirahim <br />
<br />
kemudian berhenti, <br />
<img alt="Image" src="http://www24.brinkster.com/sholatkita/images/alhamdulillahirabbilalamin.gif" /> <br />
alhamdulillahirabbilalamin <br />
<br />
kemudian berhenti, <br />
<img alt="Image" src="http://www24.brinkster.com/sholatkita/images/arrahmanirahim.gif" /> <br />
arrahmanirahim <br />
<br />
Begitulah seterusnya sampai selesai ayat yang terakhir. <br />
<br />
Terkadang beliau membaca: <img alt="Image" src="http://www24.brinkster.com/sholatkita/images/maalikiyaumiddin.gif" /> ( MAALIKI YAUMIDDIIN ) <br />
<br />
Atau dengan memendekkan bacaan 'maa' menjadi: ( MALIKI YAUMIDDIIN ), Berdasarkan riwayat yang mutawatir dikeluarkan oleh Tamam Ar Razi, Ibnu Abi Dawud, Abu Nu'aim, dan Al Hakim. Hakim menshahihkannya, dan disetujui oleh Adz-Dzahabi. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Seandainya Seseorang Belum Hafal Al-Fatihah </span></span></span> <br />
<br />
Bagi seseorang yang belum hafal Al Fatihah terutama bagi yang baru masuk Islam, tentu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan solusinya. Nasehatnya untuk orang yang belum hafal Al-Fatihah (tentunya dia tak berhak jadi Imam): <br />
<br />
Ucapkanlah: <br />
<img alt="Image" src="http://www24.brinkster.com/sholatkita/images/tidakbisafatihah.gif" /> <br />
SUBHANALLAHI, WALHAMDULILLAHI, WA LAA ILAHA ILLALLAHU, WALLAHU AKBAR, WALAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAHI <br />
<br />
artinya: <br />
<br />
"Maha Suci Allah, Segala puji milik Allah, tiada Ilah (yang haq) kecuali Allah, Allah Maha Besar, Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah." <br />
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Hakim, Thabrani dan Ibnu Hibban disahihkan oleh Hakim dan disetujui oleh Ad-Dzahabi). <br />
<br />
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda: <br />
<br />
"Jika kamu hafal suatu ayat Al-Qur-an maka bacalah ayat tersebut, jika tidak maka bacalah Tahmid, Takbir dan Tahlil." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi dihasankan oleh At-Tirmidzi, tetapi sanadnya shahih, baca Shahih Abi Dawud hadits no. 807). <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">MEMBACA AMIN</span></span></span> <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Hukum Bagi Imam:</span></span></span> <br />
<br />
Membaca amin disunnahkan bagi imam sholat. <br />
<br />
Dari Abu hurairah, dia berkata: "Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al-Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca amin." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Imam Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ad-Daraquthni dan Ibnu Majah, oleh Al-Albani dalam Al-Silsilah Al-Shahihah dikatakan sebagai hadits yang berkualitas shahih) <br />
<br />
"Bila Nabi selesai membaca Al-Fatihah (dalam sholat), beliau mengucapkan amiin dengan suara keras dan panjang." <br />
(Hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud) <br />
<br />
Hadits tersebut mensyari'atkan para imam untuk mengeraskan bacaan amin, demikian yang menjadi pendapat Al-Imam Al-Bukhari, As-Syafi'i, Ahmad, Ishaq dan para imam fikih lainnya. Dalam shahihnya Al-Bukhari membuat suatu bab dengan judul 'baab jahr al-imaan bi al-ta-miin' (artinya: bab tentang imam mengeraskan suara ketika membaca amin). Didalamnya dinukil perkataan (atsar) bahwa Ibnu Al-Zubair membaca amin bersama para makmum sampai seakan-akan ada gaung dalam masjidnya. <br />
<br />
Juga perkataan Nafi' (maula Ibnu Umar): Dulu Ibnu Umar selalu membaca aamiin dengan suara yang keras. Bahkan dia menganjurkan hal itu kepada semua orang. Aku pernah mendengar sebuah kabar tentang anjuran dia akan hal itu." <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Hukum Bagi Makmum:</span></span></span> <br />
<br />
Dalam hal ini ada beberapa petunjuk dari Nabi (Hadits), atsar para shahabat dan perkataan para ulama. <br />
<br />
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Jika imam membaca amiin maka hendaklah kalian juga membaca amiin." <br />
<br />
Hal ini mengisyaratkan bahwa membaca amiin itu hukumnya wajib bagi makmum. Pendapat ini dipertegas oleh Asy-Syaukani. Namun hukum wajib itu tidak mutlak harus dilakukan oleh makmum. Mereka baru diwajibkan membaca amiin ketika imam juga membacanya. Adapun bagi imam dan orang yang sholat sendiri, maka hukumnya hanya sunnah. (lihat Nailul Authaar, II/262). <br />
<br />
"Bila imam selesai membaca ghoiril maghdhuubi 'alaihim waladhdhooolliin, ucapkanlah amiin [karena malaikat juga mengucapkan amiin dan imam pun mengucapkan amiin]. Dalam riwayat lain: "(apabila imam mengucapkan amiin, hendaklah kalian mengucapkan amiin) barangsiapa ucapan aminnya bersamaan dengan malaikat, (dalam riwayat lain disebutkan: "bila seseorang diantara kamu mengucapkan amin dalam sholat bersamaan dengan malaikat dilangit mengucapkannya), dosa-dosanya masa lalu diampuni." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa-i dan Ad-Darimi) <br />
<br />
Syaikh Al-Albani mengomentari masalah ini sebagai berikut: <br />
"Aku berkata: Masalah ini harus diperhatikan dengan serius dan tidak boleh diremehkan dengan cara meninggalkannya. Termasuk kesempurnaan dalam mengerjakan masalah ini adalah dengan membarengi bacaan amin sang imam, dan tidak mendahuluinya. (Tamaamul Minnah hal. 178) <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">BACAAN SURAT SETELAH AL FATIHAH</span></span></span> <br />
<br />
Membaca surat Al Qur-an setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membolehkan tidak membacanya. Membaca surat Al-Qur-an ini dilakukan pada dua roka'at pertama. Banyak hadits yang menceritakan perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang itu. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Panjang pendeknya surat yang dibaca</span></span></span> <br />
<br />
Pada sholat munfarid Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat-surat yang panjang kecuali dalam kondisi sakit atau sibuk, sedangkan kalau sebagai imam disesuaikan dengan kondisi makmumnya (misalnya ada bayi yang menangis maka bacaan diperpendek). <br />
<br />
Rasulullah berkata: <br />
<br />
"Aku melakukan sholat dan aku ingin memperpanjang bacaannya akan tetapi, tiba-tiba aku mendengar suara tangis bayi sehingga aku memperpendek sholatku karena aku tahu betapa gelisah ibunya karena tangis bayi itu." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Cara membaca surat</span></span></span> <br />
<br />
Dalam satu sholat terkadang beliau membagi satu surat dalam dua roka'at, kadang pula surat yang sama dibaca pada roka'at pertama dan kedua. (berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Ya'la, juga hadits shahih yang dikeluarkan oleh Al-Imam Abu Dawud dan Al-Baihaqi atau riwayat dari Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim, disahkan oleh Al-Hakim disetujui oleh Ad-Dzahabi) <br />
<br />
Terkadang beliau membolehkan membaca dua surat atau lebih dalam satu roka'at.(Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan At-Tirmidzi, dinyatakan oleh At-Tirmidzi sebagai hadits shahih) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Tata cara bacaan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam</span></span></span> <br />
<br />
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya membaca surat dengan jumlah ayat yang berimbang antara roka'at pertama dengan roka'at kedua. (berdasar hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim) <br />
<br />
Dalam sholat yang bacaannya di-jahr-kan Nabi membaca dengan keras dan jelas. Tetapi pada sholat dzuhur dan ashar juga pada sholat maghrib pada roka'at ketiga ataupun dua roka'at terakhir sholat isya' Nabi membacanya dengan lirih yang hanya bisa diketahui kalau Nabi sedang membaca dari gerakan jenggotnya, tetapi terkadang beliau memperdengarkan bacaannya kepada mereka tapi tidak sekeras seperti ketika di-jahr-kan. (Berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud) <br />
<br />
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sering membaca suatu surat dari awal sampai selesai selesai. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: <br />
<br />
"Berikanlah setiap surat haknya, yaitu dalam setiap (roka'at) ruku' dan sujud." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Abi Syaibah, Ahmad dan 'Abdul Ghani Al-Maqdisi) <br />
<br />
Dalam riwayat lain disebutkan: <br />
<br />
"Untuk setiap satu surat (dibaca) dalam satu roka'at." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Nashr dan At-Thohawi) <br />
<br />
Dijelaskan oleh Syaikh Al-Albani: "Seyogyanya kalian membaca satu surat utuh dalam setiap satu roka'at sehingga roka'at tersebut memperoleh haknya dengan sempurna." Perintah dalam hadits tersebut bersifat sunnah bukan wajib. <br />
<br />
Dalam membaca surat Al-Qur-an Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukannya dengan tartil, tidak lambat juga tidak cepat -sebagaimana diperintahkan oleh Allah- dan beliau membaca satu per satu kalimat, sehingga satu surat memerlukan waktu yang lebih panjang dibanding kalau dibaca biasa (tanpa dilagukan). Rasulullah berkata bahwa orang yang membaca Al-Qur-an kelak akan diseru: <br />
<br />
"Bacalah, telitilah dan tartilkan sebagaimana kamu dulu mentartilkan di dunia, karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau baca." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh At-Tirmidzi) <br />
<br />
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membaca surat Al-Qur-an dengan suara yang bagus, maka beliau juga memerintahkan yang demikian itu: <br />
<br />
"Perindahlah/hiasilah Al-Qur-an dengan suara kalian [karena suara yang bagus menambah keindahan Al-Qur-an]." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari , Abu Dawud, Ad-Darimi, Al-Hakim dan Tamam Ar-Razi) <br />
<br />
"Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Qur-an." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Al-Hakim, dishahihkan oleh Al-Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi) <br />
<br />
<span style="font-size: 200%; line-height: 116%;"><span style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">[RUKU']</span></span></span> <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">RUKU'</span></span></span> <br />
<br />
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al-Qur-an kemudian berhenti sejenak, terus mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom (setentang bahu atau daun telinga) kemudian rukuk (merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus sejajar lantai). Berdasarkan beberapa hadits, salah satunya adalah: <br />
<br />
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu dilakukan ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari ruku' …." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari, Muslim dan Malik) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Cara Ruku'</span></span></span> <br />
<br />
> Bila Rasulullah ruku' maka beliau meletakkan telapak tangannya pada lututnya, demikian beliau juga memerintahkan kepada para shahabatnya. <br />
<br />
"Bahwasanya shallallahu 'alaihi wa sallam (ketika ruku') meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud) <br />
<br />
> Menekankan tangannya pada lututnya. <br />
<br />
"Jika kamu ruku' maka letakkan kedua tanganmu pada kedua lututmu dan bentangkanlah (luruskan) punggungmu serta tekankan tangan untuk ruku'." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Abu Dawud) <br />
<br />
> Merenggangkan jari-jemarinya (lihat gambar). <br />
<br />
"Beliau merenggangkan jari-jarinya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Hakim dan dia menshahihkannya, Adz-Dzahabi dan At-Thayalisi menyetujuinya) <br />
<br />
> Merenggangkan kedua sikunya dari lambungnya. <br />
<br />
"Beliau bila ruku', meluruskan dan membentangkan punggungnya sehingga bila air dituangkan di atas punggung beliau, air tersebut tidak akan bergerak." <br />
(Hadits di keluarkan oleh Al Imam Thabrani, 'Abdullah bin Ahmad dan ibnu Majah) <br />
<br />
> Antara kepala dan punggung lurus, kepala tidak mendongak tidak pula menunduk tetapi tengah-tengah antara kedua keadaan tersebut (lihat gambar). <br />
<br />
"Beliau tidak mendongakkan kepalanya dan tidak pula menundukkannya." <br />
(Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Bukhari) <br />
<br />
"Sholat seseorang sempurna sebelum dia melakukan ruku' dan sujud dengan meluruskan punggungnya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu 'Awwanah, Abu Dawud dan Sahmi dishahihkan oleh Ad-Daraquthni) <br />
<br />
> Thuma-ninah/Bersikap Tenang <br />
<br />
Beliau pernah melihat orang yang ruku' dengan tidak sempurna dan sujud seperti burung mematuk, lalu berkata: "Kalau orang ini mati dalam keadaan seperti itu, ia mati diluar agama Muhammad [sholatnya seperti gagak mematuk makanan] sebagaimana orang ruku' tidak sempurna dan sujudnya cepat seperti burung lapar yang memakan satu, dua biji kurma yang tidak mengenyangkan." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Ya'la, Al-Ajiri, Al-Baihaqi, Adh-Dhiya' dan Ibnu Asakir dengan sanad shahih, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah) <br />
<br />
> Memperlama Ruku' <br />
<br />
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan ruku', berdiri setelah ruku' dan sujudnya juga duduk antara dua sujud hampir sama lamanya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Yang Dibaca Ketika Ruku'</span></span></span> <br />
<br />
Do'a yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ada beberapa macam, semuanya pernah dibaca oleh beliau jadi kadang membaca ini kadang yang lain. <br />
<br />
1. SUBHAANA RABBIYAL 'ADHZIM 3 kali atau lebih (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain). <br />
<br />
Yang artinya: <br />
<br />
"Maha Suci Rabbku, lagi Maha Agung." <br />
<br />
2. SUBHAANA RABBIYAL 'ADHZIMI WA BIHAMDIH 3 kali (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ad-Daroquthni dan Al-Baihaqi). <br />
<br />
Yang artinya: <br />
<br />
"Maha Suci Rabbku lagi Maha Agung dan segenap pujian bagi-Nya." <br />
<br />
3. SUBBUUHUN QUDDUUSUN RABBUL MALA-IKATI WAR RUUH (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu 'Awwanah). <br />
<br />
Yang artinya: <br />
<br />
"Maha Suci, Maha Suci Rabb para malaikat dan ruh." <br />
<br />
4. SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII <br />
<br />
Yang artinya: <br />
<br />
"Maha Suci Engkau ya, Allah, dan dengan memuji-Mu Ya, Allah ampunilah aku." <br />
<br />
Berdasarkan hadits dari 'A-isyah, bahwasanya dia berkata: <br />
<br />
"Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak membaca Subhanakallahumma Wa Bihamdika Allahummaghfirlii dalam ruku'nya dan sujudnya, beliau mentakwilkan Al-Qur-an." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim). <br />
<br />
Do'a ini yang paling sering dibaca. Dikatakan bahwa ada riwayat dari 'A-isyah yang menunjukkan bahwa Rasulullah sejak turunnya surat An-Nashr -yang artinya: "Hendaklah engkau mengucapkan tasbih dengan memuji Rabbmu dan memohon ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat." (TQS. An-Nashr 110:3)-, waktu ruku' dan sujud beliau shallallahu 'alaihi wa sallam selalu membaca do'a ini hingga wafatnya. <br />
<br />
5. Dan lain-lain sesuai dengan hadits-hadits dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Yang Dilarang Ketika Ruku'</span></span></span> <br />
<br />
Larangan disini adalah larangan dari Rasulullah bahwa sewaktu ruku' kita <span style="font-weight: bold;"><span style="text-decoration: underline;">tidak boleh membaca Al-Qur-an</span></span>. Berdasarkan hadits: <br />
<br />
"Bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membaca Al-Qur-an dalam ruku' dan sujud." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu 'Awwanah) <br />
"Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Qur-an sewaktu ruku' dan sujud…" <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu 'Awwanah). <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">I'TIDAL DARI RUKU' </span></span></span> <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Cara i'tidal dari ruku' </span></span></span> <br />
<br />
Setelah ruku' dengan sempurna dan selesai membaca do'a, maka kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal). Waktu bangkit tersebut membaca (SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH) disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom. Hal ini berdasarkan keterangan beberapa hadits, diantaranya: <br />
<br />
Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentag kedua pundaknya, hal itu dilakukan ketika bertakbir mau rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit ) dari ruku' sambil mengucapkan SAMI'ALLAAHU LIMAN HAMIDAH…" <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan Malik). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Yang Dibaca Ketika I'tidal dari Ruku'</span></span></span> <br />
<br />
Seperti ditunjuk hadits di atas ketika bangkit (mengangkat kepala) dari ruku' itu membaca: (SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH) <br />
<br />
Kemudian ketika sudah tegak dan selesai bacaan tersebut disahut dengan bacaan: <br />
<br />
RABBANAA LAKAL HAMD (Rabbku, segala puji kepada-Mu) <br />
<br />
atau <br />
<br />
RABBANAA WA LAKAL HAMD (Rabbku dan segala puji kepada-Mu) <br />
<br />
atau <br />
<br />
ALLAAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMD (Ya, Allah, Rabbku, segala puji kepada-Mu) <br />
<br />
atau <br />
<br />
ALLAAHUMMA RABBANAA WA LAKAL HAMD (Ya, Allah, Rabbku dan segala puji kepada-Mu) <br />
<br />
Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah: <br />
<br />
"Apabila imam mengucapkan SAMI'ALLAHU LIMAN HAMIDAH, maka ucapkanlah oleh kalian ALLAHUMMA RABBANA WA LAKALHAMD, barangsiapa yang ucapannya tadi bertepatan dengan ucapan para malaikat diampunkan dosa-dosanya yang telah lewat." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Ztirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah dan Malik) <br />
<br />
Kadang ditambah dengan bacaan: <br />
<br />
MIL-ASSAMAAWAATI, WA MIL-ALARDHL, WA MIL-A MAA SYI-TA MIN SYAI-IN BA'D <br />
(Mencakup seluruh langit dan seluruh bumi dan segenap yang Engkau kehendaki selain dari itu) <br />
berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah. <br />
<br />
Dan Do'a lain-lain. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;">Cara I'tidal</span> <br />
<br />
Adapun dalam tata cara i'tidal ulama berbeda pendapat menjadi dua pendapat, pertama mengatakan sedekap dan yang kedua mengatakan tidak bersedekap tapi melepaskannya. Tapi yang rajih menurut kami adalah pendapat pertama. Bagi yang hendak mengerjakan pendapat yang pertama tidak apa-apa dan bagi siapa yang mengerjakan sesuai dengan pendapat kedua tidak mengapa. <br />
<br />
Keterangan untuk pendapat pertama: Kembali meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri atau menggenggamnya dan menaruhnya di dada, ketika telah berdiri (lihat gambar). Hal ini berdasarkan nash dibawah ini: <br />
<br />
Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam An-Nasa-i yang artinya: "Ia (Wa-il bin Hujr) berkata: "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila beliau berdiri dalam sholat, beliau memgang tangan kirinya dengan tangan kanannya." <br />
<br />
Berkata Al-Imam Al-Bukhari dalam shahihnya: "Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, ia berkata dari Malik, ia berkata dari Abu Hazm, ia berkata dari Sahl bin Sa'd ia berkata: "Adalah orang-orang (para shahabat) diperintah (oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ) agar seseorang meletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya dalam sholat." Komentar Abu Hazm: "Saya tidak mengetahui perintah tersebut kecuali disandarkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ." <br />
<br />
Komentar dari Syaikh Abdul 'Aziz bin Abdillah bin Baaz (termaktub dalam fatwanya yang dimuat dalam majalah Rabithah 'Alam Islamy, edisi Dzulhijjah 1393 H/Januari 1974 M, tahun XI): "Dari hadits shahih ini ada petunjuk diisyaratkan meletakkan tangan kanan atas tangan kiri ketika seorang Mushalli (orang yang sholat) tengah berdiri baik sebelum ruku' maupun sesudahnya. Karena Sahl menginformasikan bahwa para shahabat diperintahkan untuk meletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya dalam sholat. Dan sudah dimengerti bahwa Sunnah (Nabi) menjelaskan orang sholat dalam ruku' meletakkan kedua telapak tangangnya pada kedua lututnya, dan dalam sujud ia meletakkan kedua telapak tangannya pada bumi (tempat sujud) sejajar dengan keddua bahunya atau telinganya, dan dalam keadaan duduk antara dua sujud begitu pun dalam tasyahud ia meletakkannya di atas kedua pahanya dan lututnya dengan dalil masing-masing secara rinci. Dalam rincian Sunnah tersebut tidak tersisa kecuali dalam keadaan berdiri. Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwasanya maksud dari hadits Sahl diatas adalah disyari'atkan bagi Mushalli ketika berdiri dalam sholat agar meletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya. Sama saja baik berdiri sebelum ruku' maupun sesudahnya. Karena tidak ada riwayat dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam membedakan antara keduanya, oleh karena itu barangsiapa membedakan keduanya haruslah menunjukkan dalilnya. (Kembali pada kaidah ushul fiqh: "asal dari ibadah adalah haram kecuali ada penunjukannya" -per.) <br />
<br />
Disamping itu ada pula ketetapan dari hadits Wa-il bin Hujr pada riwayat An-Nasa-i dengan sanad yang shahih: Bahwasanya apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dalam sholat beliau memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya." <br />
<br />
Wallaahu a'lamu bishshawab <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Thuma-ninah dan Memperlama Dalam I'tidal</span></span></span> <br />
<br />
"Kemudian angkatlah kepalamu sampai engkau berdiri dengan tegak [sehingga tiap-tiap ruas tulang belakangmu kembali pata tempatnya]." (dalam riwayat lain disebutkan: "Jika kamu berdiri i'tidal, luruskanlah punggungmu dan tegakkanlah kepalamu sampai ruas tulang punggungmu mapan ke tempatnya)." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim, dan riwayat lain oleh Ad-Darimi, Al-Hakim, As-Syafi'i dan Ahmad) <br />
<br />
Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri terkadang dikomentari oleh shahabat: "Dia telah lupa" [karena saking lamanya berdiri]. <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad) <br />
<br />
<span style="font-size: 200%; line-height: 116%;"><span style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">[SUJUD]</span></span></span> <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">SUJUD</span></span></span> <br />
<br />
Sujud dilakukan setelah i'tidal thuma-ninah dan jawab tasmi' (Rabbana Lakal Hamd...dst). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Caranya</span></span></span> <br />
<br />
Dengan tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang pundak atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu (lihat gambar) baru kemudian meletakkan kedua tangan (lihat gambar) pada tempat kepala diletakkan dan kemudian meletakkan kepala kepala dengan menyentuhkan/menekankan hidung dan jidat/kening/dahi ke lantai (tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga). <br />
<br />
Dari Wail bin Hujr, berkat, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Tirmidzi An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ad-Daarimy) <br />
<br />
"Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i dan Daraquthni) <br />
<br />
"Terkadang Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangannya [dan membentangkan] serta merapatkan jari-jarinya dan menghadapkannya ke arah kiblat." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi) <br />
<br />
"Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya" <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Tirmidzi) <br />
<br />
"Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinganya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa'i) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Cara Sujud</span></span></span> <br />
<br />
> Bersujud pada 7 anggota badan (lihat gambar), yakni jidat/kening/dahi dan hidung (1), dua telapak tangan (3), dua lutut (5) dan dua ujung kaki (7). Hal ini berdasar hadits: <br />
<br />
Dari Ibnu 'Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Aku diperintah untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami diperintah untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota badan; yakni kening sekaligus hidung, dua tangan (dalam lafadhz lain; dua telapak tangan), dua lutut, jari-jari kedua kaki dan kami tidak boleh menyibak lengan baju dan rambut kepala." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama'ah) <br />
<br />
> Dilakukan dengan menekan <br />
<br />
"Apabila kamu sujud, sujudlah dengan menekan." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad) <br />
<br />
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menekankan kedua lututnya dan bagian depan telapak kaki ke tanah." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi) <br />
<br />
> Kedua lengan/siku tidak ditempelkan pada lantai, tapi diangkat dan dijauhkan dari sisi rusuk/lambung. <br />
<br />
Dari Abu Humaid As-Sa'diy, bahwasanya Nabi shalallau 'alaihi wasallam bila sujud maka menekankan hidung dan dahinya di tanah serta menjauhkan kedua tangannya dari dua sisi perutnya, tangannya ditaruh sebanding dua bahu beliau." <br />
(Diriwayatkan oleh Al Imam At-Tirmidzi) <br />
<br />
Dari Anas bin Malik, dari Nabi shalallau 'alaihi wasallam bersabda: <br />
"Luruskanlah kalian dalam sujud dan jangan kamu menghamparkan kedua lengannya seperti anjing menghamparkan kakinya." <br />
(Diriwayatkan oleh Al-Jama'ah kecuali Al Imam An-Nasa-i, lafadhz ini bagi Al Imam Al-Bukhari) <br />
<br />
"Beliau mengangkat kedua lengannya dari lantai dan menjauhkannya dari lambungnya sehingga warna putih ketiaknya terlihat dari belakang" <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim) <br />
<br />
> Menjauhkan perut/lambung dari kedua paha <br />
<br />
Dari Abi Humaid tentang sifat sholat Rasulillah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Apabila dia sujud, beliau merenggangkan antara dua pahanya (dengan) tidak menopang perutnya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud) <br />
<br />
> Merapatkan jari-jemari <br />
<br />
Dari Wa-il, bahwasanya Nabi shalallau 'alaihi wasallam jika sujud maka merapatkan jari-jemarinya. <br />
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim) <br />
<br />
> Menegakkan telapak kaki dan saling merapatkan/menempelkan antara dua tumit <br />
<br />
Berkata 'A-isyah isteri Nabi shalallau 'alaihi wasallam: "Aku kehilangan Rasulullah shalallau 'alaihi wasallam padahal beliau tadi tidur bersamaku, kemudian aku dapati beliau tengah sujud dengan merapatkan kedua tumitnya (dan) menghadapkan ujung-ujung jarinya ke kiblat, aku dengar…" <br />
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Ibnu Huzaimah) <br />
<br />
> Thuma-ninah dan sujud dengan lama <br />
<br />
Sebagaimana rukun sholat yang lain mesti dikerjakan dengan thuma-ninah. Juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kalau bersujud baiasanya lama. <br />
<br />
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menjadikan ruku', berdiri setelah ruku' dan sujudnya juga duduk antara dua sujud hampir sama lamanya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim) <br />
<br />
Sujud Langsung Pada Tanah atau Boleh Di Atas Alas <br />
<br />
"Para shahabat sholat berjama'ah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pada cuaca yang panas. Bila ada yang tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah maka membentangkan kainnya kemudian sujud di atasnya" <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Bacaan Sujud</span></span></span> <br />
<br />
Rasulullah membaca <br />
<br />
SUBHAANA RABBIYAL A'LAA 3 kali <br />
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dll) <br />
<br />
atau kadang-kadang membaca <br />
<br />
SUBHAANA RABBIYAL A'LAA WA BIHAMDIH, 3 kali <br />
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dll) <br />
<br />
atau <br />
<br />
SUBHAANAKALLAAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGHFIRLII <br />
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Bacaan Yang Dilarang Selama Sujud</span></span></span> <br />
<br />
"Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Qur-an sewaktu ruku' dan sujud…" <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu 'Awwanah). <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">BANGUN DARI SUJUD PERTAMA</span></span></span> <br />
<br />
Setelah sujud pertama -dimana dalam setiap roka'at ada dua sujud- maka kemudian bangun untuk melakukan duduk diantara dua sujud. Dalam bangun dari sujud ini disertai dengan takbir dan kadang mengangkat tangan (Berdasar hadits dari Ahmad dan Al-Hakim). <br />
<br />
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bangkit dari sujudnya seraya bertakbir" <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim) <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">DUDUK ANTARA DUA SUJUD</span></span></span> <br />
<br />
Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka'at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan) (lihat gambar) dan duduk iq'ak (duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit). Hal ini berdasar hadits: <br />
<br />
Dari 'A-isyah berkata: "Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghamparkan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya syaithan." <br />
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim) <br />
*Komentar Syaikh Al-Albani: duduknya syaithan adalah dua telapak kaki ditegakkan kemudian duduk dilantai antara dua kaki tersebut dengan dua tangan menekan dilantai. <br />
<br />
Dari Rifa'ah bin Rafi' -dalam haditsnya- dan berkata Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila engkau sujud maka tekankanlah dalam sujudmu lalu kalau bangun duduklah di atas pahamu yang kiri." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadhz Abu Dawud) <br />
<br />
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam terkadang duduk iq'ak, yakni [duduk dengan menegakkan telapak dan tumit kedua kakinya]. <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Muslim) <br />
<br />
Waktu duduk antara dua sujud ini telapak kaki kanan ditegakkan dan jarinya diarahkan ke kiblat: <br />
<br />
Beliau menegakkan kaki kanannya (Al-Bukhari) <br />
<br />
Menghadapkan jari-jemarinya ke kiblat (An-Nasa-i) <br />
<br />
Bacaannya <br />
<br />
RABBIGHFIRLII, RABBIGHFIRLII <br />
<br />
Dari Hudzaifah, bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkan dalam sujudnya (dengan do'a): Rabighfirlii, Rabbighfirlii. <br />
(Hadits dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan lafadhz Ibnu Majah) <br />
<br />
ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WA 'AAFINII WAHDINII WARZUQNII <br />
(Abu Dawud) <br />
<br />
ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARZUQNII WARFA'NII <br />
(Ibnu Majah) <br />
<br />
ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII <br />
(At-Tirmidzi) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Thuma-ninah dan Lama</span></span></span> <br />
<br />
Lihat tata cara ruku' Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sholat. <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">MENUJU ROKA'AT BERIKUTNYA</span></span></span> <br />
<br />
Pada masalah ini ada dua tempat/kondisi, yaitu bangkit menuju roka'at berikut dari posisi sujud kedua -pada akhir roka'at pertama dan ketiga- dan bangkit dari posisi duduk tasyahhud awal -pada roka'at kedua. <br />
<br />
> Bangkit/bangun dari sujud untuk berdiri (dari akhir roka'at pertama dan ketiga) didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk istirahat, bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Ketika bangkit bisa dengan tangan bertumpu pada lantai atau bisa juga bertumpu pada pahanya. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Tangan bertumpu pada satu pahanya</span></span></span> <br />
<br />
Dari Wail bin Hujr dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ,berkata (Wa-il); "Maka tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersujud dia meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua tangannya; Berkata (Wa-il): Bila sujud maka …..dan apabila bangkit dia bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada satu paha." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Tangan bertumpu pada lantai (tempat sujud)</span></span></span> <br />
<br />
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bertumpu pada lantai ketika bangkit ke roka'at kedua. <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Diselai duduk istirahat</span></span></span> <br />
<br />
Dari Malik bin Huwairits bahwasanya di malihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sholat, maka bila pada roka'at yang ganjil tidaklah beliau bangkit sampai duduk terlebih dulu dengan lurus." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Abu Dawud dan At-Tirmidzi) <br />
<br />
> Bangkit dari duduk tasyahhud awwal (dari roka'at kedua) dengan mengangkat kedua tangan seraya bertakbir seperti pada takbiratul ihram. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Mengangkat tangan ketika takbir</span></span></span> <br />
<br />
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bangkit dari duduknya mengucapkan takbir, kemudian berdiri <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Ya'la) <br />
<br />
<span style="font-size: 200%; line-height: 116%;"><span style="color: red;"><span style="font-weight: bold;">[DUDUK]</span></span></span> <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">DUDUK TASYAHHUD AWWAL DAN TASYAHHUD AKHIR</span></span></span> <br />
<br />
Tasyahhud awwal dan duduknya merupakan kewajiban dalam sholat <br />
<br />
<span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;"><span style="text-decoration: underline;">Tempat dilakukannya </span></span></span> <br />
<br />
Duduk tasyahhud awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah roka'atnya lebih dari dua (2), pada sholat wajib dilakukan pada roka'at yang ke-2. Sedang duduk tasyahhud akhir dilakukan pada roka'at yang terakhir. Masing-masing dilakukan setelah sujud yang kedua. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;"><span style="font-style: italic;">Cara duduk tasyahhud awwal dan tasyahhud akhir</span></span></span> <br />
<br />
Waktu tasyahhud awwal duduknya iftirasy (duduk diatas telapak kaki kiri) (lihat gambar) sedang pada tasyahhud akhir duduknya tawaruk (duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan dan duduk diatas lantai) (lihat gambar), pada masing-masing posisi kaki kanan ditegakkan. <br />
<br />
Dari Abi Humaid As-Sa'idiy tentang sifat sholat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkat, "Maka apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam dua roka'at (-tasyahhud awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam roka'at yang akhir (-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk di tempat kedudukannya (lantai dll)." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Letak tangan ketika duduk</span></span></span> <br />
<br />
Untuk kedua cara duduk tersebut tangan kanan ditaruh di paha kanan sambil berisyarat dan/atau menggerak-gerakkan jari telunjuk dan penglihatan ditujukan kepadanya, sedang tangan kirinya ditaruh/terhampar di paha kiri (lihat gambar). <br />
<br />
Dari Ibnu 'Umar berkata Rasulullahi shallallahu 'alaihi wa sallam bila duduk didalam shalat meletakkan dua tangannya pada dua lututnya dan mengangkat telunjuk yang kanan lalu berdoa dengannya sedang tangannya yang kiri diatas lututnya yang kiri, beliau hamparkan padanya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Nasa-i). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Berisyarat dengan telunjuk, bisa digerakkan bisa tidak</span></span></span> <br />
<br />
Selama melakukan duduk tasyahhud awwal maupun tasyahhud akhir, berisyarat dengan telunjuk kanan, disunnahkan menggerak-gerakkannya. Kadang pada suatu sholat digerakkan pada sholat lain boleh juga tidak digerak-gerakkan. <br />
<br />
"Kemudian beliau duduk, maka beliau hamparkan kakinya yang kiri dan menaruh tangannya yang kiri atas pahanya dan lututnya yang kiri dan ujung sikunya diatas paha kanannya, kemudian beliau menggenggam jari-jarinya dan membuat satu lingkaran kemudian mengangkat jari beliau maka aku lihat beliau menggerak-gerakkannya berdo'a dengannya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa-i). <br />
<br />
"Dari Abdullah Bin Zubair bahwasanya ia menyebutkan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berisyarat dengan jarinya ketika berdoa dan tidak menggerakannya." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud). <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Membaca do'a At-Tahiyyaat dan As-Sholawaat</span></span></span> <br />
<br />
Do'a tahiyyat ini ada beberapa versi, untuk hendaklah dipilih yang kuat dan lafadhznya belum ditambah-tambah. Salah satu contoh riwayat yang baik adalah sebagai berikut: <br />
<br />
Berkata Abdullah : "Kami apabila shalat di belakang nabi shallallahu 'alaihi wa sallam keselamatan atas jibril dan mikail keselamatan atas si fulan dan si fulan maka rasulullah berpaling kepada kami. Lalu beliau shallallahu 'alaihi wa sallam berkata : sesungguhnya Allah itu As-salam maka apabila shalat hendaklah kalian itu mengucapkan: <br />
<br />
"AT-TAHIYYAATU LILLAHI WAS SHOLAWATU WAT THAYYIBAAT, AS-SALAMU'ALAIKA AYYUHAN NABIY WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUHU, AS-SALAAMU 'ALAINA WA 'ALAA 'IBAADILLAHIS SHALIHIN. ASYHADU ALLAA ILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASULUHU" <br />
<br />
artinya: segala kehormaatan, shalawat dann kebaikan kepunyaan Allah, semoga keselamatan terlimpah atasmu wahai Nabi dan juga rahmat Allah dan barakah-Nya. Kiranya keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih; -karena sesungguhnya apabila kalian mengucapkan sudah mengenai semua hamba Allah yang shalih di langit dan di bumi- Aku bersaksi bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammmad itu hamba daan utusan-Nya. <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari). <br />
<br />
Dari Ka'ab bin Ujrah berkata : "Maukah aku hadiahkan kepadamu sesuatu ? Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang kepada kami, maka kami berkata : 'Ya Rasulullah kami sudah tahu bagaimana cara mengucapkan salam kepadamu, lantas bagaimana kami harus bershalawat kepadamu? Beliau berkata : ucapkanlah: <br />
<br />
"ALLAAHUMMA SHALLI 'ALA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA 'ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID. ALLAAHUMMA BAARIK 'ALAA MUHAMMAD WA 'ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BARAKTA 'ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID." <br />
<br />
artinya: "Ya Allah berikanlah Shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Ibarahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung." <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Berdo'a berlindung dari empat (4) hal.</span></span></span> <br />
<br />
Hal ini dilakukan pada duduk tasyahhud akhir saja. <br />
<br />
…..Apabila kamu telah selesai bertasyahhud akhir maka… <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah) <br />
<br />
Agar tidak menyalahi riwayat -hadits Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam- ini maka dalam tasyahhud awwal bacaannya berhenti sampai membaca sholawat pada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, sedang ta'awudz (berlindung dari 4 hal) ini dibaca hanya ketika tasyahhud akhir. <br />
<br />
Dari Abu Hurairah berkata; berkata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Apabila kamu telah selesai bertasyahhud maka hendaklah berlindung kepada Allah dari empat (4) hal, dia berkata: <br />
<br />
"ALLAAHUMMA INNII A'UUDZUBIKA MIN 'ADZAABI JAHANNAMA WA MIN 'ADZAABIL QABRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAAL." <br />
<br />
artinya: "Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa kubur, fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid Dajjaal." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan lafadhz Muslim) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Berdo'a dengan do'a/permohonan lainnya</span></span></span> <br />
<br />
…kemudian (supaya) dia memilih do'a yang dia kagumi/senangi… <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Al-Bukhari) <br />
<br />
<span style="color: blue;"><span style="text-decoration: underline;"><span style="font-weight: bold;">SALAM</span></span></span> <br />
<br />
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a lainnya. <br />
<br />
"Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam." <br />
(Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Caranya</span></span></span> <br />
<br />
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a salam kemudian ke kiri. <br />
<br />
Dari 'Amir bin Sa'ad, dari bapaknya berkata: Saya melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam memberi salam ke sebelah kanan dan sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya. <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta ibnu Majah) <br />
<br />
Dari 'Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam maka beliau membaca salam ke sebelah kanan (menoleh ke kanan): "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh." Dan kesebelah kiri: "As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi." <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Macam-macam Bacaan Salam</span></span></span> <br />
<br />
Kadang-kadang beliau membaca: <br />
<br />
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh <br />
<br />
atau <br />
<br />
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah) <br />
<br />
atau <br />
<br />
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi <br />
<br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim) <br />
<br />
atau <br />
<br />
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi--- As Salamu'alaikum <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan An-Nasa-i) <br />
<br />
atau <br />
<br />
As Salamu'alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani) <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Gerak yang dilarang</span></span></span> <br />
<br />
Sering terlihat orang yang mengucapkan salam ketika menoleh ke-kanan dibarengai dengan gerakan telapak tangan dibuka kemudian ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan ini dilarang oleh shallallahu 'alaihi wa sallam. <br />
<br />
"Mengapa kamu menggerakkan tangan kamu seperti gerakan ekor kuda yang lari terbirit-birit dikejar binatang buas? Bila seseorang diantara kamu mengucapkan salam, hendaklah ia berpaling kepada temannya dan tidak perlu menggerakkan tangannya." [Ketika mereka sholat lagi bersama Rasullullah, mereka tidak melakukannya lagi]. (Pada riwayat lain disebutkan: "Seseorang diantara kamu cukup meletakkan tangannya di atas pahanya, kemudian ia mengucapkan salam dengan berpaling kepada saudaranya yang di sebelah kanan dan saudaranya di sebelah kiri). <br />
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim, Abu 'Awanah, Ibnu Khuzaimah dan At-Thabrani). <br />
<br />
Diantara gerakkan bid’ah yang dilakukan saat salam adalah gerakkan yang dilakukan oleh orang syi’ah dengan menepukkan kedua tangannya di atas paha tiga kali, sebagai pengganti salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal seperti ini dilakukan oleh syi’ah Iran dan sekitarnya. Maksud dari gerakan itu adalah melaknat malaikat Jibril karena mereka mengatakan Jibril telah salah menyampaikan wahyu. <br />
<br />
<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;"><span style="font-weight: bold;">Dzikir Setelah Sholat</span></span></span> <br />
<br />
Dari Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz kepada seluruh orang melihat tulisan ini dari kalangan kaum muslimin <br />
<br />
“Merupakan dari perbuatan sunnah, seorang muslim mengucapkan setelah setiap shalat fardu membaca ASTAGHFIRULLAH tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan: <br />
<br />
ALLAHUMMA ANTAS SALAAM WA MINKAS SALAAM TABAARAKTA YAA DZAL JALAALI WAL IKRAAM <br />
<br />
LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAH <br />
<br />
LAA ILAAHA ILLALLAHU, LAA NA'BUDU ILLA IYYAHU, LAHUN NI'MATU WALAHUL FADHLU WALAHUTS TSANAA-UL HASAN, LAA ILAAHA ILLALLAHU, MUKHLISHIINA LAHUDDINA WALAU KARIHAL KAAFIRUUN, ALLAHUMMA LAA MAA NI'A LIMAA A'THOITA, WA LAA MU'TIYA LIMAA MANA'TA, WALAA YANFA' DZAL JADDI MINKAL JADDU. <br />
<br />
Khusus setelah shalat subuh dan maghrib, bacalah zikir yang dibawah ini sepuluh kali setelah mengucapkan zikir yang di atas: <br />
<br />
LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU YUHYII WAYUMIIT WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR <br />
<br />
Kemudian membaca: SUBHAANALLAH tigapuluh tiga kali, ALHAMDULILLAH tigapuluh tiga kali; ALLAHU AKBAR tigapuluh tiga kali; untuk melengkapi bilangan menjadi seratus bacalah: <br />
<br />
LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR <br />
<br />
Kemudian membaca ayat kursi, kemudian surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, kalau seandainya setelah shalat subuh dan maghrib dibaca tiga kali. <br />
<br />
Inilah yang lebih baik (afdhal) dan semoga Allah menganugerahkan shalawat dan salam kepada nabi kita Muhammad dan atas keluarga beliau dan sahabat-sahabatnya serta yang mengikutinya dengan baik sampai hari pembalasan.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-47375748486275714882012-02-29T08:08:00.006+07:002012-02-29T09:24:24.189+07:00Macam-Macam Shalat Sunah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQyzbV8eEOKa52rUnZp-g5KevBltdFuJc9D2bOUesTfxAblT_ZMjg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQyzbV8eEOKa52rUnZp-g5KevBltdFuJc9D2bOUesTfxAblT_ZMjg" /></a></div><h1 style="margin: 12pt 0cm 3pt; page-break-after: avoid; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 16pt;"><br />
</span></b></h1><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Shalat sunah disebut juga salat <i>an-nawâfil</i> atau <i>at-tatawwu’</i>. Yang dimaksud dengan <i>an-nawâfil</i> ialah semua perbuatan yang tidak termasuk dalam fardu. Disebut <i>an-nawâfil</i> karena amalan-amalan tsb menjadi tambahan atas amalan-amalan fardu.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Menurut Mazhab Hanafi, shalat <i>an-nawâfil</i> terbagi atas 2 macam, yaitu shalat <i>masnûnah</i> dan shalat <i>mandûdah</i>. Shalat <i>masnûnah</i> ialah shalat-shalat sunah yang selalu dikerjakan Rasulullah, jarang ditinggalkan, sehingga disebut juga dengan shalat <i>mu’akkad</i> (dipentingkan). Shalat <i>mandûdah</i> adalah shalat-shalat sunah yang kadang dikerjakan oleh Rasulullah, kadang-kadang juga tidak dikerjakan, sehingga disebut dengan shalat <i>ghairu mu’akkad</i> (kurang dipentingkan).<br />
<br />
<a name='more'></a></div><h2 style="margin: 5pt 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-size: 18pt;">Shalat Rawatib</span></b></h2><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu. Shalat sunah ini terbagi dalam shalat <i>mu’akkad</i> dan <i>ghairu mu’akkad</i>. Adapun yang termasuk dalam shalat-shalat sunah Rawatib adalah sbg berikut:</div><h3 style="margin: 12pt 0cm 3pt; page-break-after: avoid; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 13pt;">Mu’akkad</span></b></h3><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Dua rakaat qabla subuh ( Sebelum )</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Dua rakaat qabla zuhur ( Sebelum )</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Dua rakaat ba’da zuhur ( Setelah )</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Dua rakaat ba’da maghrib ( Setelah )</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Dua rakaat ba’da isya ( Setelah )</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Rincian tsb berdasarkan hadist Nabi Muhammad SAW:</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">“Dari Abdillah bin Umar, ia berkata: ‘Saya ingat mengenai Rasulullah SAW mengerjakan shalat dua rakaat sebelum Zuhur, dua rakaat setelah Zuhur, dua rakaat setelah Maghrib, dua rakaat setelah Isya, dan dua rakaat sebelum Subuh.” <b>(H.R. Bukhari Muslim)</b></div><h3 style="margin: 12pt 0cm 3pt; page-break-after: avoid; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial; font-size: 13pt;">Ghairu Mu’akkad</span></b></h3><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur </div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Empat rakaat sebelum asar</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>Empat rakaat sebelum maghrib</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Masing-masing berdasarkan rincian hadist-hadist berikut:</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Dari Ummu Habibah: “Nabi SAW bersabda: Barangsiapa mengerjakan empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah mengharamkan baginya dari api neraka.” <b>(H.R. Tarmizi)</b></div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">“Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Allah memberi rahmat kepada orang yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Asar” <b>(H.R. Tarmizi)</b></div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Hadist Nabi Muhammad SAW: “Dari Abdullah bin Mughafal, Nabi SAW bersabda: Shalatlah kamu sebelum Maghrib, shalatlah kamu sebelum Maghrib. Kemudian Nabi mengatakan yang ketiga kalinya bagi yang menghendakinya.” <b>(H.R. Bukhari)</b></div><h2 style="margin: 5pt 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-size: 18pt;">Shalat Sunah Lainnya</span></b></h2><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Selain shalat Rawatib, ada pula shalat sunah lainnya yang tidak berkaitan dengan shalat fardu. Berikut adalah beberapa shalat sunah yang umum dikerjakan beserta definisinya.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Khauf</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat yang dilakukan pada saat-saat genting. Shalat ini dapat dilakukan kapan pun bila kita dalam kondisi merasa takut, misalnya karena perang, bencana alam, ancaman binatang buas, dikejar musuh atau orang jahat, dsb. Syariat shalat khauf ini didasarkan pada surat <i>An-Nisâ</i>: 102.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Dhuha</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah yang dikerjakan pada pagi hari, waktunya dimulai ketika matahari tampak kurang lebih setinggi tombak dan berakhir sampai tergelincir matahari (waktu zuhur). Jumlah rakaat shalat dhuha adalah sekurang-kurangnya dua rakaat, sebanyak-banyaknya duabelas rakaat, ada juga yang menyatakan enambelas rakaat.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Istisqa</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah yang bertujuan untuk meminta hujan. Biasanya dilaksanakan ketika terjadi kemarau panjang sehingga mata air-mata air menjadi kering, tumbuh-tumbuhan mati, manusia dan hewan kekurangan makanan dan air. Bila sudah masuk dalam kondisi ini, dianjurkan pemimpin masyarakat setempat atau ulama mengajak masyarakat untuk bertobat dan berdoa.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Khusuf</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah yang dilakukan karena terjadi gerhana bulan. Waktu shalat khusuf adalah sejak awal gerhana sampai akhir atau tertutupnya bulan tsb.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Kusuf</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah yang dilakukan karena terjadi gerhana matahari. Waktu shalat kusuf adalah sejak awal gerhana sampai selesai atau tertutupnya matahari.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Istikharah</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah dua rakaat yang diiringi dengan doa khusus, dikerjakan untuk memohon petunjuk yang baik kepada Allah SWT sehubungan dengan urusan yang masih diragukan untuk diputuskan akan dikerjakan atau tidak. Urusan yang dimaksud bisa berupa urusan pribadi ataupun yang terkait dengan kepentingan umum. Petunjuk dari Allah SWT ini biasanya akan diperoleh melalui mimpi atau kemantapan hati untuk mengambil keputusan.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Tahajud</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari dan dilaksanakan setelah tidur terlebih dahulu, meskipun hanya sejenak, kemudian diiringi dengan doa khusus. Shalat tahajud boleh dilakukan di awal, tengah, atau di akhir malam, asalkan sesudah tidur, namun melakukannya pada sepertiga malam yang terakhir adalah lebih baik, karena pada saat itu terdapat waktu doa para hamba dikabulkan oleh Allah SWT.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Gaib</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat yang dilakukan atas seseorang yang meninggal dunia di suatu tempat atau negeri, baik jauh ataupun dekat dari tempat orang yang melaksanakan shalat, dan mayatnya tidak ada di tempat (di hadapan) orang-orang yang menshalatkan.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Hajat</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah dua rakaat yang dikerjakan seseorang yang mempunyai hajat (keperluan) agar keperluan tsb dimudahkan dan dilancarkan oleh Allah SWT.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Tahyatul Masjid</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan terhadap masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia duduk.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Idain</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat yang dilakukan pada saat dua hari raya, yaitu <i>Idul Fitri</i> dan <i>Idul Adha</i>. Idul Fitri dilaksanakan berkaitan dengan selesainya bulan Ramadhan yang jatuh pada tanggal <i>1 Syawal</i>. Idul Adha dilaksanakan bertepatan dengan selesainya pelaksanaan ibadah haji, yaitu tanggal <i>10 Zulhijjah</i>, yang biasanya seusai shalat dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban bagi yang mampu.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Tarawih</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah yang dikerjakan umat Islam setiap malam selama bulan Ramadhan. Ada beberapa pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih, yang pertama adalah 11 rakaat terdiri dari 4 rakaat, kemudian 4 rakaat lagi, dan ditutup dengan 3 rakaat shalat witir. Lalu ada pula yang menyatakan 8 rakaat salam kemudian witir 3 rakaat. Pendapat lain menyatakan 20 rakaat ditambah 3 rakaat witir, sehingga seluruhnya adalah 23 rakaat. Ada pula sebagian imam yang menyatakan lebih dari itu.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Witir</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Witir berarti ganjil. Sehingga shalat witir adalah nama bagi shalat yang rakaatnya ganjil (selain shalat Maghrib), yaitu shalat 1 rakaat, 3 rakaat, 5 rakaat, 7 rakaat, 9 rakaat, atau 11 rakaat yang bersambungan dan hanya satu kali salam. Waktu pelaksanaannya adalah malam hari, sesudah shalat Isya sampai terbit fajar. Yang paling baik, witir dijadikan sebagai shalat yang paling akhir dikerjakan pada malam hari. Bila seseorang khawatir tidak bangun pada waktu menjelang terbit fajar, ia boleh mengerjakan shalat witir segera setelah shalat fardu dan sesudah Isya.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Taubat</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat untuk menyatakan bahwa kita bertaubat dari suatu dosa, artinya menyesal atas perbuatan yang dilakukan, dan bertekad kelak tidak akan melakukannya lagi, disertai permohonan ampun kepada Allah.</div><div class="MsoNormal"><b>Shalat Tasbih</b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">Shalat sunah empat rakaat yang setiap rakaatnya membaca tasbih sebanyak 75 kali, sehingga seluruhnya berjumlah 300 kali. Rincian jumlah tasbih untuk setiap rakaat adalah sbg berikut: </div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>15 kali sesudah membaca surat dan sebelum rukuk</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>10 kali sesudah membaca tasbih rukuk dan sebelum i’tidal</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>10 kali setelah membaca tahmid i’tidal</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>10 kali setelah membacab tasbih sujud</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>10 kali setelah membaca doa duduk diantara dua sujud</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>10 kali setelah membaca tasbih sujud kedua</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 72pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">· </span>10 kali setelah duduk istirahat sesudah sujud kedua.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm 5pt 36pt;">Bagi setiap muslim, dianjurkan mengerjakan shalat tasbih setiap malam, bila tidak mampu maka sekali seminggu, atau sekali sebulan, atau sekali setahun, bila masih tidak bisa, maka sekurang-kurangnya sekali seumur hidup, jangan sampai ditinggalkan sama sekali. Waktu pelaksanaannya dapat siang hari atau malam hari, empat rakaat dengan satu atau dua kali salam.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm; text-align: justify;"></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse;"><tbody>
<tr> <td style="padding: 0cm 0.5pt; width: 240.15pt;" width="320"><div class="MsoNormal"><u>Keutamaan Shalat Sunnah</u></div></td> <td style="padding: 0cm 0.5pt; width: 191.85pt;" width="256"><div class="MsoNormal"></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal">Rasulullah SAW bersabda:</div><div class="MsoNormal">“Bagi orang yang mengerjakan shalat mendapatkan tiga macam (kebaikan), yaitu: Malaikat mengerumuninya sejak dari telapak kaki sampai ke atas langit, kebaikan turun kepadanya dari atas langit sampai atas kepalanya, dan malaikat berseru “Seandainya orang yang sedang shalat ini mengetahui dengan siapa ia berbicara (berkomunikasi), niscaya ia tidak akan mau berhenti (dari shalatnya)”.</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Dari Ka’ab Al Ahbar ra. Bahwasanya ia berkata :”Seandainya salah seorang diantara kamu sekalian bisa melihat pahala dua rakaat dari shalat sunnah, niscaya ia akan melihat bahwa pahalanya itu lebih besar daripada gunung yang menjulang tinggi. Sedangkan pahala shalat wajib maka jauh lebih besar lagi”.</div><div class="MsoNormal">Subhanallah…!!!</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Dari Samurah bin Jundub dari seorang sahabat Rasul, bahwasanya beliau bersabda: “Shalat sunnah seseorang didalam rumahnya itu lebih banyak pahalanya dibandingkan shalat sunnah di depan orang banyak, yaitu seperti keutamaan shalat jama’ah atas shalat sendirian”.</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Dari Nabi SAW. Beliau bersabda :”Shalat sunnah seseorang didalam rumahnya itu merupakan cahaya, maka cahayailah (terangilah) rumah-rumahmu”.</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Dari Abu Hurairah ra.Nabi SAW bersabda :</div><div class="MsoNormal">“Barangsiapa yang mengerjakan shalat sunnah 20 raka’at antara maghrib dan isya maka Allah akan memelihara keluarga, agama, dunia, dan akhiratnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan shalat subuh lalu ia duduk ditempat shalatnya sampai matahari terbit, kemudian ia menegerjakan shalat dua raka’at, maka Allah membuatkan dinding (penghalang) baginya dari api neraka nanti pada hari kiamat”.</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Zaid bin Aslam meriwayatkan dari Umar ra.dimana ia berkata :”Saya berkata kepada Abu Dzarr ra.”Nasihatilah saya wahai paman”. Abu Dzarr berkata: saya telah meminta kepada Rasulullah SAW seperti apa yang kamu minta kepada saya, lalu beliau bersabda:</div><div class="MsoNormal">“Barangsiapa yang mengerjakan shalat dhuha dua raka’at, maka ia tidak akan dicatat termasuk orang-orang yang lupa. Barangsiapa yang mengerjakannya empat raka’at, maka ia dicatat termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam raka’at, maka pada hari itu tidak akan terkena dosa. Barangsiapa yang mengerjakannya delapan raka’at, maka ia dicatat termasuk orang-orang yang sangat taat. Dan barangsiapa yang menegrjakannya 12 raka’at, maka dibangunkan sebuah rumah baginya didalam syurga”.</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Ada yang mengatakan bahwa keutamaan shalat sunnah diwaktu malam atas shalat diwaktu siang adalah seperti keutamaan shadaqah secara sembunyi-sembunyi atas shadaqah secara terang-terangan.</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Dari Anas bin Malik ra.dari Nabi SAW beliau bersabda:</div><div class="MsoNormal">“Tidak ada suatu tempat yang dipergunakan untuk shalat dan berdzikir kepada Allah, melainkan tempat itu akan merasa gembira dengan yang demikian itu sampai kedasar bumi yang ketujuh, lalu ia berbangga kepada tempat yang berada disekitarnya. Dan tidak ada seorang hamba yang berada ditengah hutan yang bermaksud untuk mengerjakan shalat, melainkan bumi akan berhias untuknya”.</div><div class="MsoNormal"></div><div class="MsoNormal">Diceritakan dari Khalid bin Ma’dan bahwasanya ia berkata: “Saya mendapatkan informasi bahwa Allah berbangga kepada Malaikat dengan 3 kelompok orang, yaitu:</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;">1.<span style="font-size: 7pt;"> </span>Seseorang yang berada ditengah hutan, lalu ia beradzan dan beriqamah kemudian mengerjakan shalat sendirian; maka Allah Ta’ala berfirman :”Lihatlah hambaKu yang mengerjakan shalat sendirian tanpa seorangpun yang melihatnya selain Aku, hendaknya 70.000 Malaikat turun dan mengerjakan shalat dibelakangnya”.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;">2.<span style="font-size: 7pt;"> </span>Seseorang yang bangun diwaktu malam lalu mengerjakan shalat sendirian, dimana ia sujud, dan setelah itu ia tidur dan dianggap sedang sujud; maka Allah Ta’ala berfirman:”Lihatlah hamba-Ku yang nyawanya ada pada sisi-Ku dan tubuhnya sedang bersujud kepada-Ku”.</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;">3.<span style="font-size: 7pt;"> </span>Seseorang yang berada ditengah-tengah medan peperangan, dimana ia tetap tegar hingga terbunuh”. </div><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt;"><br />
</span></b> <br />
<h2 style="margin: 5pt 0cm; text-align: center;"><b><span style="font-size: 18pt;">Pengertian Shalat Jum'at, Hukum, Syarat, Ketentuan, Hikmah Dan Sunah Solat Jumat</span></b></h2><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">A. Arti Definisi / Pergertian Shalat Jumat</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Sholat Jum'at adalah ibadah salat yang dikerjakan di hari jum'at dua rakaat secara berjamaah dan dilaksanakan setelah khutbah.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">B. Hukum Sholat Jum'at</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Shalah Jum'at memiliki hukum wajib 'ain bagi laki-laki / pria dewasa beragama islam, merdeka dan menetap di dalam negeri atau tempat tertentu. Jadi bagi para wanita / perempuan, anak-anak, orang sakit dan budak, solat jumat tidaklah wajib hukumnya.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Dalil Al-qur'an Surah Al Jum'ah ayat 9 :</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">" Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">C. Syarat Sah Melaksanakan Solat Jumat</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">1. Shalat jumat diadakan di tempat yang memang diperuntukkan untuk sholat jumat. Tidak perlu mengadakan pelaksanaan solat jum'at di tempat sementara seperti tanah kosong, ladang, kebun, dll. 2. Minimal jumlah jamaah peserta salat jum'at adalah 40 orang. 3. Shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur / zuhur dan setelah dua khutbah dari khatib.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">D. Ketentuan Shalat Jumat</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">Shalat jumat memiliki isi kegiatan sebagai berikut : 1. Mengucapkan hamdalah. 2. Mengucapkan shalawat Rasulullah SAW. 3. Mengucapkan dua kalimat syahadat. 4. Memberikan nasihat kepada para jamaah. 5. Membaca ayat-ayat suci Al-quran. 6. Membaca doa.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">E. Hikmah Solat Jum'at</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">1. Simbol persatuan sesama Umat Islam dengan berkumpul bersama, beribadah bersama dengan barisan shaf yang rapat dan rapi. 2. Untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antar sesama manusia. Semua sama antara yang miskin, kaya, tua, muda, pintar, bodoh, dan lain sebagainya. 3. Menurut hadis, doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT akan dikabulkan. 4. Sebagai syiar Islam.</div><div class="MsoNormal" style="margin: 5pt 0cm;">F. Sunat-Sunat Shalat Jumat</div>1. Mandi sebelum datang ke tempat pelaksanaan sholat jum at. 2. Memakai pakaian yang baik (diutamakan putih) dan berhias dengan rapi seperti bersisir, mencukur kumis dan memotong kuku. 3. Memakai pengaharum / pewangi (non alkohol). 4. Menyegerakan datang ke tempat salat jumat. 5. Memperbanyak doa dan salawat nabi. 6. Membaca Alquran dan zikir sebelum khutbah jumat dimulai.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-44165896516884935882012-02-28T09:01:00.002+07:002012-02-29T09:25:29.610+07:00Pemuda Bertemu Nabi Khidir<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRm-mqZOxvT9vnI4sMN1ZnlxmgQNkHIXdiCM5SYK0VgjjXDHrQKUw" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRm-mqZOxvT9vnI4sMN1ZnlxmgQNkHIXdiCM5SYK0VgjjXDHrQKUw" /></a></div><br />
<br />
Disalah satu ponpes di Jombang ada seorang Santri yang ingin membuktikan untuk bertemu dengan Nabi Khidir secara yadho' (sadar) bukan dengan mimpi dan dia mendatangi kia pemimpin pondok dan mengutarakan maksud hatinya kepada yai.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Mbah Yai terdiam dan berkata;" Le awakmu nek kepingin kepetthuk Nabi khidir mengko Sholat Jumat awakmu nang masjid sing awal-awal lan mulih sing paling akhir yo, lakoni riyadhoh iku 41X sing istiqamah gak oleh kepeddot meskipun siji jum'at(Kamu kalau ingin bertemu dengan Nabi Khidir Syaratnya harus datang sholat Jumat harus datang pertama kali sebelum ada orang yang datang dan pulang dari masjid yang paling akhir sesudah semua orang pulang dari masjid lakukan itu 41x jumat tanpa ada 1 jumat pun yang terlewat)<br />
<br />
"Engkuk nek mari 41x jumat (jumat terakhir) awakmu kepetthuk karo wong terakhir lewat nang masjid awak salaman ambek wong iku yo le" (Nanti kalo sudah sampai pada sholat jumat yang ke 41 atau jumat yang terakhir, ketika kamu keluar dari masjid ketemu dengan orang yang lewat di depan masjid siapa saja orang yang tidak kamu kenal kamu salaman ya dengan dia)<br />
<br />
Jawab Santri: Inggih Yai<br />
Akhirnya sang santri melanjutkan riyadhohnya dengan melakukan sholat Jumat datang paling Awal (sebelum masjid dia sudah datang duduk di serambi masjid) dan Pulang Paling Akhir (setelah masjid ditutup) beliau lakukan dengan Istiqamah jika di kalkulasi maka waktu yang dia lakukan (1 bulan = 5 jumat maka 41 jumat = 8 bulan lebih 1 jumat)<br />
<br />
Setelah Jumat yang ke 41x dia datang kepada mbah yai ingin memberitahu bahwa riyadhoh dia sebentar lagi akan berakhir dan ingin meminta Nasehat<br />
<br />
Mbah Yai: "Sekarang adalah jumat yang terakhir nanti sepulangnya dari masjid ketika kamu bertemu dengan orang Asing Yang tidak di kenal kamu jabat tangannya dan bersalaman minta doa' darinya ya"<br />
<br />
Santri : "Iya mbah"<br />
<br />
Singkat Cerita setelah Pulang dari Masjid dia menunggu orang yang terlihat Alim dan Aneh yang tidak di kenal, hanya saja yang ditunggu tidak datang kebetulan lewat penjual Gado2 yang sedang menjajakan Dagangannya.Akhirnya Pulanglah dia dengan kecewa sambil bertanya-tanya apa maksud mbah yai menyuruhnya menunggu bersalaman denganorang yang tidak dikenal<br />
<br />
<br />
Mbah Yai : "Gimana sudah ketemu dengan Nabi khidir" ?<br />
<br />
Santri: "Belum Yai Nabi Khidirnya tidak datang, yang ada kebetulan lewat orang penjual gado2 yai"<br />
<br />
Mbah Yai: " Cung Jumat Depan --Jumat yang ke 42 kamu lakoni riyadhoh kamu tetap seperti biasanya ingan ketemu dengan orang yang paling akhir kamu temui dari masjid siapa saja kamu jabat tangannya ya dan bersalama"<br />
<br />
Santri : "Iya Mbah"<br />
Pada Jum'at yang ke 42<br />
Sang Santri tetap seperti biasa melanjutkan riyadhohnya Duduk di serambi masjid seperti biasa menunggu semua jema'ah bubar<br />
<br />
"Ketika beliau asyik menunggu dan dengan waspada meliahat di sekeliling masjid, akhirnya tampak dari kejahuan seorang China laki-laki yang memakai celana Pendek berjalan menuju ke arah dirinya, <br />
Muncullah Gejolak dalam dirinya apakah dia harus bersalaman dengn beliau seperti perintah dari gurunya ataukah membiarkannya begitu saja "<br />
Santri: " Tidak mungkin orang cina ini Nabi Khidir dia itu orang China Nabi Khidir" (Orang China kebanyakan pada saat itu beragama Budha atau konghucu) karena tidak mendapat respon Orang cina tersebut segera berlalu. Lebih baik saya Pulang Saja<br />
(Nafsu telah mengalahkan ketaatannya pada sang guru rupanya, pulanglah santri dengan langkah gontai dengan kecewa dengan berbagai macam prasangka kepada Gurunya terutama sekali kepercayaan beliau kepada mbah yai sudah berkurang)<br />
<br />
Setelah pulang dari masjid masuklah beliau menemui mbah Yai di rumahnya (Ndalem)<br />
<br />
Mbah Yai: "Piye Cung , sudah ketemu dengan Nabi Khidir?"<br />
<br />
Santri: "Mboten yai, tidak ketemu dengan nabi khidir ketemunya setelah pulang bertemunya dengan orang cina pake kolor / celana Pendek yai"<br />
<br />
Mbah Yai: " Ingat Jumat ke 43 ---- Jumat terakhir kamu tetap riyadhoh seperti biasa ingat ketemu dengan orang siapa saja kamu salaman minta do'a dari dia, jangan nafsu dan prasangka mu mengalahkan ketaatanmu kepada diriku cung, Kalo kamu tidak taat kepada nasehat dan perintahku maka selamanya kamu tidak bertemu dengan nabi khidir, Wis Berangkatlah Cung "<br />
<br />
Santri: "Inggih Yai" (iyah Kiai)<br />
<br />
Jumat Yang Ke 43 <img alt="" border="0" class="inlineimg" src="http://static.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/06.gif" title="Frown" />Singkat cerita)<br />
Sang Santri menunggu di serambi masjid dengan sabar sambil mengingat pesan sang guru (jika dia tidak patuh dan berprasangka buruk maka dia tidak akan bertemu dengan nabi khidir)<br />
<br />
Tiba2 terlihat dari jauh pengemis berpakaian compang camping yang berbau tidak enak yang dikerubungi lalat yang berjalan tertatih-tatih.<br />
<br />
Kaget melihat pemandangan tersebut sontak sang santri turun dari serambi mesjid berlari mengejar sang pengemis dan berusaha menghentikan sang pengemis.<br />
<br />
Santri: Mbah2 berhenti mbah berhenti mbah berhenti<br />
(tanpa ba bi bu dia bersalaman mencium dan memegang tangan pengemis yang penuh luka (luka koreng) tanpa rasa jijik sedikitpun<br />
<br />
Pengemis / Nabiyullah khidir (Dengan tenang) :" Ono opo nduk awakmu kate ketemu karo aku (Ada apa nak kamu ingin bertemu dengan diriku)"<br />
<br />
Santri: "Oh Nabiyullah Khidir ada yang ingin saya tanyakan dan Ada yang ingin Anda doakan kepada diriku?'<br />
<br />
Pengemis / Nabiyullah khidir: "Silahkan?"<br />
<br />
Santri: "Wahai Nabiyullah telah lama saya menunggu Anda 42 Jumat Saya menunggu Anda tetapi mengapa Anda tidak menemui saya'?"<br />
<br />
Pengemis / Nabiyullah khidir : " Bukankah guru yaimu berpesan untuk bersalaman dengan setiap orang yang kau temui terakhir kali setelah selesai sholat Jumat, Bukankah Gurumu menyuruhmu secara tidak langsung untuk menemui dan bersalaman meminta do'a kepada penjual Gado2 dan Orang Cina memakai kolor/celana pendek"? Nafsu dan prasangkamu kepada Mbah Yai mu telah mengalahkan bashirah (mata hati) mu sehingga terhijab dari diriku'<br />
<br />
<br />
Santri: " Anda Betul wahai Nabiyullah Khidir", Wahai Nabiyullah berdoalah Anda kepada Allah tentang diriku, karena Do'amu adalah Istijabah nabiyullah?<br />
<br />
Pengemis / Nabiyullah khidir : " Baiklah Apa permintaanmu, ingin kekayaan,sebutkan saja'? Apa yang harus aku mintakan do'a kepada Allah<br />
<br />
Santri : ' Wahai Nabiyullah Saya Hanya ingin Anda mendoakan saya mendapat kebaikan dan dilindungi dari segala keburukan di dunia dan akhirat (do'a sapu jagad)<br />
<br />
Pengemis / Nabiyullah khidir : " Baiklah akan saya do'akan agar engkau mendapat kebaikan dan dilindungi dari segala keburukan di dunia dan akhirat" <br />
<br />
Sang Santri akhirnya pulang / kembali ke pondok<br />
<br />
Sang Santri kembali kepondok dan langsung kedalem (rumah mbah yai) untuk menceritakn pengalaman supra yang telah dialaminya kepada mbah yai, dan langsung disambut oleh beliau:<br />
<br />
<br />
Mbah Yai : "Cung piye wis ketemu karo nabi khidir awakmu minta di dunga'no opo ae karo nabi khidir?"<br />
<br />
<br />
Santri: "(dengan keheranan dan dengan perasaan bersalah) Inggih Yai Kulo nyuwun nyapuro sing sanget, (iya Kyai saya telah bertemu dengan beliau (Nabi Khidir) ) saya meminta maaf kepada kyai karena tidak menuruti perintah yai pada jumat ke 41 dan ke 42) Kulo boten nyuwun nopo2 kunyo nyuwun di dunga'no selamet dunia maring akhirat mawon (Saya tidak minta harta kyai hanya ingin di doakan selamat dunia akhirat saja tidak lebih)<br />
<br />
Mbah Yai: " Cung Awakmu sesuk metu yo teko pondok, wis dak usah mulang maneh nang kene, awakmu ngaweo pondok yo"(Cung mulai besok kemasi barang2 mu dari pondok, kamu keluar dari pondok dan berdakwahlah kamu di daerah asalmu)"<br />
<br />
<br />
Santri : "Inngih yai Kula laksanaaken perintah nipun panjenengan (iya kyai saya laksanakan)"<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-15447891311249396732011-09-30T14:14:00.000+07:002011-09-30T14:14:25.578+07:00Jin Abdullah bin Abhar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSCqaY09uarzGwQCdnQt4TG-5uGNGUfsbzNYY26MbBC0T7lD6E96Q" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSCqaY09uarzGwQCdnQt4TG-5uGNGUfsbzNYY26MbBC0T7lD6E96Q" /></a></div>Semasa Rasulullah SAW berdakwah di Mekah, satu pertemuan telah dirancang secara diam-diam untuk memalukan Rasulullah SAW. Berhala pujaan kafir bernama Walid ditempatkan dan Walid bersujud padanya. Jin kafir yang bernama Masfir telah memasuki badan berhala itu, mempamerkan kebolehannya bersembunyi di balik patung dengan mengeluarkan suara-suara yang mendustakan Rasulullah SAW.<br />
<br />
Jin itu memasuki patung berhala, menggetarkan badan patung dan berkata;Sungguh Muhammad bukanlah nabi. Tak perlu kau membenarkannya.<br />
<br />
Ibnu Masud, yang kukuh imannya, menyaksikan berhala ini mengerutkan dahinya, Meracaukah berhala ini, ya Rasulullah SAW?<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Rasulullah SAW tenang bersabda, "<i>Ibnu Masud, sahabatku. Engkau jangan gusar, ini hanyalah permainan syaitan yang nyata</i>"; Sesudahnya Rasulullah SAW diikuti Ibnu Masud meninggalkan pertemuan muslihat kaum musyrik itu.<br />
<br />
Dalam perjalanan pulang Rasulullah SAW dan Ibnu Masud dihentikan seorang penunggang kuda yang berpakaian hijau. Penunggang kuda tak dikenali itu turun dari pelana kuda dan mengucap salam kepada Rasulullah SAW. Beliau menjawab dengan pantas, lalu bertanya “<i>Siapakah engkau wahai penunggang kuda? Sungguh aneh salammu</i>”.<br />
<br />
Penunggang kuda misteri itu mengangguk; “Ya Rasulullah SAW Sungguh diriku adalah dari golongan jin yang setia menganut Islam sejak zaman Nabi Nuh. Ketahuilah, aku telah meninggalkan negeriku sangat lama. Dan sekembalinya aku di rumahku, aku hairan melihat isteriku menangis tersedu-sedu. Aku bertanya apa yang telah terjadi dan membuatnya begitu sedih. Isteriku menjelaskan, Engkau sama sekali belum tahu, beberapa masa lalu Masfir telah mendustakan Rasulullah SAW. <br />
“Aku marah besar kepada Masfir dan terus memburunya. Di antara Shaffa dan Marwa aku berjaya menangkapnya. Kepalanya kupancung dan aku tinggalkan badannya bak anjing hina tiada kepala. Lihatlah, darahnya masih segar di mata pedangku ini.”<br />
<br />
Rasulullah saw mengangguk-angguk. Beliau mendoakan jin yang memiliki kebajikan itu, “<i>Siapa namamu?"</i> Jin mukmin itu menyebutkan, Namaku Muhair bin Abhar, ya Rasulullah SAW. Saya berhuni di bukit Thursina. Adakah engkau mengizinkan aku membalas penghinaan kaum musyrik melalui mulut berhala, seperti Musfir telah dustakan dirimu? Rasulullah SAW bersabda, Lakukan sesukamu.<br />
<br />
Beberapa penduduk kota Mekkah mengundang Rasulullah SAW untuk suatu pertemuan. Beliau menghadirinya dan di sana berhala Hubbal kembali diletakkan di atas meja. Satu demi satu orang-orang musyrik mulai bersujud pada;Wahai Hubbal. Sabdakan sesuatu tentang Muhammad pada kami. Patung berhala beku, diam tidak kuasa bertindak. Jin Muhair bin Abhar lalu merasuki berhala dan berkata, Hai penduduk Mekkah, camkanlah! Muhammad itu benar. Agamanya benar. Dia mengajak kamu kepada kebenaran. Kamu yang bergantungan kepada berhala-berhala mati ini adalah sesat. Jika kamu tidak mengimani Muhammad dan membenarkannya nescaya kamu akan kekal tinggal di neraka. Berimanlah kamu <b>ALLAH</b>. Dialah nabi <b>ALLAH</b> dan sebaik-baik makhluk <b>ALLAH</b>.<br />
<br />
Orang-orang musyrik meradang. Abu Jahal menerjang Hubbal dengan marah. Patung berhala yang tidak berdaya ini ia terpelanting jatuh berkeping-keping. Rasulullah SAW tenang meninggalkan pertemuan itu .Kepada jin yang mukmin itu Rasulullah SAW berkenan untuk memberi nama baru kepadanya iaitu Abdullah bin Abhar.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-10934457197956765022011-09-30T14:05:00.002+07:002011-10-01T13:53:36.528+07:00Keluarga Jin Masuk IslamSeorang wanita menderita penyakit aneh. Dari hari ke hari penyakitnya semakin teruk. Walupun suaminya telah membawanya ke doktor, namun penyakitnya tidak juga sembuh. Kemudian suaminya datang berjumpa dengan Syeikh Wahid Abdus Salam. Setelah Syeikh itu membacakan beberapa ayat Al-Quran, ternyata ada jin yang masih muda masuk ke dalam tubuh wanita itu. <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Nama jin itu adalah Gergus. Tetapi Syeikh Wahid berjaya mengeluarkan jin itu dan mengislamkannya, lalu menukar namanya menjadi Khalid. <br />
<br />
Malangnya, dua bulan kemudian, wanita itu sakit lagi. Suaminya membawanya semula kepada Syeikh Wahid untuk disembuhkan. Setelah Syeikh membacakan beberapa ayat Al-Quran, tiba-tiba ada jin bersuara lantang kepada Syeikh Wahid menerusi lisan wanita itu : "Apa yang kamu inginkan dari kami!" <br />
<br />
Syeikh : Siapa namamu?<br />
Jin : Yohanes<br />
Syeikh : Kalau begitu, tentu kamu beragama kristian?<br />
Jin : Ya<br />
Syeikh : Kenapa kamu masuk ke dalam jasad wanita Muslim ini?<br />
Jin : Kerana kamu telah mengambil anakku, Gergus. Kamu telah pula mengislamkannya, sehingga aku menjadi murka dan ingin membalas dendam.<br />
Syeikh : Saya menawarkan Islam kepadamu dan kamu bebas samada menerima atau menolaknya.<br />
Jin : Sebaiknya kamu diam dan tak payah banyak kerenah !<br />
Syeikh : Mengapa ?<br />
Jin : Kerana saya adalah seorang pendeta Kristian di kalangan bangsa jin.Bagaimana mungkin saya mau masuk Islam?<br />
Syeikh : Kalau begitu terangkanlah agama kristian kepadaku. Selepas itu, aku akan menerangkan pula mengenai agama Islam kepadamu. Siapa yang berjaya meyakinkan di antara kita kebenaran di antara kedua-dua agama ini, maka hendaklah ia masuk ke dalam agama yang benar, tetapi dengan syarat tidak fanatik dan mestilah ikhlas. Semoga <b>ALLAH</b> menunjuki kita semua kepada jalan yang benar.<br />
Jin : Baiklah,Kamu jelaskan terlebih dahulu mengenai Islam. <br />
<br />
Syeikh Wahid Abdus Salam menerangkan kepada jin itu menganai Islam dengan terlebih dahulu mendedahkan kepalsuan agama kristian. Walaupun jin itu cuba membantahnya, tetapi dia terpaksa akur dengan keterangan Syeikh Wahid, kerana hujahnya yang kuat. Syeikh itu tidak pindah dari satu tajuk ke tajuk lain sehingga jin itu merasa puas dengan keterangan dan hujah yang diberikan. Kemudian Syeikh menerangkan mengenai keistimewaan agama Islam dan kesesuaiannya untuk segala azam dan tempat. Sebagai penutup hujahnya, Syeikh Wahid membacakan sebuah ayat Al-Quran untuk lebih meyakinkan jin itu. <br />
<br />
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman ialah orang-orang yang berkata :"Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan kerana di antara mereka itu terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib juga kerana sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri. <br />
<br />
Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasulullah(Muhammad SAW), kamu lihat mata mereka menitikkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri) seraya berkata : <i>"Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al-Quran dan kenabian Muhammad SAW). <br />
Mengapakah kami tidak akan beriman kepada Allah dan kebenaran yang datang kepada kami, padahal kami sangat ingin agar Tuhan kami memasukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang soleh? Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan (yakni) syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan(bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan." </i>(Al-Maidah:82-85) <br />
Selepas mendengar ayat tersebut, jin itu menitiskan air matanya seraya berkata : "Aku beriman aku beriman aku beriman."<br />
<br />
Syeikh : Apakah kamu beriman dari hatimu atau kerana takut kepada seseorang?<br />
Jin : Kamu tidak dapat memaksa aku untuk berbuat sesuatu. Saya telah beriman kepada Allah dengan ikhlas.<br />
Syeikh : Kalau begitu, ucapkanlah syahadat dan bertaubatlah.<br />
Jin : (Jin itu kemudian mengucapkan syahadat dan bertaubat).Tetapi jika jin lain mengetahui keislamanku, pasti mereka akan membunuhku.<br />
Syeikh : Kamu akan tinggal di tengah-tengah jin Muslim dan mereka akan melindungimu. Jin : Tetapi aku ingin melihat anakku, Khalid.<br />
Syeikh : Pergilah ke Masjid itu dan panggillah dia. (Kemudian Khalid datang seraya mengucapkan salam kepada bapanya. Syeikh Wahid bertanya khabar mengenai Khalid. Maka terjadilah dialog di antara mereka) <br />
<br />
Khalid : Alhamdulillah, saya gembira sekali sejak saya masuk Islam dan berkumpul bersama saudara-saudara ku jin Muslim. Islam adalah kebahagiaan dan kegembiraan, yang menenangkan jiwa kami. Saya semakin bertambah bahagia ketika mengetahui keislaman bapaku. <br />
<br />
Syeikh : Wahai Khalid, apakah kamu ada mengenali salah seorang pemuda perkasa di kalangan jin Muslim? Khalid : Ya, cukup ramai yang saya kenali.<br />
Syeikh : Panggillah salah seorang dari mereka.<br />
Khalid : (Ia memanggil pemuda dari bangsa jin, yang segera datang sambil mengucapkan salam).<br />
Syeikh : Wa'alaikumus Salam. Apakah kamu sanggup membela dan melindungi saudaramu dari kekejaman jin kristian?<br />
Pemuda : Ya, dengan izin <b>ALLAH</b>. Kami terdiri dari para pemuda yang gagah, kami tidak akan menyerahkan saudara kami sesame Muslim kepada musuh-musuh kami, kami akan pertahankannya walaupun kami harus terbunuh kerana membelanya. (Lalu pemuda jin itu membawa Yohanes ke kumpulan mereka dan hidup sebagai satu jemaah Muslim. Di rasuk kembali.<br />
<br />
Tetapi satu bulan kemudian, wanita yang telah disembuhkan oleh Syeikh Wahid itu kembali sakit dan dirasuki jin. Suami wanita itu membawa semula isterinya kepada Syeikh Wahid untuk diubati. Setelah membacakan beberapa ayat Al-Quran, jin yang memasuki tubuh wanita itu mulai menunjukkan reaksi marah. <br />
<br />
Syeikh : Bismillah siapa namamu?<br />
Maryam : Maryam<br />
Syeikh : Mengapa kamu masuk ke dalam tubuh wanita ini?<br />
Maryam : Untuk membalas dendam kerana suamiku dan anakku telah kamu Islamkan.<br />
Syeikh : Jadi, kamu Nasrani?<br />
Maryam : Ya<br />
Syeikh : Dengarkan dariku satu kalimat<br />
Maryam : Separuh kalimat pun aku tidak mendengarnya<br />
Syeikh : Apakah kamu tahu apa yang akan saya katakan?<br />
Maryam : Ya, kamu akan mengemukakan ajaran Islam kepadaku.<br />
Syeikh : Apakah kamu sudah mengenaliku?<br />
Maryam : Ya, kamu Wahid. Saudara-saudaraku sesame jin telah berpesan kepadaku agar tidak mendengar sesuatu pun darimu kerana kamu menyihir manusia dan jin lalu kamu masukkan mereka ke dalam Islam.<br />
Syeikh ; Kalau begitu, kemukakanlah ajaran kristian kepadaku terlebih dahulu, jika saya merasa kristian itu agama yang benar, maka saya akan masuk kristian bersamamu.Selepas itu, saya akan terangkan pula Islam kepadamu.<br />
Maryam : Kenapa kamu mandi junub, padahal mani keluar dari satu anggota tubuh sahaja?<br />
Syeikh : Kerana mani menyerap tubuh sedemikian rupa, bahkan keluarnya dari seluruh anggota tubuh, terutama tulang punggung, hingga tubuh sangat keletihan serta penat. Oleh itu diperlukan mandi untuk mengembalikan kesegaran tubuh.<br />
Maryam : (Diam)<br />
Syeikh : Bagaimana akidahmu mengenai Isa bin Maryam?<br />
Maryam : Isa adalah anak Tuhan.<br />
Syeikh : Mengapa kamu memakai salib di leher?<br />
Maryam : Kerana orang-orang Yahudi terkutuk telah membunuh dan menyalibkan Isa.<br />
Syeikh : Apakah Tuhan tidak mampu menjaga dan melindungi anaknya?<br />
Maryam : (Diam)<br />
Syeikh : Kalau begitu dia bukan anak Tuhan.<br />
Maryam : Kamu mengatakan Isa bukan anak Tuhan?<br />
Syeikh : Ya<br />
Maryam : Lalu, siapa pula bapanya?<br />
<br />
Syeikh : <b>ALLAH</b> telah membuat empat perumpamaan berbeza-beza agar kita mengetahui bahawa <b>ALLAH</b> Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Keempat-empat contoh itu adalah : <br />
1. <b>ALLAH</b> menciptakan manusia tanpa ayah dan ibu, ia adalah Adam; <br />
2. <b>ALLAH</b> menciptakan manusia dari seorang bapa tanpa ibu, ia adalah Hawa;<br />
3. <b>ALLAH</b> menciptakan manusia dari seorang ibu tanpa bapa, ia adalah Isa; <br />
4. <b>ALLAH</b> menciptakan manusia dari seorang bapa dan ibu, ia adalah semua manusia. <br />
<br />
Kalau ada yang mengatakan bahawa Isa itu anak Tuhan kerana dia tidak mempunyai bapa, maka sepatutnyalah kita katakan pula bahawa Hawa anak perempuan Tuhan kerana dia tidak mempunyai ibu. Sesungguhnya ini adalah satu kebatilan yang sangat bertentangan dengan akal. <br />
<br />
Maryam : Kalau begitu, bagaimana akidahmu mengenai Isa?<br />
Syeikh : Kami tidak mengatakan dia adalah anak zina sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi. Kami juga tidak mengatakan bahawa dia adalah anak Tuhan sebagaimana yang dikatakan oleh orang-orang Nasrani. Tetapi kami mengatakan bahawa dia adalah hamba Allah dan RasulNya, kalimat dari ruh-Nya yang ditiupkan ke dalam tubuh Maryam dan Allah menciptakan dengan kalimat <i>"Qun" (jadilah)</i><br />
Maryam : Keteranganmu adalah benar dan masuk akal. Bolehkah engkau becakan beberapa ayat Al-Quran kepadaku? <br />
<br />
Kemudian Syeikh Wahid membacakan Al-Quran yang bermaksud <i>"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu supaya kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut(kepada Allah), iaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi (yakni) Tuhan yang Maha Pemurah, yang bersemayam di atas Arasy. KepunyaanNya semua yang ada di langit dan bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. ;" </i>( Thaahaa :1-6) <br />
<br />
Setelah mendengar ayat tersebut, Maryam menyatakan keislamannya dan membaca syahadat di hadapan Syeikh Wahid. Kemudian dia tinggal bersama-sama suami dan anaknya yang telah terlebih dahulu masuk Islam.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-17626720451712444622011-09-30T13:38:00.001+07:002011-09-30T14:33:33.112+07:00Nabi-Nabi Palsu<b>DALAM </b>akidah Islam, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah penutup para nabi. Ini sesuai dengan firman-Nya: “<i>Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan <b>ALLAH</b> Maha Mengetahui segala sesuatu.</i>” (Al Ahzab [33]: 40). Sementara Islam, ajaran yang dibawa Muhammad SAW merupakan dien yang telah disempurnakan.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Namun, masih ada saja manusia yang mengaku sebagai nabi yang diutus <b>ALLAH</b> Subhanahu wa Ta’ala setelah Muhammad SAW untuk menyempurnakan ajaran-Nya. Bahkan, sebelum Muhammad SAW wafat pun sudah ada yang mengaku sebagai nabi. Jumlah mereka banyak. Berikut di antara para nabi palsu itu.<br />
<br />
<b>1. Musailamah al-Kazzab dan Sajjah Binti al-Harits</b><br />
<br />
Musailamah mengaku nabi saat Rasulullah SAW masih hidup. Ia dari Bani Hanifah di Yamamah. Istrinya, Sajjah binti al-Harits dari Bani Tamim, juga mengaku sebagai nabi yang menerima wahyu dari <b>ALLAH</b> SWT untuk disampaikan kepada umat.<br />
<br />
Dalam riwayat, saat mempersunting Sajjah, Musailamah memberikan mas kawin berupa cuti shalat Ashar kepada keluarga Sajjah. Tentu saja saat itu seluruh Bani Tamim libur shalat Ashar.<br />
<br />
Setelah Rasulullah SAW wafat, mereka semakin leluasa dalam menyebarkan pemahamannya. Khalifah Abu Bakar Assidiq tidak tinggal diam. Abu Bakar beserta kaum Muslimin mengajak mereka dan pengikutnya kembali ke jalan yang lurus. Tapi, ajakan itu ditolak.<br />
<br />
Abu Bakar mengerahkan kaum Muslimin untuk memerangi mereka. Dalam perang Yarmuk, Kaum Muslimin bentrok dengan pasukan Musailamah dan Musailamah berhasil dibunuh oleh Wahsyi bin Harb. Sedang Sajjah diakhir hayatnya bertaubat dan kembali ke pelukan Islam.<br />
<br />
<b>2. Aswad al-‘Ansi</b><br />
Nama sebenarnya ‘Ailat bin Ka’ab bin ‘Auff Al-‘Ansi. Ia keturunan Bangsa Habasyah yang tinggal di Jazirah Arab. Ia berkulit hitam, itu sebabnya ia dipanggil Aswad. Aswad mumpuni dalam dunia perdukunan serta mahir melakukan sihir.<br />
<br />
Aswad mengaku nabi saat Rasulullah SAW menjelang jatuh sakit. Ia dikenal sebagai yang fasih lisannya. Ia mampu memutarbalikan kebatilan menjadi kebajikan. Banyak orang awam yang menjadi pengikutnya.<br />
<br />
Ajaran Aswad berhasil tersebar di Yaman. Ia mengaku bahwa malaikat telah memberikan wahyu dan memberitakan hal-hal gaib kepadanya. Namun Aswad berhasil dibunuh oleh kaum Muslimin menjelang Rasulullah SAW wafat.<br />
<br />
<b>3. Mirza Ghulam Ahmad</b><br />
Mirza Ghulam Ahmad lahir 15 Februari 1835 di Qadian, wilayah Punjab, sebelah utara India . Ia berasal dari keluarga Muslim. Namun, keluarganya itu dikenal suka berkhianat kepada agama dan negaranya.<br />
<br />
Saat kolonial Inggris menduduki India , Mirza salah seorang yang loyal dan taat terhadap penjajah. Sementara umat Islam India berjibaku mengusir penjajah. Sikap Mirza yang pro penjajah ini, dimanfaatkan Inggris untuk membuat gerakan. Tahun 1900 berdirilah gerakan yang bernama Ahmadiyah. Mirza diangkat sebagai nabinya.<br />
<br />
Di antara ajaran Mirza yakni meyakini bahwa <b>ALLAH</b> juga berpuasa dan melaksanakan shalat, tidur, melakukan kesalahan, dan berjima’. Selain itu, bahwa kenabian tidak ditutup dengan diutusnya Muhammad SAW. Dan dirinyalah adalah nabi yang paling utama dari para nabi yang lain.<br />
<br />
Menjelang akhir hayatnya, Mirza didera penyakit. Menurut Hasan bin Mahmud Audah, orang kepercayaan Mirza yang sudah kembali ke Islam, ia meninggal di tempat tidur. Berminggu-minggu sebelum matinya ia buang air kecil dan besar di situ.<br />
<br />
<b>4. Mirza ‘Ali Muhammad Ridha Asy-Syairazi</b><br />
Mirza ‘Ali adalah orang Yahudi yang menyamar sebagai Muslim. Ia tinggal di Iran. Ia berbaur di kalangan Syi’ah Imamiyah. Pada tahun 1844 Mirza Ali memproklamirkan diri sebagai nabi. Ia mengaku sebagai, “Albab”, yang berarti pintu. Yaitu pintu bagi kaum Syi’ah atau seluruh umat Islam yang akan menyatukan mereka bersama imam yang ditunggu kedatangannya di akhir zaman. Ia juga mengaku sebagai jelmaan <b>ALLAH</b>. Ia penggagas ajaran Bahaiyah.<br />
<br />
Ajaran Mirza ‘Ali yang paling populer adalah menyatukan agama. Ia mengajak umat manusia untuk keluar dari semua agama yang dianut dan membentuk satu agama. Menurutnya, ketiga agama yaitu Islam, Yahudi, dan Kristen adalah benar dan semuanya datang dari Allah. Selain itu ajaran Mirza Ali juga mengharamkan jihad.<br />
<br />
Berkat aksinya itu, pada tahun 1850 Mirza divonis mati oleh pemerintah Iran yang saat itu dipimpin Shah Tibriz. Sementara, para pengikutnya melarikan diri ke Turki dan Palestina.<br />
<br />
<b>5. Thulaihah bin Khuwailid</b><br />
Thulaihah adalah seorang dukun. Ia sangat disegani oleh kaumnya. Ketika Rasulullah SAW wafat, ia mengaku sebagi nabi yang menggantikan Muhammad SAW. Ia ciptakan ajaran baru. Menurutnya, manusia tak pantas sujud pada setiap shalat. “Kepala dan wajah diciptakan oleh Tuhan bukan untuk dihinakan dengan mencium bumi lima kali sehari semalam.” Ia pun menghapuskan kewajiban membayar zakat bagi orang kaya.<br />
<br />
Ia pernah menghadap Abu Bakar As Shiddiq di Madinah. Ia meminta Abu Bakar mengakui kedudukannya sebagai nabi baru dan hidup bersama berdampingan. Permintaan itu ditolak dengan tegas. Saat itu juga Abu Bakar memberi instruksi kepada para sahabat untuk memeranginya. Akhirnya, terjadi peperangan antara pengikut Thulaihah dengan kaum Muslimin. Pengikut Thulaihah berhasil ditaklukan.<br />
<br />
<b>6. Ahmad Moshaddeq</b><br />
Nama aslinya Abdussalam. Ia penggagas aliran al-Qiyadah al-Islamiyah. Moshaddeq mengaku sebagai nabi setelah melakukan meditasi di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat selama 40 hari 40 malam. Puncaknya, pada malam ke 40, tepatnya 23 Juli 2006, Moshaddeq mengklaim mendapat wahyu dari <b>ALLAH</b> SWT.<br />
<br />
Ajaran yang dibawa Moshaddeq ini dianggap sesat oleh MUI. Di antara kesesatan itu adalah shalat lima waktu dalam sehari diganti menjadi satu waktu, yakni shalat malam. Syahadat Muhammadurrasulullah diganti al-Masih al-Maw’ud rasulullah.<br />
<br />
Sebelumnya Moshaddeq tercatat sebagai karyawan di Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta. Ia juga sempat menjadi pelatih nasional bulutangkis.<br />
<br />
Dan Masih banyak Nabi,Rasul, dan Tuhan yang palsu lainnya, terutama di negeri kita ini Indonesia. Semoga <b>ALLAH </b>melindungi kita dari kesesatan. Amin<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-89801925416410527042011-09-30T13:29:00.000+07:002011-09-30T13:29:17.643+07:00Mutiara untuk Nabi Sulaiman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-2Ilhp5s80FGjA2Jq1N0x2wILQbkOymLgL5WQAtK_AoCB7LHn" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-2Ilhp5s80FGjA2Jq1N0x2wILQbkOymLgL5WQAtK_AoCB7LHn" /></a></div>Pada masa pemerintahan Nabi <b>ALLAH</b> Sulaiman, semua binatang, syaitan dan jin adalah dibawah kekuasaan pemerintahan kerajaan Nabi Sulaiman. Kisah ini adalah diantara kisah-kisah yang terjadi semasa pemerintahan Nabi <b>ALLAH</b> Sulaiman. Oleh kerana baginda amat dihormati, ramailah manusia, binatang dan jin ingin berbakti kepada baginda.<a href="" name="more"></a><br />
<br />
Pada suatu hari, Jin Ifrit telah keluar daripada bandar Baitulmaqdis kerana ingin mencari sebiji mutiara yang sangat cantik untuk dihadiahkan kepada Nabi Sulaiman supaya dia mendapat pujian<br />
<a name='more'></a> daripada Nabi Sulaiman dan sekaligus ingin membuktikan kepada jin dan syaitan yang lain bahawa dialah jin yang paling disayangi oleh Nabi Sulaiman.<br />
<br />
<br />
Secara senyap-senyap Jin Ifrit keluar supaya tidak diketahui oleh makhluk yang lain. Setelah sampai di Laut Merah Jin Ifrit menyelam di dasar lautan untuk mencari mutiara tersebut. Setelah puas menyelam, mutiara tersebut tidak juga dijumpai oleh Jin Ifrit sehingga sampai ke suatu tempat yang berbatu, ternampak olehnya kilauan dari celah-celah batu tersebut. Setelah diamatinya ternyata kilauan tersebut adalah mutiara yang sangat cantik yang dicari- carinya. Jin Ifrit terus mangambil mutiara tersebut dan berenang sehingga sampai ke tepi pantai.<br />
<br />
Semasa perjalanan pulang, Jin Ifrit tidak mengetahui bahawa dia telah diekori oleh jin lain yang bernama Bota. Bota terus mengejar Jin Ifrit dan memintas lalu merampas mutira tersebut. Jin Ifrit sangat marah lalu mengejar Bota. Oleh kerana Bota lari dengan pantas ke arah selatan menyebabkan Jin Ifrit tidak dapat mengejarnya lagi. Jin Ifrit sangat takut kalau-kalau diketahui oleh Raja Jin bahawa mutiara tersebut telah hilang.<br />
<center><span style="font-size: 85%;"></span></center><div style="text-align: left;"><center>Tidak lama kemudian Jin Ifrit mendengar suara memanggilnya. Ifrit mengenali suara tersebut adalah suara Raja</center><center>Jin. Dengan segera Ifrit pergi mengadap Raja Jin. Raja Jin bertanya kepada Ifrit "Mana mutiara tersebut ?Ifrit menjawab "Mutiara tersebut telah dirampas oleh Bota". Raja Jin mengambil keputusan untuk mempersembahkan kes tersebut kepada Nabi Sulaiman.</center></div><br />
Setelah tiba di hadapan Nabi Sulaiman, baginda bertanya kepada Raja Jin "Apakah kesalahan Ifrit?". Raja jin menjawab "Ifrit telah menghilangkan sebiji mutiara yang sangat cantik". Nabi Sulaiman berkata kepada Ifrit "<i>Adakah kamu telah menyembunyikan mutiara tersebut?</i>" Ifrit menafikannya dan menceritakan apa yang sebenarnya berlaku. Nabi Sulaiman berkata "<i>Aku akan panggil semua jin dan syaitan untuk diperiks</i>a". "Sementara itu kamu akan dipenjarakan terlebih dahulu sehingga kamu dibuktikan tidak bersalah" kata Nabi Sulaiman.<br />
<br />
Salah seorang yang mendengar perbicaraan tersebut ialah Perdana Menterinya yang bernama Asif. Beliau adalah seorang yang bijak dan tahu bahawa Bota adalah salah seorang hamba kepada orang lain. Beliau berkata kepada Nabi Sulaiman "<i><b>ALLAH</b> menjadikan peristiwa sebagai pembuka jalan kepada Nabi Sulaiman supaya pergi ke selatan untuk berjuang pada jalan <b>ALLAH</b> seperti baginda janjikan dahulu</i>".<br />
<br />
"Mungkin Raja tersebut masih menyembah berhala" sambung Perdana Menteri. Nabi Sulaiman menerima kata-kata tersebut lalu baginda berangkat ke Baitulmaqdis untuk beribadah dan bersyukur kepada <b>ALLAH</b> keatas nikmatNya.<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;"><br />
</div><div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-45486948179611051082011-09-30T13:18:00.001+07:002011-09-30T13:21:52.689+07:00Jin Ifrit Mencuri Cincin Nabi Sulaiman<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQDe3JiI_I5eE6UJZbQbzJx31hGbm3ILGSRyv9jSoTnfMKPUknlbg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQDe3JiI_I5eE6UJZbQbzJx31hGbm3ILGSRyv9jSoTnfMKPUknlbg" /></a></div>Salah satu daripada mukjizat yang diberikan oleh <b>ALLAH SWT</b> pada Nabi Sulaiman AS adalah tertulis pada cincinnya namanya dan nama <b>ALLAH SWT</b>. Adapun setiap sesuatu yang tertulis padanya nama para Nabi dan nama <b>ALLAH</b> tidak boleh dibawa ke sebarang tempat seperti tempat-tempat yang hina seumpama tandas, tempat-tempat maksiat dan seumpamanya juga tidak boleh dipakai ketika tidur dan ketika berhadas besar.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Kerajaan Nabi Sulaiman AS masyhur serta luas kekuasaannya sehingga angin-pun tunduk atas segala perintahnya. Maka ini memudahkan Nabi Sulaiman AS untuk pergi ke suatu tempat yang dihajati dengan tidak perlu berkenderaan. Cukup sekadar memerintahkan angin membawanya terbang di atas permadani sekiranya baginda yang diiringi oleh pembesar-pembesar kerajaannya ingin menziarahi daerah kekuasaan baginda yang luas itu.<br />
<br />
Pada suatu hari, Nabi Sulaiman AS bersama pembesar-pembesar kerajaannya pergi menziarahi salah sebuah daerah kekuasaan baginda dengan berkenderaan permadani yang diterbangkan angin sehingga baginda melalui sebuah perkampungan nelayan yang terletak di tepi laut. Ketika itu kelihatan penduduknya sedang menjemur ikan. Di antaranya terdapat gadis-gadis yang turut serta menjemur ikan. Dari kalangan para gadis itu, ada seorang gadis yang amat hitam rupanya dan tidak menarik perhatian kaum lelaki.<br />
Apabila Nabi Sulaiman AS dan para pembesarnya melalui tempat itu, maka penduduk kampung menjadi keheranan kerana tiba-tiba sahaja cuaca menjadi redup. Lalu merekapun mendongak dan mendapati rombongan Nabi Sulaiman AS sedang melalui kawasan itu.<br />
Sedang mereka dalam keadaan itu, berkatalah gadis yang hitam rupanya tadi: “Alangkah bahagianya aku sekiranya aku menjadi permaisuri Nabi Sulaiman AS”<br />
<div align="justify">Apabila teman-temannya yang lain mendengar ucapan gadis itu, mereka lalu mentertawakannya dan mengejeknya dengan kata-kata mengiris hati: “Wahai gadis tidak tahu diri, sesungguhnya hasratmu sekadar impian. Rupamu yang hitam langsung tidak menarik perhatian. Inikan pula mahu bersuamikan Nabi Sulaiman yang hebat kedudukannya. Sedangkan kami yang mempunyai wajah menarik tidak bercita-cita untuk menjadi permaisuri baginda. Apakah engkau tidak sedar bahawa orang-orang lelaki di kampung kita ini pun belum tentu mau beristerikan engkau yang hitam legam lagi tidak menarik hati,Cukuplah engkau berangan-angan!” Riuh rendahlah suara mereka mentertawakan si gadis hitam tadi.</div><div align="justify">Mendengarkan cemuhan dan hinaan mereka, merasa sayulah hati gadis yang malang itu. Dirinya ibarat pungguk merindukan bulan. Rupa yang buruk tidak dipinta. Akhlah yang baik lebih utama.<br />
<br />
Setelah Nabi Sulaiman AS bersama pembesar-pembesarnya selesai dari menjelajah ke daerah kekuasaan baginda, merekapun balik ke rumah masing-masing.<br />
<br />
Setibanya Nabi Sulaiman AS di istananya, baginda berhajat untuk ke tandas. Sebelum itu, baginda melucutkan cincin yang bertuliskan nama <b>ALLAH</b> dan namanya, lalu diserahkan pada isterinya.<br />
<br />
Pada masa itulah datang jin Ifrit menyerupakan dirinya sepertimana Nabi Sulaiman AS, lalu menemui isteri baginda dan berkata: “Wahai isteriku, ambilkan cincinku tadi.” Tanpa merasa ragu, isteri baginda menyerahkan cincin itu pada Ifrif kerana menyangka dirinya Nabi Sulaiman AS.</div><div align="justify">Apabila Nabi Sulaiman AS selesai melepaskan hajatnya, baginda meminta dikembalikan cincinnya tetapi isterinya berkata: “Sesungguhnya telah aku kembalikan sebentar tadi.” Nabi Sulaiman AS diam Keheranan. Kemudian baginda berkata: “Baru inilah aku meminta kembali cincin itu.” Tetapi isteri baginda tetap mengatakan bahawa ia telah diserahkan.</div>Nabi Sulaiman AS merasa serba salah dan curiga. Kemungkinan cincin itu telah dicuri oleh seorang yang menyamar sebagai diri baginda kerana isterinya tidak mempunyai alasan untuk menyerahkan barang kepunyaannya kepada sesiapa pun jua.<br />
Adapun Ifrit setelah ia mencuri cincin tersebut, iapun masuk ke dalam istana kerajaan dan duduk di singgah sana sambil memerintah rakyat Nabi Sulaiman AS ke istana dan mendapati seorang yang menyerupai dirinya duduk di atas singgahsana. Maka fahamlah baginda kedudukan perkara.<br />
<br />
Lalu baginda berkata: “Wahai rakyatku sekalian, sesungguhnya akulah Sulaiman, raja kamu yang sebenar.”<br />
Jawab rakyatnya: “Tidak, raja itulah yang sedang memberi ucapan. Kamu bukan raja kami. Raja Sulaiman yang sebenar adalah dia yang duduk di kerusi singgahsana. Kamu pendusta!”<br />
Apabila rakyatnya tidak percaya lagi pada baginda, maka baginda pun pergi meninggalkan istana, menuju dari sebuah perkampungan ke perkampungan yang lain dan menyatakan dirinya sebagai Raja Sulaiman tetapi kesemua mereka menafikannya.<br />
<br />
Akhirnya baginda pergi ke sebuah kampung nelayan yang terletak di tepi laut, lalu baginda menyatakan hajatnya untuk turut bekerja sebagai nelayan kepada seorang nelayan di tempat itu. Nelayan itu menerima hajat baginda tanpa menyedari bahawa ia sedang berhadapan dengan Raja Sulaiman.<br />
<br />
Nabi Sulaiman AS menjalani kehidupannya sebagai seorang nelayan dengan baik dan baginda bekerja bersungguh-sungguh tanpat mengenal jemu dan penat sehingga menghasilkan pendaptan yang lumayan dengan nelayan itu.<br />
<br />
Pada suatu hari, ketika baginda duduk berehat menunggu waktu makan tengahari, baginda tertidur oleh sebab keletihan.<br />
<br />
Tidak lama kemudian, datanglah anak gadis nelayan tersebut membawa makanan tengahari. Berkata si nelayan kepada anaknya: “Wahai anakku, panggillah Sulaiman untuk makan tengahari bersama kita.”<br />
<div align="justify">Gadis tersebut pun pergi mendapati baginda yang sedang tidur sambil dikipas oleh seekor ular dengan sehelai daun. Alangkah terkejutnya gadis itu melihat keadaan yang luar biasa ini, lalu segera dikhabarkan kepada ayahnya. Apabila si nelayan menyaksikan sendiri perkara itu, ia pasti baginda bukan sebarangan orang tanpa mengesyaki baginda adalah raja Sulaiman. Mereka meninggalkan baginda sendirian sehingga akhirnya baginda terjaga dari tidurnya dan mereka pun menghadapi hidangan tengahari bersama-sama.</div><div align="justify">Setelah beberapa lama Nabi Sulaiman tinggal nelayan, maka nelayan itu bermaksud untuk mengahwinkan anaknya dengan baginda. Nabi Sulaiman as tidak pula menolak kehendak nelayan itu. Maka hiduplah Nabi Sulaiman AS bersama gadis hitam yang pernah bercita-cita untuk menjadi isterinya suatu masa dahulu sebagai suami isteri yang sah tanpa gadis itu menyedari bahawa Tuhan telah menjadikan impiannya suatu kenyataan.</div><div align="justify"></div><div align="justify">Manakalah di istana yang telah ditinggalkan baginda, Ifrit menyamar sebagai Nabi Sulaiman as memberikan pengajaran yang menyesatkan manusia. Berpunca dari amarannya yang jahat itu, Ifrit tidak sanggup menyimpan cincin baginda yang dicurinya itu, kerana khianatnya cincin itu lalu dicampakkannya ke dalam laut yang kemudiannya ditelan oleh seekor ikan. Ifrit meninggalkan takhta kerajaan. Ketika itulah orang ramai baru menyedari kepalsuan orang yang selama ini mengaku dirinya Raja Sulaiman rupanya jin yang menyamar sebagai baginda.</div>Segala sesuatu hanya <b>ALLAH</b> yang menentukan.<br />
<div align="justify">Sebagaimana biasa, nelayan dan Nabi Sulaiman AS keluar menangkap ikan sebagai memenuhi keperluan hidupnya. Kebetulan pada hari itu, masuklah ikan yang menelan cincin Nabi Sulaiman AS ke dalam pukat mereka. Menjelang senja, kembalilah mereka ke rumah. Sebahagian daripada ikan yang ditangkap hari itu mereka jemur manakala sebahagian lagi dijadikan hidangan makan malam.</div><br />
Tatkala isteri baginda menyiang ikan yang akan dimasak malam itu, tiba-tiba ditemui dalam perut ikan itu sebentuk cincin yang bertuliskan nama Nabi Sulaiman AS dan nama <b>ALLAH</b>.<br />
<br />
Segeralah isteri baginda mengkhabarkannya. Demi melihat baginda akan cincin itu, baginda terus mengucap syukur sebanyak banyaknya kepada <b>ALLAH</b> kerana haknya telah dikembalikan tanpa ia duga sementara rasa kasih terhadap isterinya semakin bertambah.<br />
<br />
Setelah cincin itu disarungkan, barulah rakyat baginda meyakini bahawa baginda adalah sebenarnya Raja Sulaiman.<br />
<br />
<div align="justify">Nabi Sulaiman AS bermaksud untuk kembali ke istana dan melihat keadaan rakyat baginda yang telah lama ditinggalkan. Baginda juga berhasrat untuk membawa isteri baginda bersama-sama tetapi merasa keberatan kerana ditakuti isterinya akan menjadi bahan ejekan berpunca dari kehitaman rupanya itu. Baginda lalu berdoa kepada <b>ALLAH</b> Taala supaya mengubah rupa isterinya yang hitam itu menjadi cantik. Doa baginda dimakbulkan sehingga merasa cemburulah teman-teman yang pernah menghina dan mengejek isterinya dahulu.</div><br />
Baginda beserta isterinya kembali ke istana dengan disambut meriah oleh rakyat jelata yang telah menyedari kesilapan meraka.<br />
<br />
<div align="justify">Kemudian pada suatu hari, dikumpulkanlah sekalian rakyatnya, baik dari golongan manusia, jin dan juga binatang kerana Nabi Sulaiman ingin mengetahui siapakah yang telah mencuri cincin baginda dan menyesatkan rakyat dengan perbuatan durjana. Sesiapa yang telah melakukan kesalahan pasti takut untuk bertemu dengan baginda.<br />
<br />
Setelah sekalian rakyat berkumpul, ternyata yang tidak hadir aalah jin Ifrit. Dengan ini, diisytiharkan bahawa Ifritlah yang telah mencuri cincin baginda. Mendengar kenyataan ini, merasa marahlah golongan jin terhadap Ifrit kerana telah memalukan bangsa mereka di khalayak ramai. Lalu Nabi Sulaiman AS memerintahkan beberapa orang bangsa jin untuk menangkap Ifrit. Bangsa jin yang diperintah itu segera pergi mencari tempat persembunyian Ifrit.</div><br />
Akhirnya ditemui Ifrit bersembunyi di batu karang di dasar lautan. Ifrit lalu dihadapkan kepada Nabi Sulaiman AS dan baginda menghukum sesuai dengan kesalahannya.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-71365579682387129862011-09-30T13:05:00.000+07:002011-09-30T13:05:33.624+07:00Nabi Samu'un Ghozi AS<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRavfR2R2x1LaQZJG2zcMLi9JtxJNB3c3VMxd8wEuRZjpqC7TfNqQ" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRavfR2R2x1LaQZJG2zcMLi9JtxJNB3c3VMxd8wEuRZjpqC7TfNqQ" /></a></div><span style="font-family: verdana;"><span style="font-style: italic;"> Samson</span> atau <span style="font-style: italic;">Simson,</span> merupakan seorang nabi di dalam ajaran islam yang dikenal dengan nama <span style="font-style: italic;">Nabi Sam'un Ghozi AS.</span> Kisah nabi ini, terdapat di dalam kitab-kitab, seperti <span style="font-style: italic;">kitab Muqasyafatul Qulub</span> dan <span style="font-style: italic;">kitab Qishashul Anbiyaa. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Nabi Sam'un Ghozi AS memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana. Cerita Nabi Sam'un Ghozi AS adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun-temurun di jazirah Arab. Cerita ini melegenda jauh sebelum Rasulullah lahir. </span><br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, diceritakan bahwa Rasulullah berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan. Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam'un Ghozi AS, beliau adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.</span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Dikisahkan Nabi Sam'un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan <b>ALLAH</b> SWT. Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam'un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil. </span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam'un. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam'un Ghozi, akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah.</span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Singkat cerita Nabi Sam'un Ghozi AS terpedaya oleh isterinya. Karena sayangnya dan cintanya kepada isterinya, nabi Sam'un berkata kepada isterinya, "J<i>ika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku dengan potongan rambutku.</i>"</span><span style="font-family: verdana;"> </span><br />
<span style="font-family: verdana;">Akhirnya Nabi Sam'um Ghozi AS diikat oleh istrinya saat ia tertidur, lalu dia dibawa ke hadapan sang raja. Beliau disiksa dengan dibutakan kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja. </span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, Nabi Sam'un Ghozi AS berdoa kepada </span><span style="font-family: verdana;"><b>ALLAH</b></span><span style="font-family: verdana;"> SWT. Beliau berdoa dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah. </span><span style="font-family: verdana;">Do'a Nabi Sam'un dikabulkan, dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya. Kemudian nabi bersumpah kepada Allah SWT, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Semua itu atas Hidayah dari </span><span style="font-family: verdana;"><b>ALLAH</b></span><span style="font-family: verdana;"> SWT.</span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Ketika Rasulullah selesai menceritakan cerita Nabi Sam'un Ghozi AS yang berjuang fisabilillah selama 1000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata : Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam'un Ghozi AS. Kemudian Rasulullah SAW, diam sejenak. </span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Kemudian Malaikat Jibril AS datang dan mewahyukan kepada beliau, bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan.</span><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Pada kitab Qishashul Anbiyaa, dikisahkan, bahwa Rasullah Muhammad SAW tesenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya, "Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?" </span><br />
<br />
<span style="font-family: verdana;">Rasullah menjawab, <span style="font-style: italic;">"Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Sam'un."</span></span><div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-61763410587062290742011-09-21T17:31:00.003+07:002011-09-30T13:31:16.001+07:00Game Berdampak Buruk<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTLmDr_TLtjUkRlC7Y37b0MIYNuIKIZeSHRmXE6ELz5rI2VpiMC" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTLmDr_TLtjUkRlC7Y37b0MIYNuIKIZeSHRmXE6ELz5rI2VpiMC" /></a></div> Siapa yang tidak suka Game, dari anak Kecil sampai Bapak-bapak suka Main game. game seperti RF,MU,RO,PB,Ayodance,IDS,dan masuk Banyak Lagi bukan saja game Online tetapi juga Game Offline maupun Game HP. Berikut Dampak yang sangat Buruk yang pasti terjadi pada Anda<br />
Pembuat Game itu sendiri seorang Non-Muslim dimana mereka memiliki tujuan supaya Umat Muslim Malas dan Tidak Mau memperdalam Agama,padahal Didalam Al-Quran Terdapat Banyak Ilmu Dari Kesehatan sampai Astrologi. Banyak para penemu membaca Al-Quran dan mendapatkan Jawabannya.<br />
<a name='more'></a><br />
1. Game Mendidik Untuk Berkata Kasar, seperti Game Point Blank apa bila ia kalah pasti ia akan berkata kasar dan tidak <br />
sopan<br />
2. Game Mendidik untuk Saling Membenci, dan Perdendaman<br />
3. Game Mendidik Manusia untuk Berkhayal diluar Logika Manusia<br />
4. Game Mendidik Manusia untuk Jauh dari Agama mereka<br />
5. Game Mendidik Manusia untuk menjadi Pemalas<br />
6. Game Mendidik Manusia untuk menjadi Pencuri<br />
7. Game Mendidik Manusia untuk Mubazir<br />
8. Game Mendidik Manusia untuk Membuang Waktu<br />
9. Game Mendidik Manusia untuk Hal Sia-sia<br />
10. Game Mendidik Manusia agar Frustasi,Strees,dan akhirnya Gila<br />
11. Game Mendidik Manusia untuk menjadi Pembangkang kepada siapapun termasuk Orang Tua<br />
12. Game Mendidik Manusia untuk menjadi Pencuri<br />
12. Game Menjadikan kita tidak sehat secara Fisik<br />
<br />
<br />
Perlu anda ketahui saya adalah Seorang Gamers yang sangat candu, telah banyak yang saya lakukan dalam hal keburukan sejak bermain Game, tapi mari kita Hapus Keinginan kita untuk bermain game dari hal kecil dan insya <b>ALLAH</b>, <b>ALLAH</b> akan membimbing kita amin.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-52536004742707823012011-09-21T16:34:00.001+07:002011-09-21T16:35:46.124+07:00Ajal Datang Saat Bermain Bola<div class="" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSj_Kf9JqPTJt2XymdFREi5B8s6wIt_csnbyQIFOhPUj-PWQE8o" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSj_Kf9JqPTJt2XymdFREi5B8s6wIt_csnbyQIFOhPUj-PWQE8o" /></a>Kematian, tidak ada yang tahu kapannya kematian tiba, Termasuk Jika Pada Saat Melakukan Aktifitas seperti bermain bola banyak sekali pemain yang meninggal pada saat bermain bola berikut kita ulas</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Miklos Feher</b></div><div style="text-align: left;">Striker tim Benfica Hungarian International, Miklos Feher meninggal dunia saat bertanding di Liga Portugal di Guimares, Portugal, Ahad silam. Feher pingsan menjelang peluit panjang dibunyikan saat melawan tim Victoria Guimaraes. Dokter memastikan lelaki berumur 24 tahun itu meninggal akibat serangan jantung.</div><div style="text-align: left;">Feher sempat dilarikan ke rumah sakit setempat. </div><a name='more'></a>Tapi, Tuhan berkehendak lain. Feher mengembuskan napas setibanya di rumah sakit. Menurut pihak Benfica Hungarian International, Feher hanya bermain selama 60 menit sebagai pemain cadangan. Saat menundukkan kepala, pria kelahiran 20 Juli 1979 itu, mendadak jatuh ke belakang dan pingsan.<b> </b><br />
<div style="text-align: left;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: left;"><b>25 Januari 2005</b> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQd58bcxhgUqjQL9HQNl_RI4GFm68kmUIK48xVlPjhmZlwDiwAfHQ" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQd58bcxhgUqjQL9HQNl_RI4GFm68kmUIK48xVlPjhmZlwDiwAfHQ" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Marc Vivian Foe</b></div><div style="text-align: left;">Merupakan seorang pemain sepak bola berkebangsaan Kamerun. Dia memulai kariernya di klub Union Garoua. Di timnas Kamerun, dia main 64 kali dan mencetak 6 gol. Dia meninggal dunia pada tahun 2003 akibat serangan jantung saat bermain di Piala Konfederasi melawan Kolombia. Dia terjatuh di tengah lapangan secara tiba-tiba tanpa ada satu orang pemain pun di dekatnya, lalu dia meninggal beberapa saat setelah itu.<b><span style="color: black;"> </span></b></div><div style="text-align: left;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: left;"><b>26 Juni 2003</b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/2003" title="2003"><br />
</a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQrnXr1Pge9akT41lwPeiajieuFXxD9GEd2Meyx50hrBB4Ht903qw" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQrnXr1Pge9akT41lwPeiajieuFXxD9GEd2Meyx50hrBB4Ht903qw" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Antonio Puerta</b></div><div style="text-align: left;">merupakan seorang pemain sepak bola<span style="color: black;"> berkebangsaan </span>Spanyol<span style="color: black;">. Dia bermain untuk </span>Sevilla FC<span style="color: black;"> di </span>La Liga<span style="color: black;">. Bermain di klub ini sejak tahun </span>2004<span style="color: black;"> hingga </span>2007<span style="color: black;">. Dia meninggal dunia pada </span>28 Agustus<span style="color: black;"> </span>2007<span style="color: black;"> setelah mengalami </span>gagal jantung<span style="color: black;"> saat melawan </span>Getafe CF<span style="color: black;"> dalam partai pembuka </span>La Liga musim 2007-08<span style="color: black;"> </span></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>28 Agustus 2007</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDlmxGrbQGVkhevuejWG6pIzO7WCNfwcqXY-GaiPV8wKQvLBdkyg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTDlmxGrbQGVkhevuejWG6pIzO7WCNfwcqXY-GaiPV8wKQvLBdkyg" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Phil O'Donnel</b></div><div id="mulai" style="text-align: left;">Dalam pertandingan melawan Dundee United, 29 Desember , <i>skipper</i> Motherwell itu jatuh pingsan ketika akan digantikan pemain lain. Dia menerima pertolongan pertama dari pihak medis, lalu dibawa ke rumah sakit dan kemudian meninggal dunia. </div><div style="text-align: left;">Robert Liddle, dokter klub Motherwell, menyatakan penyebab kematian O'Donnell karena pemain berusia 35 tahun itu mengalami gagal jantung. </div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>29 Desember 2007 </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://koranbaru.com/wp-content/uploads/d530_StrecherMOS_468x279.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="http://koranbaru.com/wp-content/uploads/d530_StrecherMOS_468x279.jpg" width="320" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>Chaswe Nsofwa </b></div><div style="text-align: left;">Chaswe Nsofwa (22 Oktober 1978 - 29 Agustus 2007) adalah seorang striker sepakbola Zambia internasional. Dia meninggal saat pertandingan pelatihan di Bersyeba, Israel.</div><div style="text-align: left;">Pada tanggal 29 Agustus 2007, ia meninggal karena gagal jantung mendadak saat pertandingan latihan melawan Maccabi Bersyeba di Vasermil Stadium </div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>29 Agustus 2007 </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikc7sT74q3mkxsG_f40K3v07KxdFtoLK6oa9MRchL5L8kia5ndizRZVv3zKtPoXiz0cD8x3tfjNOg87_a5Uz-_5sJInouJaekLQMDLFQSpiw2N-ec3wEZ4wbPNGhslYFvttFVuhmaRoSw/s400/3.+Chaswe+Nsofwa+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="220" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikc7sT74q3mkxsG_f40K3v07KxdFtoLK6oa9MRchL5L8kia5ndizRZVv3zKtPoXiz0cD8x3tfjNOg87_a5Uz-_5sJInouJaekLQMDLFQSpiw2N-ec3wEZ4wbPNGhslYFvttFVuhmaRoSw/s320/3.+Chaswe+Nsofwa+1.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Hugo Cunha</b></div><div style="text-align: left;"> Dia membuat debut profesionalnya di Campomaiorense SC sederhana, maka dalam divisi pertama, pindah ke Vitória de Guimarães setelah satu musim tunggal.</div><div style="text-align: left;">Setelah empat tahun di Minho yang teratur digunakan oleh tim pertama, meskipun jarang sebagai starter, Cunha pindah ke União de Leiria untuk 2004-05. Pada musim-off berikut, dia meninggal mendadak saat pertandingan sepak bola bermain dengan teman-teman,</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b><span class="st">25 Juni 2005</span></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://sic.sapo.pt/NR/rdonlyres/BBD4DC34-C28D-462C-A492-5AF5BE95865D/58045/hugocunha.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://sic.sapo.pt/NR/rdonlyres/BBD4DC34-C28D-462C-A492-5AF5BE95865D/58045/hugocunha.jpg" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b><span class="st">Eri Irianto </span></b> </div><div style="text-align: left;">Seorang mantan pemain Persebaya Surabaya. Ia meninggal pada 3 April 2000 di RSUD dr Soetomo, setelah runtuh dengan serangan jantung di lapangan selama pertandingan liga melawan PSIM Yogyakarta di Stadion Gelora 10 November. Kekacauan itu nama dari Persebaya dan sekarang "Wisma Eri Irianto". Dia memakai nomor 19 yang telah pensiun setelah kematiannya.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><span class="st"> <b>3 April 2000</b></span> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQz0RQZt7d1p7WzeNJrLh0ElxjFm70ERQB14GNRK5585g8S6ipF" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQz0RQZt7d1p7WzeNJrLh0ElxjFm70ERQB14GNRK5585g8S6ipF" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Samuel Okrowaji</b></div><div style="text-align: left;">Seorang pemain sepak bola profesional yang bermain internasional untuk Nigeria. Dia juga seorang pengacara berkualitas yang memiliki master dalam hukum internasional dari Universitas Roma Ia pingsan dan meninggal karena gagal jantung kongestif pada menit ke-77 dari pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Angola di Lagos Stadion Nasional di Surulere, Lagos Negara.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>12 Agustus 1989</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://koranbaru.com/wp-content/uploads/9ad6_sp.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://koranbaru.com/wp-content/uploads/9ad6_sp.jpg" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Jumadi Abdi</b></div><div style="text-align: left;">Jumadi, meninggal dunia di Rumah Sakit PT Pupuk Kalimantan Timur, Kota Bontang, Minggu pukul 09.40 Wita. Jumadi meninggal setelah dirawat sejak Sabtu . Dia harus dirawat di rumah sakit setelah berbenturan dengan pemain Persela Lamongan dalam laga lanjutan Djarum Super Liga Indonesia, Sabtu malam itu.<b> </b></div><div style="text-align: left;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: left;"><b>15 Maret 2009</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://www.kaltimpost.co.id/uploads/berita/dir17032009/img17032009181631.jpg.pagespeed.ce.pho9l4i8kA.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="249" src="http://www.kaltimpost.co.id/uploads/berita/dir17032009/img17032009181631.jpg.pagespeed.ce.pho9l4i8kA.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Emmanuel Ogoli </b></div><div style="text-align: left;">Federasi Sepak Bola Nigeria berduka atas kehilangan salah satu pemain Klub Ocean Boys, Emmanuel Ogoli.Ia meninggal saat pertandingan tengah berlangsung di Negeri tersebut.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>12 Desember 2010 </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://ayobicara.com/wp-content/uploads/2010/12/Pemain-Klub-NigeriaMeninggal-Di-Lapangan-Hijau1.jpg" imageanchor="1"><img border="0" src="http://ayobicara.com/wp-content/uploads/2010/12/Pemain-Klub-NigeriaMeninggal-Di-Lapangan-Hijau1.jpg" /></a></div><div style="text-align: left;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: left;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: left;"><b>Paulo Sérgio Oliveira da Silva</b></div><div style="text-align: left;">Pemain belakang Sao Caetano, Serginho, 30, ambruk saat pertandingan divisi Brazil pertama antara klub Sao Caetano dan Sao Paulo dan kemudian meninggal dunia. Kematiannya menimbulkan kontroversi besar setelah otopsi mengungkapkan bahwa, hatinya memiliki berat 600 gram, dua kali lebih besar dari ukuran normal. </div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>27 Oktober 2004</b><b> </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCiTEr_1rNJzWnHPVE7DOejFBOYt63BcGbqejlUmumGj8nKz1gCWrm-gRtOY4NNFezjChamXYavHgi9rh3CNe03Rndl_Nq2aDw7R0C3qfRRCDdF159uxMKWdUAf0qxgZp4qNYAtd4deYYL/s320/2000+01+Hugo+Cunha+00+01+Salgueiros.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCiTEr_1rNJzWnHPVE7DOejFBOYt63BcGbqejlUmumGj8nKz1gCWrm-gRtOY4NNFezjChamXYavHgi9rh3CNe03Rndl_Nq2aDw7R0C3qfRRCDdF159uxMKWdUAf0qxgZp4qNYAtd4deYYL/s200/2000+01+Hugo+Cunha+00+01+Salgueiros.jpg" width="185" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b> Max Ferreira</b></div><div style="text-align: left;">Juli 2003, pemain berdarah Brasil Max Ferreira meninggal di rumah salat. Sebelumnya, saat mengikuti sesi latihan bersama Botafogo (Riberirao Prcto), dia merasa kurang fit</div><div style="text-align: left;"><b> Juli 2003</b></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b> Marcio Dos Santos</b></div><div style="text-align: left;">Striker Brasil berumur 28 tahun meninggal dunia beberapa jam setelah bertanding bersama klubnya Deportivo Wanka (Peru) pada Oktober 2002. Indikasi gagal jantung.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b> </b></div><div style="text-align: left;"><b>Oktober 2002</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><img border="0" height="200" src="http://quefuede.blogia.com/upload/20110825204901-marciosantos.jpg" width="156" /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Dave Longhurst</b></div><div style="text-align: left;">Pemain The York City berumur 25 tahun. Meninggal pada September 1990. Sebelumnya, Longhurts dua menit pingsan di lapangan saat timnya berhadapan dengan Lincoln City.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>September 1990</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSyiYY93mkMve2Ou8-cPAQSCIbufkjOGPywtnNWGyZkHB3i2qhLIQ" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSyiYY93mkMve2Ou8-cPAQSCIbufkjOGPywtnNWGyZkHB3i2qhLIQ" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>Renato Curi</b></div><div style="text-align: left;">Pada pertandingan melawan Juventus, 5 menit setelah dimulainya babak kedua tiba2 dia terjatuh tak sadarkan diri dan meninggal beberapa saat kemudian. Penyebab dia meninggal adalah serangan jantung. Untuk menghormati dirinya, stadion markas Perugia dinamakan Renato Curi dan masih dipakai oleh klub tersebut sampai sekarang.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>30 Oktober 1997 </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS6ac_nSQqHGl5NGWOtVednVe-BQ2p4S6WFTxM-AIFcr9bOgXuOqw" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS6ac_nSQqHGl5NGWOtVednVe-BQ2p4S6WFTxM-AIFcr9bOgXuOqw" /></a></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>David Jones</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Kematiannya sungguh tragis karena penyebab kematiannya adalah sebuah luka di lututyang terjadi karena terkena pecahan gelas di lapangan tempat ia berlatih. Luka itu menjadi infeksi dan dia meninggal beberapa hari kemudian karena penanganan medis yang tidak memadai saat itu akibat perang </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>27 Agustus 1902</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>Bob Benson </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Pada babak kedua ia jatuh pingsan dan meninggal di ruang ganti pemain di pelukan pelatihnya, George Hardy. Belakangan diketahui ia meninggal karena pecahnya pembuluh darah akibat ia terlalu memaksakan diri untuk bertanding. Benson dikubur dengan memakai kostum Arsenal yang dipakainya pada waktu ia meninggal.</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>19 Februari 1916 </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>Catalin Hildan</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Kematian menjemput dirinya saat pertandingan persahabatan antara Dinamo dan Oltenita. Di menit 74, tiba - tiba ia tersungkur ke tanah dan meninggal seketika. Penyebabnya adalah serangan jantung. Untuk mengenang jasa dirinya, stand (bangku penonton) di sebelah utara stadion milik Dinamo dinamai “Peluza Catalin Hildan” (Catalin Hildan Stand).</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>5 Oktober 2000</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-vCVs8DiNdJ5aEJ5TY0qjjyJUhDi6Qrd0QaUAhqpl8L6Q5PI0" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS-vCVs8DiNdJ5aEJ5TY0qjjyJUhDi6Qrd0QaUAhqpl8L6Q5PI0" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b> </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b> </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>Guy Tchingoma</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">Pemain internasional Gabon, Guy Tchingoma, jatuh pingsan dan meninggal di lapangan saat sedang bertanding di laga divisi utama di Librevvile. </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b><br />
</b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>9 Februari 2008 </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9bGq-p9yFOiUIqO_oKidyF0WQBFC0A9kWIRlg6l9rJuEEBl3NJjM6_G9j" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9bGq-p9yFOiUIqO_oKidyF0WQBFC0A9kWIRlg6l9rJuEEBl3NJjM6_G9j" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b>Hrvoje Custic</b></div><div style="text-align: left;">Hrvoje Custic meninggal pada 3 April 2008 setelah membenturkan kepalanya ke arah tembok yang berada dua meter di belakang garis pembatas.</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><b>3 April 2008 </b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="http://www.slobodnadalmacija.hr/Portals/0/images/2008-03-31/Sport/CUSTIC1-150907velikajpg.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="201" src="http://www.slobodnadalmacija.hr/Portals/0/images/2008-03-31/Sport/CUSTIC1-150907velikajpg.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: left;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: left;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: left;"><b>Di Angola</b></div><div style="text-align: left;">Di Angola, pemain Progresso de Sambizanga, Neridson Estevao meninggal setelah pingsan saat timnya menghadapi Benfica de Cabinda . Sebelumnya ia sempat dibawa ke rumah sakit di Luanda,</div><div style="text-align: left;"><b> 20 September 2009</b></div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div style="text-align: left;"><br />
</div><div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-80629804143952995182011-09-21T14:50:00.001+07:002011-09-21T16:36:30.077+07:00Keluarga Amar, Keluarga Surga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRDWmJEz5ebze41hTX038Ezq9_ci6ZaDMITeG4xcJrzZT390RAj" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRDWmJEz5ebze41hTX038Ezq9_ci6ZaDMITeG4xcJrzZT390RAj" /></a></div>Seandainya ada orang yang dilahirkan di Surga, lain dibesarkan dalam haribaannya dan jadi dewasa, kemudian dibawa ke dunia untuk jadi hiasan dan nur cahaya, maka’ Ammar bersama ibunya Sumayyah dan bapaknya Yasir, adalah beberapa orang di antara mereka <br />
Tetapi kenapa kita mengatakan tadi “seandainya”, seolah-olah itu hanya pengandaian belaka, padahal keluarga Yasir benar-benar penduduk Surga? <br />
<a name='more'></a>Ketika Rasululiah saw. bersabda:<br />
<br />
“<i>Sabar wahai keluarga Yasir, tempat yang telah dijanjikan bagi kalian adalah Surga</i>”<br />
<br />
kata-kata itu diucapkannya bukanlah hanya sebagai hiburan belaka, tetapi benar-benar mengakui kenyataan yang diketahuinya dan menguatkan fakta yang dilihat dan disaksikannya Yasir bin ‘Amir yakni ayahanda ‘Ammar, berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui salah seorang saudaranya. Rupanya ia berkenan dan merasa cocok tinggal di Mekah. Bermukimlah ia di sana dan mengikat perjanjian persahabatan dengan Abu Hudzaifah ibnul Mughirah <br />
Abu Hudzaifah mengawinkannya dengan salah seorang sahayanya bernama Sumayyah binti Khayyath, dan dari perkawinan yang penuh berkah ini, kedua suami isteri itu dikaruniai seorang putera bernama ‘Ammar.<br />
<br />
Keislaman mereka termasuk dalam golongan yang mula pertama, sebagai halnya orang shalih yang diberi petunjuk oleh <b>ALLAH</b>. Dan sebagai halnya orang-orang shalih yang termasuk dalam golongan yang mula pertama masuk Islam, mereka cukup menderita karena siksa dan kekejaman Quraisy <br />
Orang-orang Quraisy menjalankan siasat terhadap Kaum Muslimin sesuai suasana. Seandainya mereka ini golongan bangsawan dan berpengaruh, mereka hadapi dengan ancaman dan gertakan. Abu Jahal orang yang menggertaknya dengan ungkapan: “Kamu berani meninggalkan agama nenek moyangmu padahal mereka lebih baik daripadamu . Akan kami uji sampai di mana ketabahanmu, akan kami jatuhkan kehormatanmu, akan kami rusak perniagaanmu dan akan kami musnahkan harta bendamu”<br />
<br />
Dan setelah itu mereka lancarkan kepadanya perang urat syaraf yang amat sengit. Dan sekiranya yang beriman itu dari kalangan penduduk Mekkah yang rendah martabatnya dan yang miskin, atau dari golongan budak belian, maka mereka didera dan disulutnya dengan api bernyala.<br />
Maka keluarga Yasir termasuk dalam golongan yang kedua ini Dan soal penyiksaan mereka, diserahkan kepada Bani Makhzum. Setiap hari Yasir, Sumayyah dan ‘Ammar dibawa ke padang pasir Mekah yang demikian panas, lalu didera dengan berbagai adzab dan siksa!<br />
<br />
Penderitaan dan pengalaman Sumayyah dari siksaan ini amat ngeri dan`menakutkan, tetapi tidak akan kita paparkan panjang lebar sekarang ini. Insya Allah pada kesempatan lain akan -kita ceritakan pengurbanan dan- keteguhan hati yang ditunjukkan oleh Sumayyah bersama shahabat-shahabat dan kawan-kawan seperjuangannya di hari-hari yang bersejarah itu ….<br />
<br />
Cukuplah kita sebutkan sekarang tanpa berlebih-lebihan bahwa syahidah Sumayyah telah menunjukkan sikap dan pendirian tangguh, yang dari awal hingga akhirnya telah membuktikan kepada kemanusiaan suatu kemuliaan yang tak pernah hapus dan kehormatan yang pamornya tak pernah luntur. Suatu sikap yang telah menjadikannya seorang bunda kandung bagi orang-orang Mu’min di setiap zaman, dan. bagi para budiman di sepanjang masa ….<br />
<br />
Rasulullah saw. tidak lupa mengunjungi tempat-tempat yang diketahuinya sebagai arena penyiksaan bagi keluarga Yasir. Ketika itu tidak suatu apa pun yang dimilikinya untuk menolak bahaya dan mempertahankan diri.’Dan rupanya demikian itu sudah menjadi kehendak Allah ….<br />
<br />
Maka Agama baru, yakni Agama Nabi Ibrahim yang suci murni, suatu Agama yang hendak dikibarkan panji-panjinya oleh Muhammad saw, bukakiah suatu gerakan perubahan secara vertikal dan horizontal, tetapi merupakan suatu tata cara hidup bagi manusia beriman. Dan manusia beriman ini haruslah memiliki dan mewarisi bersama Agama itu secara lengkap dengan kepahlawanan, perjuangan dan pengurbanannya….<br />
<br />
Pengurbanan-pengurbanan mulia yang dahsyat ini tak ubahnya dengan tumbal yang akan menjamin bagi Agama dan ‘aqidah keteguhan yang takkan lapuk … .! Ia juga.menjadi contoh teladan yang akan mengisi hati orang-orang beriman dengan rasa simpati, kebanggaan dan kasih sayang…. Ia adalah menara yang akan menjadi pedoman bagi generasi-generasi mendatang untuk mencapai hakikat Agama, kebenaran dan kebesarannya….<br />
<br />
Demikianlah, berlaku pula bagi Agama Islam, qurban dan pengurbanan ini. Makna ini telah dijelaskan oleh al-Quran kepada Kaum Muslimin bukan hanya pada satu atau dua ayat.<br />
<br />
Firman Allah swt.:<br />
Apakah manusia mengira bahwa mereha ahan dibiarkan mengatahan: “Kami telah beriman” padahal mereka belum lagi diuji?(Q.S. 29 al-’Ankabut:2)<br />
<br />
Apakah halian mengira akan dapat masuh surga, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian, begitu pun orang-orang yang tabah ?(Q.S. 3 Ali Imran: 142)<br />
<br />
Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, hingga terbuktilah bagi Allah orang-orang Yang benar dan terbukti pula orang-orang yang dusta.(Q.S. 29 al-’ankabut: 3)<br />
<br />
Apakah kalian mengira akan dibiarhan begitu saja, padahal belum lagi terbukti bagi Allah orang-orang yang berjuang di antara kalian?(Q.S. 9 Attaubat: 16)<br />
<br />
Allah tiada hendah membiarhan orang-orang beriman dalam Keadaan kalian sekarang ini, hingga dipisahhan-Nya mana-mana yang jelek daripada yang baik.(Q.S. 3 Ali Imran: 179)<br />
<br />
Dan mushibah yang telah menimpa halian di saat berhadapannya dua pasukan, adalah dengan idzin Allah, yakni agar terbukti baginya orang-orang yang beriman!”(Q.S. 3 Ali Imran: 166)<br />
<br />
Memang, demikianlah Al-Qur’an mendidik putera dan para pendukungnya bahwa pengurbanan merupakan esensi atau sari dari keimanan, dan bahwa kepahlawanan menghadapi kekejaman dan kekerasan dihadapi dengan keshabaran, keteguhan dan pantang mundur, hanyalah akan membentuk keutamaan iman yang cemerlang dan mengagumkan ….<br />
Oleh sebab itu di kala sedang meletakkan dasarnya, memancangkan tiang-tiang dan mengemukakan model contohnya, hendaklah Agama Allah ini memperkukuh diri dengan pengurbanan jiwa dan memhersihkan jiwa dengan pengurbanan harta, maka terpilihlah untuk kepentingan mulia ini beberapa orang putera, para pemuka dan tokoh-tokoh utamanya untuk menjadi ikutan sempurna dan teladan istimewa bagi orang-orang beriman yang menyusul kemudian!<br />
<br />
Maka Sumayyah …,Yassir…,dan ‘Ammar dari golongan luar biasa yang beroleh barkah ini, adalah pilihan dari taqdir, yang dengan pengurbanan, ketekunan dan keuletan mereka itu, dapat memateri kebesaran dan keabadian Islam secara kuat dan kukuh ….<br />
<br />
Telah kita katakan tadi bahwa Rasulullah saw. tiap hari berkunjung ke tempat disiksanya keluarga Yasir, mengagumi ketabahan dan kepahlawanannya …,sementara hatinya yang mulia bagaikan hancur karena santun dan belas kasihan menyaksikan mereka menerima siksa yang tak terderitakan lagi.<br />
<br />
Pada suatu hari ketika Rasulullah saw. mengunjungi mereka, ‘Ammar memanggilnya, katanya:<br />
<br />
“WahaiRasulullah, adzab yang kami derita telah sampai ke puncak”.Maka seru Rasulullah saw.:<br />
<br />
“Sabarlah, wahai Abal Yaqdhan "<br />
<br />
“Sabarlah, wahai heluarga Yasir "<br />
<br />
“Tempat yang dijanjikan bagi halian ialah Surga … .!”<br />
<br />
Siksaan yang diami oleh ‘Ammar dilukiskan oleh kawan-kawannya dalam beberapa riwayat. Berkata ‘Amar bin Hakam:’Ammar itu disiksa sampai-sampai ia tak menyadari apa yang diucapkannya”<br />
<br />
Berkata pula ‘Ammar bin Maimun:<br />
“Orang-rang musyrik membakar ‘Ammar bin Yasir dengan api. Maka Rasulullah saw. lewat di tempatnya lain memegang kepalanya dengan tangan beliau, sambil bersabda:<br />
“Hai api, jadilah kamu sejuk dingin di tubuh ‘Ammar, sebagaimana dulu kamu juga sejuk dingin di tubuh Ibrahim…!”<br />
<br />
Bagaimanapun juga, semua bencana itu tidaklah dapat menekan jiwa ‘Ammar, walau telah menekan punggung dan menguras tenaganya. Ia baru merasa dirinya benar-benar celaka, ketika pada suatu hari tukang-tukang cambuk dan para penderanya menghabiskan segala daya upaya dalam melampiaskan kedhaliman dan kekejannya…., semenjak hukuman bakar dengan besi panas, sampai disalib di atas pasir panas dengan ditindih batu laksana bara merah, bahkan sampai ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang penuh dengan luka.<br />
<br />
Pada hari itu, ketika ia telah tak sadarkan diri lagi karena siksaan yang demikian berat, orang-orang itu mengatakan kepadanya: “Pujalah olehmu tuhan-tuhan kami!”, lain diajarkan mereka kepadanya kata-kata pujaan itu, sementara ia mengikutinya tanpa menyadari apa yang diucapkannya.<br />
<br />
Ketika ia siuman sebentar akibat dihentikannya siksaan, tiba-tiba ia sadar akan apa yang telah diucapkannya …,maka hilanglah akalnya dan terbayanglah di ruang matanya betapa besar kesalahan yang telah dilakukannya, suatu dosa besar yang tak dapat ditebus dan diampuni lagi …,hingga beberapa saat dirasakannya siksaan orang-orang musyrik terhadap dirinya sebagai obat pembalur luka dan suatu keni’matan juga ….!<br />
<br />
Dan seandainya ia dibiarkan dalam perasaan itu agak beberapa jam saja, tak dapat tiada tentulah akan membawa ajalnya …<br />
<br />
‘Ammar dapat bertahan menanggungkan semua siksa yang ditimpakan atas tubuhnya, ialah karena jiwanya sedang berada pada kondisi puncak. Tetapi sekarang ini, demi disangkanya jiwanya telah menyerah kalah, maka dukacita dan sesal kecewa hampir saja menghabiskan tenaga dan melenyapkan nyawanya ….<br />
<br />
Tetapi iradat Allah Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi telah memutuskan agar peristiwa yang’ mengharukan itu mencapai titik kesudahan yang amat luhur… Dan tangan wahyu yang penuh berkah itu pun terulurlah menjabat tangan’Ammar, sambil menyampaikan ucapan selamat kepadanya: “Bangunlah hai pahlawan .. · ·! Tak ada sesalan atasmu dan tak ada cacat”<br />
<br />
Ketika Rasulullah saw. menemui shahabatnya itu didapatinya ia sedang menangis, maka disapunyalah tangisnya itu dengan tangan beliau seraya sabdanya:<br />
<br />
“Orang-orang kafir itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu …?”<br />
“Benar’: wahai RasuIullah’: ujar ‘Ammar sambil meratap.<br />
Maha sabda Rasulullah sambil tersenyum: “Jika mereka memaksaimu lagi, tidak apa, ucapkanlah seperti apa yang kamu katakan tadi ….!”<br />
Lalu dibacakan Rasulullah kepadanya ayat mulia berikut ini:<br />
Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan …(Q.S. 16 an-Nahl: 106)<br />
<br />
Kembalilah ‘Ammar diliputi oleh ketenangan dan dera yang menimpa tubuhnya: bertubi-tubi tidak terasa sakit lagi, dan apa juga yang akan terjadi, terjadilah dan ia tidak akan peduli. Jiwanya berbahagia, keimanannya di fihak yang menang! Ucapannya yang dikeluarkan secara terpaksa itu dijamin bebas oleh al-Quran, maka apa lagi yang akan dirisaukannya….?<br />
<br />
‘Ammar menghadapi cobaan dan siksaan itu dengan ketabahan luar biasa, hingga pendera-penderanya merasa lelah dan menjadi lemah, dan bertekuk lutut di hadapan tembok keimanan yang maha kukuh ….!<br />
<br />
Setelah pindahnya Rasulullah saw. ke Medinah, Kaum Muslimin tinggal bersama beliau bermukim di sana, secepatnya masyarakat Islam terbentuk dan menyempurnakan barisannya.<br />
<br />
Maka di tengah-tengah masyarakat Islam yang beriman ini ‘Ammar pun mendapatkan kedudukan yang tinggi Rasulullah saw. amat sayang kepadanya, dan beliau sering membanggakan keimanan dan ketaqwaan ‘Ammar kepada para shahabat.<br />
<br />
Bersabda Rasulullah saw:<br />
“Diri ‘Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya…..!”<br />
Dan sewaktu terjadi selisih faham antara Khalid bin Walid dengan ‘Ammar, Rasulullah saw. bersabda:<br />
“Siapa yang memusuhi ‘Ammar, maka ia akan dimusuhi Allah, dan siapa yang membenci ‘Ammar, maka ia akan dibenci Allah! ”<br />
<br />
Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin Walid pahlawan Islam itu selain segera mendatangi ‘Ammar untuk mengakui kekhilafannya dan meminta ma’af ….!<br />
<br />
Suatu peristiwa terjadi pula ketika Rasulullah saw. bersama para shahabat mendirikan mesjid di Madinah, yakni tiada lama setelah kepindahannya ke sana. Imam Ali karamallahu wajhah menggubah sebuah bait sya’ir yang didendangkan berulang-ulang diikuti oleh Kaum Muslimin yang sedang bekerja itu, dan baitnya adalah sebagai beribut:<br />
“Orang yang memakmurkan mesjid nilainya tidak sama….<br />
Sibuk bekerja sambil duduk di sini berdiri di sana ….<br />
Sedang pemalas lari menghindar tertidur di sana….”<br />
<br />
Kebetulan waktu itu ‘Ammar sedang bekerja di salah satu sisi bangunan. Ia juga turut berdendang, mengulang-ulangnya dengan nada tinggi …. Salah seorang kawan menyangka bahwa ‘Ammar bermaksud dengan nyanyian itu hendak menonjolkan dirinya, hingga di antara mereka terjadi pertengkaran dan keluar kata-kata yang menunjukkan kemarahan. Mendengar itu Rasulullah murka, sabdanya:<br />
“Apa mahsud mereka terhadap ‘Ammar ….?<br />
Diserunya mereka ke Surga, tapi mereka hendak mengajaknya ke neraha ….!<br />
Sungguh, ‘Ammar adalah biji matahu sendiri… .!”<br />
<br />
Jika Rasulullah saw. telah menyatakan kesayangannya terhadap seorang Muslim demikian rupa, pastilah keimanan orang itu, kecintaan dan jasanya terhadap Islam, kebesaran jiwa dan ketulusan hati serta keluhuran budinya telah mencapai batas dan puncak kesempurnaan…..!<br />
<br />
Demikian halnya ‘Ammar ….!<br />
Berkat ni’mat dan petunjuk-Nya, Allah telah memberikan kepada ‘Ammar ganjaran setimpal, dan menilai takaran kebaikannya secara penuh. Hingga disebabkan tingkatan petunjuk dan keyakinan yang telah dicapainya, maka Rasulullah menyatakan kesucian imannya dan mengangkat dirinya sebagai contoh teladan bagi para shahabat, sabdanya:<br />
“Contoh dan ikutilah setelah kematianku nanti Abu Bakar dan Umar dan ambillah pula hidayah yang dipakai ‘Ammar untuk Jadi bimbingan!”<br />
<br />
Mengenai perawakannya, para ahli riwayat melukiskannya sebagai berikut:<br />
Ia adalah seorang yang bertubuh tinggi dengan bahunya yang bidang dan matanya yang biru …,seorang yang amat pendiam dan tak suka banyak bicara ….<br />
<br />
Nah, bagaimanakah kiranya garis kehidupan raksasa pendiam yang bermata biru dan berdada lebar, serta tubuhnya penuh dengan bekas-bekas siksaan kejam, dan di waktu yang bersamaan jiwanya telah ditempa dengan ketabahan yang amat mengagumkan dan kebesaran yang luar biasa … ? Bagaimanakah jalan kehidupan yang ditempuh oleh pengikut yang jujur dan Mu’min yang tulus serta pejuang yang berani mati ini ... ?<br />
Sungguh telah diterjuninya bersama Rasulullah sebagai gurunya semua perjuangan bersenjata, baik.Badar, Uhud, Khandaq, Tabuk … pendeknya semua tanpa keculali …. Dan tatkala Rasulullah telah mendahuluinya ke ar Rafiqul A’la, maka raksasa ini tidaklah berhenti, tetapi melanjutkan perjuangannya terus-menerus<br />
<br />
Di kala Kaum Muslimin berhadap-hadapan dengan kaum Persi dan Romawi, begitu juga ketika menghadapi pasukan kaum murtad,’Ammar selalu berada di barisan pertama …, sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa dengan tebasan pedangnya yang tak pernah meleset, ia sebagai seorang Mu’min yang shalih dan mulia tidak satu pun yang dapat menghalanginya dalam mencapai ridla Allah.<br />
<br />
Dan tatkala Amirul Mu’minin Umar memilih calon-calon wail negeri secara cermat dan hati-hati bagi Kaum Muslimin, maka matanya tetap tertuju dan tak hendak beralih dari ‘Ammar bin Yasir …. Ia segera menemuinya dan mengangkatnya sebagai wali negeri Kufah dengan Ibnu Mas’ud sebagai ·Bendaharanya.<br />
<br />
Dan kepada penduduknya Umar menulis sepucuk surat berita gembira dengan diangkatnya wali negeri baru itu, katanya:<br />
“Saya kirim kepada tuan-tuan ‘Ammar bin Yasir sebagai ‘Amir, dan Ibnu Mas’ud sebagai Bendahara dan Wazir ….Kedua mereka adalah orang-orang pilihan, dari golongan shahabat Muhammad saw., dan termasuk pahlawan-pahlawan Badar… .!”<br />
<br />
Dalam melaksanakan pemerintahan,’Ammar melakukan suatu sistim yang rupanya tidak dapat diikuti oleh ouang-orang yang rakus akan dunia, hingga mereka mengadakan atau hampir mengadakan persekongkolan terhadap dirinya . · · · Pangkat dan jabatannya itu tidak menambah kecuali keshalihan, zuhud dan kerendahan hatinya. Salah seorang yang hidup semasa dengannya di Kufah, yaitu Ibnu Abil Hudzail, bercerita:<br />
<br />
“Saya lihat ‘Ammar bin Yasir sewaktu menjadi ‘Amir di Kufah, membeli Sayuran di pasar lain mengikatnya dengan tail dan memikulnya di atas punggung, dan membawanya pulang….”.<br />
Dan salah seorang awam berkata kepadanya sewaktu ia menjadi Amir di Kufah itu: “Hai yang telinganya terpotong!”, menghinanya dengan telinganya yang putus ketika menghadapi orang-orang murtad di pertempuran Yamamah. Tetapi jawaban amir yang memegang tampuk kekuasaan itu tidak lebih dari:<br />
“Yang kamu cela itu adalah telingaku yang terbaik … ·<br />
Karena ia ditimpa kecelakaan waktu perang fi sabilillah<br />
Memang, telinganya itu putus dalam perang sabil di Yamamah · . .,yakni salah satu diantara hari-hari gemilang bagi ‘Ammar….Raksasa ini maju bagaikan angin topan dan menyerbu barisan tentara Musailamatul Kadzab sehingga melumpuhkan kekuatan musuh … ·<br />
<br />
Ketika dilihatnya gerakan Muslimin mengendor segera dibangkitkannya semangat mereka dengan seruannya yang gemuruh, hingga mereka kembali maju menerjang bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya · · · ·<br />
<br />
Abdullah bin Umar r.a. menceritakan peristiwa itu sebagai berikut :<br />
‘Waktu perang Yamamah saya lihat ‘Ammar sedang berada di atas sebuah batu karang. Ia berdiri sambil berseru: “Hai Kaum Muslimin, apakah tuan-tuan hendak lari dari Surga …? Inilah saya ‘Ammar bin Yasir, kemarilah tuan-tuan…..!<br />
Ketika saya melihat dan memperhatikannya, kiranya sebelah telinganya telah putus beruntai-untai, sedang ia berperang dengan amat sengitnya …!<br />
<br />
Wahai, barang siapa yang masih meragukan kebesaran Muhammad saw., seorang Rasul yang benar dan guru yang sempurna, baiklah ia berdiri sejenak di hadapan contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh para pengikut dan shahabatnya, lalu bertanya kepada dirinya: “Siapakah yang akan mampu mengemukakan teladan dan contoh luhur ini kalau bukan seorang Rasul mulia dan maha guru utama?”<br />
<br />
Jika mereka menerjuni suatu perjuangan di jalan Allah, pastilah mereka akan maju ke depan bagaikan orang yang hendak mencari maut dan bukan merebut kemenangan ….!<br />
<br />
Jika mereka para khalifah dan hakim-hakim pengadilan, maka mereka takkan keberatan memerahkan susu untuk wanita janda tua atau mengadon tepung roti untuk anak-anak yatim, sebagai dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar.<br />
<br />
Dan jika mereka para pembesar, maka mereka takkan main dan merasa segan untuk memikul makanan yang diikat dengan tali di atas punggung mereka, seperti kita saksikan pada ‘Ammar; atau menyerahkan gaji yang menjadi haknya lalu pergi menjalin daun kurma untuk kantong atau bakul sebagai yang diperbuat oleh Salman….!<br />
<br />
Wahai, marilah kita tekurkan kening dan tundukkan kepala kita, sebagai ta’dhim dan penghormatan kepada Agama yang telah mengajari mereka semua, dan kepada Rasulullah yang telah mendidik mereka….dan sebelum Agama sertaRasulullah itu, terutama kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, yang telah memilih mereka untuk semua ini, serta menjadikan mereka sebagai pelopor dan sebaik-baik ummat yang pernah dilahirkan sebagai teladan bagi seluruh manusia ….<br />
<br />
Ketika itu Hudzaifah ibnul Yaman seorang yang ahli tentang bahasa rahasia dan bisikan ghaib, sedang berkemas-kemas menghadapi panggilan Ilahi menghadapi sekarat mautnya. Kawan-kawannya yang sedang berkumpul sekelilingnya menanyakan kepadanya: “Siapakah yang harus kami ikuti menurutmu, jika terjadi pertikaian di antara ummat …?” Sambil mengucapkan kata-katanya yang akhir, Hudzaifah menjawab:<br />
<br />
“Ikutilah oleh kalian Ibnu Sumayyah, kauena sampai matinya ia tak hendak berpisah dengan kebenaran .. !”<br />
<br />
Benar, ‘Ammar akan tetap mengikuti kebenaran itu ke mana saja perginya …. Dan sekarang sementaua kita menyelusuri jejak langkahnya, dan-menyelidiki peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupannya, marilah kita pergi menghampiri suatu peristiwa besar …. ! Hanya sebelum kita memperhatikan kejadian yang mempesona dan amat mengharukan itu, baik tentang keutamaan dan kesempurnaannya, tentang kemampuan dan keunggulannya, maupun tentang kegigihan dan kesungguhannya.<br />
<br />
Marilah kita perhatikan lebih dulu suatu peristiwa lain yang terjadi sebelumnya, ialah ungkapan Rasulullah melagenai peristiwa yang akan menimpa ‘Ammar di kemudian hari!<br />
<br />
Hal itu terjadi tidak lama setelah menetapnya Kaum Muslimin di Madinah. Dan Rasul al-amin yang dibantu oleh shahabat-shahabatnya yang budiman sibuk dalam membaktikan diri kepada Rabb mereka, membina rumah dan mendirikan mesjid-Nya.<br />
<br />
Hati yang beriman dipenuhi kegembiraan dan sinar harapan menyampaikan puji dan syukur kepada Allah…. !<br />
<br />
Semuanya bekerja dengan riang gembira …,mengangkut batu, mengaduk pasir dengan kapur atau mendirikan tembok, sekelompok di sini dan sekelompok lagi di sana, sedang cakrawala bahagia bergema dipenuhi nyanyian mereka yang dikumandangkan dengan suara merdu dan seronok:<br />
<br />
“Andainya kita duduk-duduk berpangku tangan, sedang Nabi sibuk bekerja tak pernah diam ….<br />
Maka perbuatan kita adalah perbuatan sesat lagi menyesatkan….!”<br />
Demikian mereka bernyanyi dan berdendang. Lain alunan suara mereka menyanyikan lagu lainnya:<br />
“Ya Allah, hidup bahagia adalah hidup di akhirat Berilah rahmat Kaum Anshar dan Kaum Muhajirat<br />
Dan setelah itu terdengar pula lagu ketiga:<br />
“Apakah akan sama nilainya… ?<br />
Orang yang bekerja membina masjid Sibuk bekerja, baik berdiri maupun duduk<br />
Dengan yang menyingkir berpangku tangan …. ?”<br />
<br />
Tak ubahnya mereka bagai anai-anai yangsedang sibuk bekerja, bahkan mereka adalah balatentara Allah yang memanggul bendera-Nya dan membina bangunan-Nya.<br />
<br />
Sementara Rasulullah yang budiman lagi terpercaya tak hendak terpisah dari mereka, mengangkat batu yang paling berat dan melakukan pekerjaan yang paling sukar …. dan alunan suara mereka yang sedang berdendang melukiskan kegembiraan yang tulus dan hati yang pasrah …,sedang langit tempat mereka bernaung berbangga diri terhadap bumi tempat mereka berpijak …, pendeknya kehidupan yang penuh gairah sedang menyelenggarakan pesta pora yang paling meriah ….<br />
<br />
Maka di tengah-tengah khalayak ramai yang sedang hilir mudik itu, kelihatanlah ‘Ammar bin Yasir sedang mengangkat batu besar dari tempat pengambilannya ke perletakannya.<br />
<br />
Tiba-tiba “rahmat kurnia Allah” yakni Muhammad Rasulullah melihatnya, dan rasa santun belas kasihan telah membawa beliau mendekatinya, dan setelah berhampiran maka tangan beliau yang penuh barkah itu mengipaskan debu yang menutupi kepala ‘Ammar lain dengan pandangan yang dipenuhi nur ilahi diamat-amati wajah yang beriman diliputi ketenangan itu, kemudian bersabda di hadapan semua shahabatnya:<br />
<br />
“Aduhai Ibnu Sumayyah, ia dibunuh oleh golongan pendurhaka ….!”<br />
Ramalan ini diulangi oleh Rasulullah sekali lagi…,kebetulan bertepatan dengan ambruknya dinding di atas tempat ‘Ammar bekerja, hingga sebagian kawannya menyangka bahwa ia tewas yang menyebabkan Rasulullah meratapi kematiannya itu. Para shahabat sama terkejut dan menjadi ribut karenanya, tetapi dengan nada menenangkan dan penuh kepastian, Rasulullah menjelaskan:<br />
<br />
“Tidak,’Ammar tidak apa-apa, hanya nanti ia akan dibunuh oleh golongan pendurhaha !”<br />
Maka wahai, siapakah kiranya yang dimaksud dengan golongan tersebut ….<br />
Dan bilakah serta di manakah terjadinya peristiwa itu …. ?<br />
<br />
‘Ammar mendengarkan ramalan itu dan meyakini kebenaran pandangan tembus yang disingkapkan oleh Rasul yang utama. Tetapi ia tidak merasa gentar, karena semenjak menganut Islam ia telah dicalonkan untuk menghadapi maut dan mati syahid di setiap detik baiksiang maupun malam ….<br />
<br />
Dan hari-hari pun berlalu …,tahun demi tahun silih berganti. Rasulullah saw. telah kembali ke tempat tertinggi…, disusul oleh Abu Bakar ke tempat ridla Ilahi …,lalu berangkatlah pula Umar pergi mengiringi …. Setelah itu khilafat dipegang oleh Dzun Nurain Utsman bin ‘Affan ….<br />
<br />
Sementara itu musuh-musuh Islam yang bergerak di bawah tanah, berusaha menebus kekalahannya di medan tempur dengan jalan menyebarluaskan fitnah ….<br />
<br />
Terbunuhnya Umar merupakan hasil pertama yang dicapai oleh gerakan atau subversi ini, yang gerakannya merembes ke Madinah tak ubahnya bagai angin panas, dan bergerak dari negeri yang kerajaan dan singgasananya telah dibebaskan oleh ummat Islam ….<br />
<br />
Berhasilnya usaha mereka terhadap Umar membangkitkan minat dan semangat mereka untuk melarnjutkannya, mereka sebarkan fitnah dan nyalakan apinya di sebagian besar negeri-negeri Islam. Dan mungkin Utsman r.a. tidak memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini hingga terjadilah pula peristiwa yang menyebabkan syahidnya Utsman dan terbukanya pintu fitnah yang melanda Kaum Muslimin….<br />
<br />
Mu’awiyah * bangkit hendak merebut jabatan khalifah dari tangan khalifah Ali karamallahu wajhah yang baru diangkat<br />
*) Hampir setiap riwayat hidup para shahabat Rasulullah yang berusia lanjut yang dipaparkan dalam buku ini ada sangkut pautnya dengan Muawiyah. Oleh karena itu perlu diungkapkan serba singkat mengenai riwayat hidupnya.<br />
<br />
Muawiyah dilahirkan dari keluarga hartawan dan pedagang besar yang menguasai perekonomian hampir seluruh semenanjung Arabia. Ayahnya bernama Shakhr bin dan dibai’at. Dan pendirian shahabat pun bermacam-macam, ada yang menghindar dan mengunci diri di rumahnya, dengan Harb, yang sehari-harinya disebut Abu Sufyan. Abu Sufyan inilah yang menjadi panglima besar kafir Quraisy pada perang Uhud, Khandaq dan pemimpin pemerintahan sampai Mekah dibebaskan oleh Rasuiullah.<br />
<br />
Ibunya bernama Hindun bin Utbah, seorang wanita lincah, cekatan yang mempunyai andil besar dalam membantu suami di perang Uhud. Pada waktu perang Badar, Hindun kehilangan ayah, paman, saudara dan puteranya. Untuk menuntut bela terhadap keluarganya itu, ia mengupah Wahsyi sebagai pembunuh bayaran untuk membunuh dan mengambil jantung Hamzah paman Nabi dan syahid agung untuk dimakannya mentah-mentah. Usaha menuntut bela ini dapat dicapainya. Setelah Mekah dibebaskan, bersamaan dengan ayahnya ia pun masuk Islam.<br />
<br />
Setelah masuk Islam, ia menjadi salah seorang sekretaris Rasulullah saw. Ia pun ikut perang Hunain dan dengan gagah berani memperlihatkan keperwiraannya sebagai seorang putera bekas panglima dan mendapat pembagian rampasan perang bersama ayahnya melebihi yang lain karena keduanya masih muallaf (orang yang barn masuk Islam, yang mendapat jaminan hidup lebih dari orang yang sudah betul-betul beriman, supaya tidak murtad lagi).<br />
<br />
Di zaman Khilafah Abubakar r.a., ia ikut bertempur melawan Romawi di Syam (Damsyiq) di bawah pimpinan kakaknya Yazid bin Abi Sofyan. Ketika Yazid wafat, Muawiyah mengambil alih pimpinan pemerintahan dan kemudian oleh Khalifah Abubakar r.a. ditetapkan, menjadi wall negeri Syam sebagai pengganti kakaknya itu.<br />
<br />
Pada masa Khalifah Umar Ibnul Khatthab r.a., ia masih menjadi wali negeri Damsyiq. Ketika Khalifah Umar r.a. meninjau Syam, beliau mendapatkan Muawiyah di Istananya yang sangat mewah; Umar berkata: “INI ADALAH KISRA (KAISAR) ARAB”!! Tidak lama setelah itu, karena berbagai alasan, Umar memberhentikan dari jabatannya dan Said bin Amir pelopor hidup sederhana menggantikan Muawiyah.<br />
<br />
Pada masa Khalifah Utsman, Muawiyah diangkat kembali menjadi wall negeri seluruh Syria, termasuk Palestina. Banyak pengaduan rakyat kepada Khalifah Utsman tentang tindakan wall negeri ini, termasuk keberandalan puteranya. Akan tetapi sebagian besar surat pengaduan itu tidak disampaikan kepada Khalifah oleh sekretaris beliau yang bernama Marwam (saudara sepupu Muawiyah). Atas pengkhianatan Marwam initah timbulnya pemberontakan dan terbunuhnya Khalifah Utsman.<br />
<br />
Muawiyah adalah seorang jenius, pintar dan cerdik, politisi dan panglima perang. la mampu menggunakan kekuasaan dan harta negara dalam mencari kawan dan merangkul bawahan.<br />
Ia wafat pada tahun 60 hijrah dalam usia 78 tahun. Semoga Allah menerima amal baktinya.<br />
<br />
Demikianiah sekelumit riwayat hidup Muawiyah yang serba singkat (Ed, Pen).<br />
SumberBacaan :Ibnu Hajar al-hsqalani: Tahdzib Attahdzib Jilid 10. Dar Shadar, Beirut, 1968.<br />
Izuddin bin al-atsir: Usdul Ghabah P Ma ‘rifatis Shahabah, As-Syu’b, Mesir, 1970.<br />
Izuddin bin al-Atsir: AI-Kamil fil Tarikh, Dar Shadar, Beirut, 1965.<br />
Khalid Muhammad Khalid: Ar-Rijal Haulal Raslll, Darul Kutub al-Arabiah, Beirut, 1973.<br />
<br />
mengambil ucapan Ibnu Umar sebagai semboyannya:<br />
“Siapa yang menyerukan marilah shalat, saya penuhi ….<br />
Dan siapa yang mengatakan: marilah mencapai bahagia, sayaturuti….<br />
Tetapi yang mengatakan: marilah bunuh saudaramu yang Muslimin dan marilah rampas harta bendanya, maka saya jawab: tidlak….!”<br />
<br />
Di antara mereka ada yang berpihak kepada Mu’awiyah. Dan ada pula yang berdiri mendampingi Ali, membai’at dan pengangkatannya sebagai khalifahKaum Muslimin ….<br />
Dan tahukah anda di pihak mana ‘Ammar berdiri waktu itu?<br />
Di pihak siapakah berdirinya laki-laki yang mengenai dirinya Rasulullah saw. pernah bersabda:<br />
“Dan ambillah olehmu petunjuk yang dipakai oleh ‘Ammar sebagai bimbingan…. !”<br />
Dan bagaimanakah pendirian orang yang mengenai dirinya Rasulu!lah saw. pernah pula bersabda:<br />
“Barangsiapa yang memusuhi ‘Ammar, maka ia akan dimusuhi oleh Allah …. !”<br />
Dan orang yang bila suaranya kedengaran mendekat ke rumah Rasulullah, maka beliau segera menyambut dengan sabdanya: “Selamat datang bagi orang baik dan diterima baik idzinkanlah ia masuk …. !”<br />
<br />
Ia berdiri di samping Ali bin Abi Thalib, bukan karena fanatik atau berpihak, tetapi karena tunduk kepada kebenaran dan teguh memegang janji! Ali adalah Khalifah Kaum muslimin, dan berhak menerima bai’at sebagai pemimpin ummat. Dan khilafat itu diterinmanya, karena memang ia berhak untuk itu dan lavak untuk menjabatnya .<br />
<br />
Baik sebelum maupun sesudah ini, Ali memiliki keutamaan-keutamaan yang menjadikan bedudukannya di samping Rasulullah tak ubah bagai kedudukan Harun di samping Musa ….<br />
<br />
Dengan cahaya pandangan ruhani dan ketulusannya,’Ammar yang selalu mengikuti kebenaran ke mana juga perginya, dapat mengetahui pemilik hak satu-satunya dalam perselisihan ini.<br />
<br />
Dan menurut keyakinannya, tak seorang pun berhak atas hal ini dewasa itu selain Imam Ali, oleh sebab itulah ia berdiri di sampingnya ….<br />
<br />
Dan Ali r.a. sendiri merasa gembira atas sokongan yang diberikannya itu, mungkin tak ada kegembiraan yang lebih besar daripada itu, hingga keyakinannya bahwa ia berada di pihak yang benar kian bertambah, yakni selama tokoh utama pencinta kebenaran ‘Ammar datang kepadanya dan berdiri di sisinya ….<br />
<br />
Kemudian datanglah saat perang Shiffin yang mengerikan itu. Imam Ali menghadapi pekerjaan penting ini sebagai tugas memadamkan pembangkangan dan pemberontakan. Dan ‘Ammar ikut bersamanya. Waktu itu usianya telah 93 tahun .<br />
<br />
Apa dalam usia 93 tahun ia masih pergi ke medan juang …. ?<br />
Benar …,selama menurut keyakinannya peperangan itu menjadi tugas kewajibannya …. ! Bahkan ia melakukannya lebih semangat dan dahsyat dari yang dilakukan oleh orang-orang muda berusia 30 tahun ….<br />
<br />
Tokoh yang pendiam dan jarang bicara ini hampir saja tidak menggerakkan kedua bibirnya, kecuali mengucapkan kata-kata mohon perlindungan berikut:<br />
“Aku berlindung kepada Allah dari fitnah ….<br />
Aku berlindung kepada Allah dari fitnah ….”.<br />
<br />
Tak lama setelah Rasulullah wafat, kata-kata ini merupakan do’a yang tak putus lekang dari bibirnya. Dan setiap hari berlalu setiap itu pula ia memperbanyak do’a dan mohon perlindungannya itu, seolah-olah hatinya yang suci merasakan bahaya mengancam yang semakin dekat dan menghampir juga.<br />
<br />
Dan tatkala bahaya itu tiba dan fitnah merajalela, Ibnu Sumayyah telah mengerti di mana ia harus berdiri. Maka di hari perang Shiffin walaupun sebagai telah kita katakan usianya telah 93 tahun, ia bangkit menghunus pedangnya, demi membela kebenaran yang menurut keimanannya harus dipertahankan.<br />
<br />
Pandangan terhadap pertempuran ini telah dima’lumkannya dalam kata-kata sebagai berikut:<br />
“Hai ummat manusia!<br />
Marilah kita berangkat menuju gerombolan yang mengaku-ngaku hndak menuntutkan bela Utsman!<br />
<br />
Demi Allah! Maksud mereka bukanlah hendak menuntutkan belanya itu, tetapi sebenarnya mereka telah merasakan manisnya dunia dan telah ketagihan terhadapnya, dan mereka mengetahui bahwa kebenaran itu menjadi penghalang bagi pelampiasan nafsu serakah mereka. Mereka bukan yang berlomba dan tidak termasuk barisan pendahulu memeluk Agama. Islam. Argumentasi apa sehingga mereka merasa berhak untuk ditaati oleh Kaum Muslimin dan diangkat sebagai pemimpin, dan tidak pula dijumpai dalam hati mereka perasaan takut kepada Allah, yang akan mendorong mereka untuk mengikuti kebenaran …. !<br />
<br />
Mereka telah menipu orang banyak dengan mengakui hendak menuntutkan bela kematian Utsman, padahal tujuan mereka yang sesungguhnya ialah hendak menjadi raja dan penguasa adikara”<br />
<br />
Kemudian diambilnya bendera dengan tangannya, lain dikibarkannya tinggi-tinggi di atas kepala sambil berseru:<br />
“Demi Dzat yang menguasai nyawaku …. ! Saya telah bertempur dengan mengibarkan bendera ini bersama Rasulullah saw., dan inilah aku siap berperang pula dengan mengibarkannya sekarang ini !<br />
<br />
Demi nyawa saya berada dalam tangan-Nya !<br />
Seandainya mereka menggempur dan menyerbu hingga berhasil mencapai kubu pertahanan kita, saya tahu pasti bahwa kita berada di pihak yang haq, dan bahwa mereka di pihak yang bathil ”<br />
Orang-orang mengikuti ‘Ammar, mereka percaya kebenaran ucapannya.<br />
<br />
Berkatalah Abu Abdirrahman Sullami:<br />
“Kami ikut serta dengan Ali r.a. di pertempuran Shiffin, maka saya lihat ‘Ammar bin Yasir r.a. setiap ia menyerbu ke sesuatu jurusan, atau turun ke sesuatu lembah, para shahabat Rasulullah pun mengikutinya, tak ubahnya ia bagai panji-panji bagi mereka ….!”<br />
<br />
Dan mengenai ‘,Ammar sendiri, sementara ia menerjang dan menyusup ke medan juang, ia yakin akan menjadi salah seorang syuhadanya…. Ramalan Rasulullah saw terang terpampang di ruang matanya dengan huruf-huruf besar:<br />
“Ammar ahan dibunuh oleh golongan pendurhaha …’:<br />
Oleh sebab itu suaranya bergema di serata arena dengan senandung ini:<br />
“Hari ini daku akan berjumpa dengan para kekasih tercinta …. Muhammad dan para shahabatnya …. !”<br />
<br />
Kemudian bagai sebuah peluru dahsyat ia menyerbu ke arah Mu’awiyah dan orang-orang sekeliiingnya dari golongan Bani Umayyah, lalu melepaskan seruannya yang nyaring yang menggetarkan:<br />
<br />
“Dulu kami hantam kalian di saat diturunkannya.<br />
Kini kami hantam lagi kalian karena menyelewengkannya<br />
Tebasan maut menghentikan niat jahat<br />
Dan memisahkan kawanan pengkhianat<br />
Atau al-Had berjalan kembali pada relnya”<br />
<br />
Maksudnya dengan sya’irnya itu, bahwa para shahabat yang terdahulu dan ‘Ammar termasuk salah seorang di antara mereka. Dulu telah memerangi golongan Bani Umayyah yang dikepalai oleh Abu Sufyan ayah Muawiyah pemanggul panji-panji syirik dan pemimpin tentara musyrikin …. Mereka perangi orang-orang itu karena secara terus terang al-Quran menitahkannya disebabkan mereka adalah orang-orang musyrik.<br />
<br />
Dan sekarang di bawah pimpinan Muawiyah, walaupun mereka telah menganut Islam dan meskipun al-Quranul Karim tidak menitahkan secara tegas memerangi mereka, tetapi menurut ijtihad ‘Ammar dalam penyelidikannya mengenai kebenaran dan pengertiannya terhadap maksud dan tujuan al-Quran, meyakinkan dirinya akan kehausan memerangi mereka, sampai barang haq yang ditumpas itu kembali kepada pemiliknya, serta api fitnah dan pemberontakan itu dapat dipadamkan untuk selama-lamanya ….<br />
<br />
Juga maksudnya, bahwa dulu mereka memerangi orang-orang Bani Umayyah karena mereka kafir kepada Agama dan kafir kepada al-Quran …. Dan sekarang meueka menggempur orang-orang itu karena mereka menyelewengkan Agama dan menyimpang dari ajaran al-Quranul Karim serta mengacaukan ta’wil dan salah menafsirkannya, dan mencoba hendak menyesuaikan tujuan ayat-ayatnya dengan kemauan dan keinginan mereka pribadi…. !<br />
<br />
Maka tokoh tua yang berusia 93 tahun ini menerjuni akhir perjuangan hidupnya yang menonjol dengan gagah berani. Dan sebelum ia berangkat ke rafiqul A’la, ia tanamkan pendidikan terakhir tentang keteguhan hati membela kebenaran, dan ditinggalkannya sebagai contoh teladan perjuangannya yang besar dan mulia lagi berkesan dan mendalam ….<br />
<br />
Orang-orang dari pihak Mu’awiyah mencoba sekuat daya untuk menghindari ‘Ammar, agar pedang mereka tidak menyebabkan kematiannya hingga ternyata bagi manusia bahwa merekalah “golongan pendurhaka”.<br />
<br />
Tetapi keperwiraan ‘Ammar yang berjuang seolah-olah ia satu pasukan tentara juga, menghilangkan pertimbangan dan akal sehat mereka. Maka sebagian dari anak buah Mu’awiyah mengintai-ngintai kesempatan untuk menewaskannya, hingga setelah kesempatan itu terbuka mereka laksanakanlah dan tewaslah ‘Ammar di tangan tentara Mu’awiyah ……<br />
<br />
Sebagian besar dari tentara Mu’awiyah terdiri dari orang-orang yang barn saja masuk Agama Islam, yakni orang-orang yang menganutnya tidak lama setelah bertalu-talunya genderang kemenangan terhadap kebanyakan negeri yang dibebaskan Islam, balk dari kekuasaan Romawi maupun dari penjajahan Persi.<br />
<br />
Maka mereka inilah sebenarya yang menjadi biang keladi dan menyalakan api peuang saudara yang dimulai oleh pembangkangan Mu’awiyah dan penolakannya untuk mengakui Ali sebagai Khalifah dan Imam …. ! Jadi mereka inilah yang bagaikan kayu bakar menyalakan apinya hingga jadi besar dan menggejolak.<br />
<br />
Dan bagaimana juga gawatnya pertikaian ini, sedianya akan dapat diselesaikan dengan jalan damai andainya masih terpegang dalam tangan Muslimin pertama. Tetapi demi bentuknya jadi meruncing, ia jatuh ke dalam tokoh-tokoh kotor yang tidak peduli akan nasib Islam hingga api kian menyala dan tambah berkobar….<br />
<br />
Berita tewasnya ‘Ammar segera tersebar dan ramalan Rasulullah saw. yang didengar oleh semua shahabatnya sewaktu mereka sedang membina masjid di Madinah di masa yang telah jauh sebelumnya, berpindah dari mulut ke mulut:<br />
<br />
“Aduhai Ibnu Sumayyah …,ia dibunuh oleh golongan pendurhaka!”<br />
Maka sekarang tahulah orang-orang siapa kiranya golongan pendurhaka itu …, yaitu golongan yang membunuh ‘Ammar …, yang tidak lain dari pihak Mu’awiyah …. !<br />
<br />
Dengan kenyataan ini semangat dan kepercayaan pengikut-pengikut Ali kian bertambah. Sementara di pihak Mu’awiyah, keraguan mulai menyusup ke dalam hati mereka, bahkan sebagian telah bersedia-sedia hendak memisahkan diri dan bergabung ke pihak Ali ….<br />
<br />
Mengenai Mu’awiyah, demi mendengar peristiwa yang telah terjadi ia segera keluar mendapatkan orang banyak dan menyatakan kepada mereka bahwa ramalan itu benar adanya, dan Rasulullah benar-benar telah meuamalkan bahwa ‘Ammar akan dibunuh oleh golongan pemberontak …. Tetapi siapakah yang telah membunuhnya itu …. ? Kepada orang-orang sekeliling diserukannya: “Yang telah membunuh ‘Ammar ialah orang-orang yang keluar bersama dari rumahnya dan membawanya pergi berperang ….!”<br />
<br />
Maka tertipulah dengan ta’wil yang dicari-cari ini orang-orang yang memendam maksud tertentu dalam hatinya, sementara pertempuran kembali berkobar sampai saat yang telah ditentukan ….<br />
<br />
Adapun ‘Ammar, ia dipangku oleh Imam Ali ke tempat ia menshalatkannya bersama Kaum Muslimin, lalu dimakamkan dengan pakaiannya! Benar, dengan pakaian yang dilumuri oleh darahnya yang bersih suci! Karena tidak satu pun dari sutera atau beludru dunia yang layak untuk menjadi kain kafan bagi seorang syahid mulia, seorang suci utama dari tingkatan ‘Ammar…. !<br />
<br />
Dan Kaum Muslimin pun berdiri keheran-heranan di kuburnya …. ! Semenjak beberapa saat yang lalu ‘Ammar berdendang di depan mereka di atas arena perjuangan …,hatinya penuh dengan kegembiraan, tak ubah bagai seorang perantau yang merindukan kampung halaman tiba-tiba dibawa pulang, dan terlompatlah dari mulutnya seruan:<br />
<br />
“Hari ini aku akan berjumpa dengan para kekasih tercinta ….<br />
Dengan Muhammad saw dan para shahabatnya….!”<br />
Apakah ia telah mengetahui hari yang mereka janjikan akan bertemu dan waktu yang sangat ia tunggu-tunggu …. ?<br />
<br />
Para shahabat saling jumpa-menjumpai dan bertanya: “Apakah anda masih ingat waktu sore hari itu di Madinah, ketika kita sedang duduk-duduk bersama Rasululiah saw. …,dan tiba-tiba wajahnya berseri-seri lalu sabdanya:<br />
“Surga telah merinduhan ‘Ammar ….’:<br />
“Benar”, ujar yang lain. “dan waktu itu juga disebutnya namanama lain yang lain, di antaranya ‘Ali, Salman dan Bilal ….”.<br />
<br />
Nah, bila demikian halnya, maka surga benar-benar telah merindukan ‘Ammar …. ! Dan jika demikian, maka telah lama surga merindukaya, sedang kerinduannya tertangguh, menunggu ‘Ammar menyelesaikan kewajiban dan memenuhi tanggung jawabnya …. Dan tugas itu telah dilaksanakannya dan dipenuhinya dengan hati gembira.<br />
<br />
Maka sekarang ini, tidakkah sudah selayaknya ia memenuhi panggilan rindu yang datang menghimbau dari haribaan sura …. ? Menang, datanglah saatnya ia mengabulkan panggilan itu, karena tak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula …!<br />
<br />
Demikian dilemparkannya tombaknya, dan setelah itu ia pergi berlalu .<br />
<br />
Dan ketika tanah pusaranya didatarkan oleh para sahabat di atas jasadnya, maka ruhnya yang mulia telah bersemayam di tempat bahagia …, nun di sana dalam surga yang kekal abadi, yang telah lama rindu menanti .<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-81241969623399125032011-09-21T14:47:00.004+07:002011-09-21T14:47:58.647+07:00Astrolog Muslim Persia<a href="http://www.suaramedia.com/images/stories/sejara/albalkh.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.suaramedia.com/images/stories/sejara/albalkh.jpg" /></a>Al-Falaki. Gelar itu ditabalkan para ilmuwan di era kejayaan Kekhalifahan Abbasiyah kepada Abu Mashar berkat kehebatannya dalam bidang astrologi (ilmu perbintangan). Gerrit Bos dalam tulisannya bertajuk Abu Mashar: The Abbreviation of the Introduction to Astrology, Together with the Medieval Latin Translation of Adelard of Bath, menyebut Abu Mashar sebagai astrolog hebat di abad ke-9 M.<br />
<br />
Karya-karya Abu Mashar dalam bidang astrologi begitu populer dan sangat ber pengaru h bagi peradaban masyarakat Eropa Barat di abad pertengahan, ujar Bos. Betapa tidak. Sederet adikarya sang Astrolog Muslim itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Menurut Bos, Abu Mashar tak hanya berpengaruh dalam bidang astrologi, ia juga berkontribusi dalam bidang kedokteran.<br />
<a name='more'></a><br />
Penjelasan mengenai soal epidemik, papar Bos, merupakan salah satu pengaruh besar Abu Mashar dalam bidang kedokteran di Eropa. Ia menghubungkan masalah kedokteran dengan fenomena luar angkasa lewat teorinya yang disangat popular, yakni Theory of the Great Conjunctions.<br />
<br />
Menurut teori ini, hubungan planet tertentu dapat menyebabkan bencana alam dan politik, tutur Bos. Salah satu bencana besar yang dihubung-hubungkan para dokter di abad ke -14 dengan teori yang dicetuskan Abu Mashar adalah fenomena Black Death. Hal ini menunjukkan betapa pemikiran Abu Mashar begitu berpengaruh terhadap peradaban Barat.<br />
<br />
Keiji Yamamoto dalam tulisannya tentang sejarah hidup Abu Mashar mengungkapkan, ilmuwan Muslim terkemuka di abad ke-9 M itu terlahir pada 10 Agustus 787 M di Balkh, Persia (sekarang Afganistan). Sejatinya ia memiliki nama lengkap Jafar ibnu Muhammad Abu Mashar al-Balkhi.<br />
<br />
Selain dikenal dengan sebutan Abu Mashar, atrolog yang satu ini juga biasa disebut dengan panggilan Abulmazar. Abu Mashar merupakan seorang ilmuwan serbabisa. Selain dikenal sebagai seorang ahli astrologi (ilmu perbintangan), Abu Mashar juga menguasai matematika, astronomi, dan filsafat Islam. Ia menekuni matematika saat berusia 47 tahun, setelah kenal dan berkecimpung dalam dunia astrologi.<br />
<br />
Ia merupakan murid dari seorang guru yang sangat legendaris, yakni al-Kindi, ilmuwan Muslim di abad ke-8 M. Seperti sang guru, nama Abu Mas'har begitu populer di dunia Barat. Abu Ma'shar telah berjasa menyatukan pelajaran ilmu perbintangan dari berbagai sumber Islam yang luas.<br />
<br />
Menurut Yamamoto, Abu Ma'shar juga merupakan salah satu orang yang berpe -ran sangat penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Sayangnya, tak banyak umat Islam di era modern yang mengetahui kisah hidup Abu Mashar. Para sejarawan sains pun sangat jarang mengupas kisah hidup sang ilmuwan.<br />
<br />
Tak heran, jika banyak hal dalam sejarah hidup sang ilmuwan yang masih misterius dan menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Menurut Yamamoto, Abu Ma'shar terkenal dengan karya astrologinya. Yamamoto menuturkan, Abu Ma'shar pernah menulis mengenai ilmu perbintangan, termasuk tabel astronomi. Ada beberapa pertanyaan mengenai tanggal kelahiran dan kematiannya, karena pendahulunya mengetahuinya hanya semata-mata berdasarkan pada kutipan horoskop (zodiak) yang tak dikenal dalam bukunya yang bertajuk The Revolutions of the Years of Nativities, papar Yamamoto.<br />
<br />
Sejarah hidup Abu Ma'shar, tutur Yamamoto, ditulis seorang sejarawan pada abad ke-10 M bernama Ibnu al-Nadim (wafat 995/998 M). Salah satu misteri yang belum terungkap secara pasti tentang Abu Ma'shar adalah tahun wafatnya. Yamamoto memperkirakan, Abu Ma'shar wafat di Irak pada tahun 886 M. Sementara itu, al-Biruni (973-1048M) dalam karyanya bertajuk Chronology of the Ancient Nation menuturkan bahwa Abu Ma'shar masih melakukan pengamatan astrologi pada 892 M atau enam tahun sesudah tahun kematian yang disebutkan oleh para sejarawan. Al-Biruni dalam karyanya Book of Religions and Dynasties juga mengambil referensi dari karya Abu Ma'shar mengenai posisi bintang yang ditulis pada 896/897 M.<br />
<br />
Karya tersebut ditulis Abu Ma'shar ketika berusia lebih dari 100 tahun. Ibnu al-Nadim dalam karyanya Fihrist mengungkapkan bahwa Abu Ma'shar merupakan ilmuwan dan filsuf yang menentang pandangan Helenistik. Pandangan Abu Ma'shar ini kemudian dimanfaatkan al-Biruni untuk memetahkan pendapat filsuf Islam sebelumnya yakni al-Kindi (801-873 M). Kemasyhuran Abu Ma'shar sebagai ahli astrologi hebat di istana Kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad membuat namanya masuk dalam cerita tentang astrologi.<br />
<br />
Bahkan, Ibnu Tawus (1193n1266 M) mengumpulkan beberapa anekdot Abu Ma'shar dalam karyanya berjudul Faraj al-Mahmum (Biografi Para Astrolog). Sayangnya, nyaris semua karya Abu Ma'shar dalam astronomi telah hilang, dan hanya karya astrologinya dalam bahasa Arab yang masih tersisa. Nama Abu Ma'shar tampaknya lebih populer di dunia Barat, ketimbang di dunia Islam modern. Nyaris tak ada pelajaran yang diajarkan di sekolah di Indonesia yang menyebut nama dan kontribusi Abu Ma'shar di era kekhalifahan. Sungguh sangat ironis.<br />
<br />
Kontribusi Sang Astrolog<br />
<br />
Siapa yang membaca akan mengetahui. Siapa yang menulis tak akan pernah mati. Peribahasa orang Perancis itu menemukan faktanya. Meski Abu Ma'shar telah tiada belasan abad silam, namun namanya tetap dikenang dan diperbincangkan kalangan ilmuwan, khususnya di dunia Barat.<br />
<br />
Salah satu buku yang ditulis Charles Burnett bertajuk Abu Ma'shar: The Abbreviation of the Introduction to Astrology merupakan bukti betapa pemikiran sang ilmuwan masih dianggap penting oleh dunia Barat.<br />
<br />
Richard Lemay dalam karyanya berjudul Abu Ma'shar and Latin Aristotelianism in the Twelfth Century, The Recovery of Aristotles Natural Philosophy through Iranian Astrology, masih tertarik dengan pemikiran sang astrolog Muslim.<br />
<br />
Dalam bukunya itu Lemay berargumentasi bahwa tulisan Abu Ma'shar sangat mirip dengan salah satu karya terpenting teori Aristoteles tentang alam. Salah satu karya Abu Ma'shar dalam bidang astrologi yang sangat berpengaruh berjudul Kitab al-Mudkhal al-Kabir. Kitab ini terdiri dari 106 bab.<br />
<br />
Karyanya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1133 M dan tahun 1140 M. Selain itu, buku yang ditulis Abu Mafshar pun diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Tak heran, jika buah pikir Abu Mafshar telah memiliki pengaruh yang signifikan kepada ahli filsafat Barat, salah satunyai Albert The Great.<br />
<br />
Abu Ma'shar juga menulis sebuah versi ringkas dalam mengenalkan karyanya Kitab Mukhtafar alfMudkhal yang diterjemahkan ke dalam bahasa Latin oleh Adelard of Bath. Buku lainnya yang ditulis Abu Ma'shar yang terkenal dan diterjemahkan ke dalam bahasa Latin bertajuk Introductorium in Astronmiam.<br />
<br />
Buku itu merupakan terjemahan dari kitab berbahasa Arab yakni Kitab al-Mudkhal al-Kabir ila eIlm Ahkam Annujjum, yang ditulis Abu Ma'shar di Baghdad pada 848 M. Kali pertama, kitab itu dialihbahasakan ke dalam bahasa Latin oleh John of Seville pada 1133 M, dan selanjutnya, literatur dibuat lebih sedikit dan ringkas oleh Herman of Carinthia pada 1140 M.<br />
<br />
Karya lainnya yang ditulis Abu Ma'shar adalah sejarah astrologi yang memperkenalkan tradisi Sasaniah. Ini dibuat pada era kekuasaan Khalifah al-Mansur, khalifah kedua pada dinasti Abbasiyah. Ini merupakan bagian strategi politik al-Mansur untuk memberikan sebuah yayasan untuk lahirnya dinasti baru, dan tentu saja itu digunakan paling efektif antar Dinasti Abbasiyah sebelumnya.<br />
<br />
Buku Abu Ma'shar yang monumental dalam kategori sejarah adalah Kitab al-Milal wa-l-Duwal (Kitab tentang agama-agama dan dinasti). Buku itu terdiri dari delapan bagian dalam 63 bab. Karyanya yang satu ini diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan dibaca oleh Roger Bacon, Pierre dfAilly, dan Pico della Mirandola (1463n1494 M).<br />
<br />
Pemikiran Abu Ma'shar ini tentunya juga dibahas dalam karya besar mereka. Karya lain dalam kategori ini meliputi Fi dhikr ma tadullu elayhi al-ashkhas al-fulwiyya, Kitab aldalalat elaalittisalat waqiranat al-kawakib,dan Kitab aluluf (Book of Thousands), yang tidak bertahan lama tapi ringkasannya dipelihara oleh Sijzi (945-1020M).<br />
<br />
Karya lainnya dari sang ilmuwan dikategorikan dalam genethlialogi, ilmu pengetahuan mengenai pemilihan kelahiran. Salah satu contoh adalah Kitab Tahawil Sini al-Mawalid (Book of the revolutions of the years of nativities).<br />
<br />
Buku ini juga telah dialihbahasakan ke dalam bahasa Yunani. Kitab itu terdiri dari sembilan volume dan terbagi menjadi 96 bab. Yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani hanya lima volume dan terdiri dari 57 bab.<br />
<br />
Karya lain Abu Ma'shar yang masuk dalam kategori ini adalah Kitab Mawalid al-Rijal wa-al-Nisa atau (Buku Asal Pira dan Wanita). Dalam karyanya Introductorium in Astronomiam and De magnis coniunctionibus, Abu Ma'shar, mengatakan, dunia diciptakan ketika tujuh planet bergabung dengan Aries, dan ramalan itu bisa berakhir ketika fenomena yang sama terjadi pada Pisces.<br />
<br />
Terjemahan kedalam bahasa Latin dan dalam bahasa sehari-hari menjadikan karyanya beredar luas di Eropa dan menjadi sumber inspirasi untuk literatur penggambaran astrologi dengan beberapa pengarang minor awal era modern.<br />
<br />
Astronomi<br />
Abu Ma'shar mengembangkan model planet yang beberapa penafsiran sebagai sebuah model heliosentrik. Ini menunjukkan pada revolusi orbital planet diberikan sebagai revolusi heliosentrik lebih baik dari pada revolusi geosentrik dan hanya diketahui teori planet di kejadian ini dalam teori heliosentrik.<br />
<br />
Karyanya dalam teori planet tidak dapat bertahan, tapi data astronomnya terakhir direkam oleh al-Hashimi dan al-Biruni, jelas Bartel Leendert van der Waerden dalam karyanya The Heliocentric System in Greek, Persian and Hindu Astronomy.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-41371159357144635462011-09-21T14:45:00.003+07:002011-09-21T14:48:44.858+07:00Murid Para Malaikat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS6nwYhRSgVRS2yQu0F4zZxgjQ2y7mhSQpSaNETWndgD5Vh22kuHg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS6nwYhRSgVRS2yQu0F4zZxgjQ2y7mhSQpSaNETWndgD5Vh22kuHg" /></a></div>Muhammad bin al-Mudzaffar berkata, “Diriwayatkan kepada kami bahwa semula kedua orang tua Abu Mahfudz Ma’ruf bin Fairuz al-Kurkhi adalah orang Persia yang beragama Nasrani.<br />
<br />
Keduanya menyerahkan pendidikan anaknya (Ma’ruf) sejak dini untuk belajar menulis kepada seorang alim. Suatu hari sang guru memberi pelajaran, katakan, ‘Tuhan Bapak, Tuhan Anak, Dan Tuhan Ibu.’ Ma’ruf membantah dengan mengatakan, ‘Tuhan hanya satu.’ Kemudian sang guru memukulnya.<br />
<br />
Guru pun melanjutkan pengajarannya untuk mengucapkan seperti yang semula. Lagi-lagi Ma’ruf menolak, dia mengucapkan, ‘Tuhan itu satu.’ Pada lain hari sang guru memukul dengan pukulan yang lebih keras, maka Ma’ruf pun melarikan diri.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Nampaknya kedua orang tua Ma’ruf tidak mampu lagi bersabar. Hampir-hampir keduanya berputus asa karena sangat khawatir dengan pembangkangan Ma’ruf. Akhirnya kedua orangtua Ma’ruf berkata, ‘Mudah-mudahan dia menemukan suatu agama yang berkenan di hatinya sehingga kita bisa turut memeluk agama itu.’<br />
<br />
Ma’ruf, yang masih anak-anak itu terus berjalan mencari kebenaran sehingga bertemu dengan Ali bin Musa ar-Ridha, lalu menyatakan dirinya masuk Islam dihadapannya. Ia hidup dengan beliau dan membantu beliau dalam tempo yang tidak sebentar.<br />
<br />
Tak berapa lama kemudian, ia minta izin kepada Ali bin Musa untuk pulang ke rumah orang tuanya. Ia tiba di rumah pada malam hari, setelah mengetuk pintu, orang tuanya bertanya, ‘Siapa?’ Ma’ruf menjawab, ‘Saya!’ Sebelum membuka pintu, orang tua Ma’ruf bertanya, ‘Sekarang kamu memeluk agama apa?’ Ma’ruf menjawab, ‘Islam.’ Kedua orang tuanya mempersilakan masuk dan memeluk Islam. <b>ALLAH</b> telah berkenan mengumpulkan keluarga ini dalam agama Islam’.”<br />
<br />
Di antara riwayat yang sampai kepada kami adalah bahwa, “Ma’ruf mengajarkan agama yang dipeluknya dengan ucapan-ucapan yang tidak disukai kedua orang tuanya. Sehingga si Ibu berkata kepada sang ayah, ‘Anakmu ini masih sangat kecil, tidak pantas berkata-kata demikian. Jalan pikirannya telah dirusak oleh sebagian umat Islam, sebaiknya ia dilarang keluar rumah saja. Keputusan ini lebih baik untuk anak kita.’<br />
<br />
Beberapa hari ia disekap dalam kamar rumahnya. Namun sang ayah tidak tega, lalu melepasnya. Akan tetapi Ma’ruf malah kembali mengunci diri di dalam kamar. Ia tidak mau keluar sebelum kedua orang tuanya memaksa untuk keluar kamar, sampai-sampai sang ayah bertanya, ‘Mau berapa lama lagi kamu akan mengunci diri dalam kamar?’<br />
<br />
Ma’ruf menjawab, ‘Ayah, sebenarnya ketika aku berada di dalam kamar ini, aku mendapatkan seseorang yang mampu memberi pencerahan yang ayah ibuku sangka bahwa dia merusak jalan hidupku dan berdampak buruk pada ayah ibu berdua.’<br />
<br />
Ayah Ma’ruf bertanya, ‘Siapa dia?’<br />
<br />
Ma’ruf diam, tidak memberi jawaban. Sang Ayah marah kepada si Ibu, ‘Ini gara-gara kamu! Anak kesayanganku jadi gila!’ Sang ayah lalu membawa Ma’ruf pergi menemui seorang pendeta, untuk menceritakan kejadian tersebut dan agar pendeta bersedia menjampi dan mengobatinya.<br />
<br />
Sang pendeta bertanya kepada Ma’ruf, ‘Siapakah yang dia maksud merusak jalan pikiranmu sehingga berdampak buruk kepada kedua orang tuamu?’<br />
<br />
Ma’ruf menjawab, ‘Hati kecilku! Dia senantiasa merenungkan siapa yang telah menciptakan langit dan bumi juga memikirkan mengapa bisa demikian indah!’<br />
<br />
Sang pendeta bertanya lagi, ‘Kalau begitu, bagaimana menurut pendapatmu wahai Ma’ruf mengenai renunganmu itu?’<br />
<br />
Ma’ruf menjawab, ‘Menurutku, di sana hanya ada satu Dzat yang mampu mengatur seluruh alam raya ini, tidak boleh ada seorang pun yang menyerupai Dzat itu. Sebab sekiranya ada tentu ia ingin berbuat seperti yang telah diperbuatnya.’<br />
<br />
Pendeta berkata, ‘Kalau demikian, tetaplah kamu di situ, sebentar lagi aku datang menemuimu.’<br />
<br />
Kemudian pendeta kembali ke biaranya untuk mengambil tinta dan pena. Ia mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ma’ruf, lalu menulis jawabannya. Selanjutnya pendeta berkata kepada Fairuz (ayah Ma’ruf), ‘Wahai Fairuz, Sekiranya engkau berkata kepadaku bahwa anak ini adalah anakku, tentu aku akan mengatakan bahwa dia adalah salah satu murid para Malaikat.’<br />
<br />
Fairuz bersama anaknya pulang dengan perasaan bahagia.<br />
<br />
Ma’ruf berkata, ‘Peristiwa ini kemudian aku ceritakan kepada guruku Ali bin Musa ar-Ridha, beliau pun berkomentar, ‘Memang kamu salah satu murid para Malaikat’.”<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-73127569653626661972011-09-21T14:44:00.000+07:002011-09-21T14:44:27.172+07:00Muslim Cina Sang Legenda Wushu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.suaramedia.com/images/resized/images/stories/2011/1berita/3_tekno/zipping_200_200.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.suaramedia.com/images/resized/images/stories/2011/1berita/3_tekno/zipping_200_200.jpg" /></a></div>Seratus delapan puluh kilometer dari utara Kota Terlarang (Beijing saat ini), terletak Changzhou, tempat tinggal suku Hui. Hui adalah suku Muslim di Cina. Namun, selain Islam, ada hal yang menjadi kecintaan anggota suku, yakni tradisi seni bela diri.<br />
<br />
Sebelum penemuan senjata, Wushu merupakan alat utama pertempuran dan pertahanan diri di Cina. Para pemimpon Hui selalu mendorong anggotanya mempelajari Wushu sebagai 'kebiasaan suci' demi memperkuat disiplin dan keberanian untuk memperjuangkan sekaligus bertahan di tanah mereka.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Saat itu masjid-masjid, bagi suku Hui, bukan hanya tempat untuk beribadah, tapi juga medan latihan bagi grandmaster untuk menempa dasar-dasar Wushu kepada murid-murid yang antusias. <br />
<br />
Seperti banyak Hui yang lain, Wang Ziping lahir di tengah keluarga miskin. Ayahnya bekerja sebagai petinju bayaran. Saat masih bocah, Ziping menunjukkan keinginan kuat belajar Wushu. Bela diri ini adalah identitas Hui. Tidak ada Hui--yang saat itu hanya senilai upah garam--akan berani menjalani hidup tanpa "Latihan Delapanbelas Pukulan Pertempuran" dan "Tinju Diagram Delapan" melekat pada tubuh dan pikiran.<br />
<br />
Selain Wushu, Hui juga mendalami ajaran Islam. Dengan demikian kehidupan Hui adalah campuran antara buruh miskin, latihan keras dan spiritual mendalam. Kemampuan luar biasa mereka dalam Wushu bukan sesuatu yang datang sekejap mata. <br />
<br />
Begitu pula yang dialami Ziping. Di tengah pelajaran mengaji Al Qur'an, Ziping juga harus mengangkat batu berat untuk membangun stamina, kekuatan dan galian parit yang kian lama kiat luas begitu kemampuannya melompat meningkat. Keseimbangan yang baik diasah dengan cara berbahaya. Zipping ditanam dalam tanah.<br />
<br />
Saat itu pula Zipping membaca lantunan zikir. Kekuatan dan keseimbangannya pun bertambah berlipat ganda. Konsentrasi yang biasa dilakukan saat shalat sebagai tuntutan dalam Islam menjadi tulang punggung sesolid batu bagi gerakan mengalir Wushu.<br />
<br />
Iklim di Changzou cukup sejuk ketika musim panas, namun dingin saat musim salju. Dalam bulan-bulan musim dingin salju jarang turun sehingga memungkina latihan tetap digelar. Zipping berlatih dengan seluruh elemen untuk membuat tangguh tubuhnya. Begitu ia menginjak usia 14 tahun, ia sudah bisa melompat lebih dari 3 meter dari posisi berdiri.<br />
<br />
Sayang bocah dengan tubuh setegap pria dewasa dan kualitas petarung itu tak memiliki guru. Ayahnya yang keras kepala menolak memasukkan Zipping ke sekolah Wushu. Setengah putus asa mencari guru dan teman, ia jatuh ke dalam komunitas rahasia yang menyebut diri mereka "Jurus Kebenaran dan Keharmonian".<br />
<br />
Akhirnya Wang Zipping memutuskan pergi dan mengembara ke selatan Jinan, di mana ia menjadi musafir yang tinggal di sebuah Masjid Besar. Dalam ruang utama masjid itulah, Zipping bertemu pria seperti dirinya, seorang petinju. Ia bernama Yang Hongxiu, grandmaster Wushu yang akhirnya menjadi gurunya.<br />
<br />
Dan Zipping pun dengan serius mulai mempelajari gerakan burung dan mamalia, seperti elang menukik menyambar mangsa, gerakan kelinci melintas padang rumput, hingga lompatan jitu anjing menghindar dari bahaya. Ia menyerap semua karakter gerakan itu kemudian menciptakan gayanya sendiri. Stamina dan refleksnya yang kian berkembang, membuat Zipping tak hanya kuat tetapi juga cepat--sebuah kombinasi mematikan dalam Wushu.<br />
<br />
Seorang dianggap Grandmaster ketika ia mampu menggunakan alat apa pun sebagai senjata. Pengembangan kemampuan ini adalah seni sekaligus kebutuhan dalam Wushu. Zipping, menjadi luar biasa fasih dengan semua senjata utama.<br />
<br />
Dia sangat mahir terutama dalam melakukan Qinna, yakni teknik sergapan yang dapat mengunci sendi dan otot-otot lawan dalam persiapan melakukan serangan dahsyat; Shuaijiao. Nama yang terakhir itu adalah gaya bertarung tangan kosong yang menggabungkan prinsip Tai Chi, Hard Qigong dan Teknik Meringankan Tubuh.<br />
<br />
Ia mendapat pengakuan sebagai seniman bela diri yang utuh. Pada saat bersamaan ia juga pakar dalam trauma tulang. Ia mengombinasikan pengetahuan mendalam dalam Qinna dengan ketrampilang mengatur tulang. Akhirnya ia menemukan sistem penyembuhan untuk cedera Wushu dan olahraga di utara Cina.<br />
<br />
Legenda Klasik<br />
<br />
Banyak kisah, ada yang asli dan juga sekedar mitos, yang telah disematkan pada sosoknya. Namun yang selalu diulang adalah kisah satu ini.<br />
<br />
Selama melakukan praktek pengobatan di Jiaozhou, Jerman ditugaskan untuk membangun rel kereta api dari kawasan itu menuju Jinan. Proyek mercusuar itu adalah harga mahal yang harus dibayar setelah Ratu Ci'xi gagal dalam pemberontakan tinju. Rel dibuat dengan yang tujuan memperluas dan mengkokohkan kontrol Eropa atas daratan Cina.<br />
<br />
Reputasi Zipping bukannya tak diketahui oleh Jerman. Lebih cerdas dan berani dari pada koleganya, para Jerman berupaya mempermainkannya. Seorang petinggi militer Jerman bersiasat dengan menempatkan penggilingan batu besar di depan stasiun rel kereta api dan menantang siapa pun untuk mengangkatnya.<br />
<br />
Zipping yang tidak pernah bisa tahan dengan penghinaan terhadap orang Cina, secara alami langsung gusar. Seperti yang diharapkan Jerman, Zipping masuk perangkap.<br />
<br />
"Bagaimana kalau saya bisa mengangkatnya," tanya Zipping.<br />
<br />
"Maka gilingan itu menjadi milikmu," para Jerman menjawab dengan tampang mengolok-olok.<br />
<br />
"Bila saya gagal?"<br />
<br />
"Maka kamu harus membayar,"<br />
<br />
Zipping denga mudah mengangkan gilingan batu itu, meninggalkan para Jerman tercengang-cengang. Seorang warga Amerika yang bekerja sebagai guru fisika di tempat itu, menyaksikan aksi Zipping. Ia pun menantang duel.<br />
<br />
Saat berjabat tangan mengawali pertandingan, tiba-tiba si Amerika dengan kuat memegang tangan Zipping dan berupaya membantingnya ke tanah. Zipping secepat kilat menyapukan kaki ke bagian bawah tubuh lawannya dan membuatnya ambruk.<br />
<br />
Karena reputasinya, Zipping ditunjuk sebagai kepala Divisi Shaolin di Institut Pusat Seni Bela Diri. Ia juga pernah menjabat wakil presiden Asosiasi Whusu Cina, organisasi Wushu tertinggi di CIna.<br />
<br />
Ia memegang banyak gelar dan tanggung jawab, termasuk konsultan sejumlah rumah sakit besar di penjuru Cina. Karirnya sebagai pakar bela diri juga kian menajam setelah ia melakoni banyak duel dengan orang asing. Ia selalu ingin membuktikan bahwa Cina bukan ras inferior.<br />
<br />
Meski dalam usia senja, Zipping tak pernah kehilangan kekuatan dan kecepatannya. Pada 1960 ketika ia menjadi pelatih dan direktur grup pelajar Wushu yang menyertai perdana menteri saat itu, Zhou Enlai, melawat ke Burma, ia diminta mendemonstrasikan kemampuannya. Di depan tuan rumah ia menampilkan jurus dengan senjata luar biasa berat, Pedang Naga Hitam. Dengan teknik tinggi, kemampuan dan semangat muda, tak satupun orang berpikir ia telah berkepala delapan.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-6090833201989450092011-09-21T14:40:00.001+07:002011-09-21T14:41:47.062+07:00Keluarga Penghuni Surga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSdAsQj2xpT8vKnAhDwGDS66mZeEiUCJ1tZ-wVNhPijTduQhIn0Xw" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSdAsQj2xpT8vKnAhDwGDS66mZeEiUCJ1tZ-wVNhPijTduQhIn0Xw" /></a></div>Seandainya ada orang yang dilahirkan di Surga, lain dibesarkan dalam haribaannya dan jadi dewasa, kemudian dibawa ke dunia untuk jadi hiasan dan nur cahaya, maka’ Ammar bersama ibunya Sumayyah dan bapaknya Yasir, adalah beberapa orang di antara mereka <br />
Tetapi kenapa kita mengatakan tadi “seandainya”, seolah-olah itu hanya pengandaian belaka, padahal keluarga Yasir benar-benar penduduk Surga? Ketika Rasululiah saw. bersabda:<br />
“<i>Sabar wahai keluarga Yasir, tempat yang telah dijanjikan bagi kalian adalah Surga</i>”<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
kata-kata itu diucapkannya bukanlah hanya sebagai hiburan belaka, tetapi benar-benar mengakui kenyataan yang diketahuinya dan menguatkan fakta yang dilihat dan disaksikannya. <br />
Yasir bin ‘Amir yakni ayahanda ‘Ammar, berangkat meninggalkan negerinya di Yaman guna mencari dan menemui salah seorang saudaranya. Rupanya ia berkenan dan merasa cocok tinggal di Mekah. Bermukimlah ia di sana dan mengikat perjanjian persahabatan dengan Abu Hudzaifah ibnul Mughirah <br />
Abu Hudzaifah mengawinkannya dengan salah seorang sahayanya bernama Sumayyah binti Khayyath, dan dari perkawinan yang penuh berkah ini, kedua suami isteri itu dikaruniai seorang putera bernama ‘Ammar. <br />
Keislaman mereka· termasuk dalam golongan yang mula pertama, sebagai halnya orang shalih;yang diberi petunjuk oleh Allah. Dan sebagai halnya orang-orang shalih yang termasuk dalam golongan yang mula pertama masuk Islam, mereka cukup menderita karena siksa dan kekejaman Quraisy .<br />
<br />
Orang-orang Quraisy menjalankan siasat terhadap Kaum Muslimin sesuai suasana. Seandainya mereka ini golongan bangsawan dan berpengaruh, mereka hadapi dengan ancaman dan gertakan. Abu Jahal orang yang menggertaknya dengan ungkapan: “Kamu berani meninggalkan agama nenek moyangmu padahal mereka lebih baik daripadamu. Akan kami uji sampai di mana ketabahanmu, akan kami jatuhkan kehormatanmu, akan kami rusak perniagaanmu dan akan kami musnahkan harta bendamu”<br />
Dan setelah itu mereka lancarkan kepadanya perang urat syaraf yang amat sengit. Dan sekiranya yang beriman itu dari kalangan penduduk Mekah yang rendah martabatnya dan yang miskin, atau dari golongan budak belian, maka mereka didera dan disulutnya dengan api bernyala.<br />
<br />
Maka keluarga Yasir termasuk dalam golongan yang kedua ini Dan soal penyiksaan mereka, diserahkan kepada Bani Makhzum. Setiap hari Yasir, Sumayyah dan ‘Ammar dibawa ke padang pasir Mekkah yang demikian panas, lalu didera dengan berbagai adzab dan siksa!<br />
<br />
Penderitaan dan pengalaman Sumayyah dari siksaan ini amat ngeri dan`menakutkan, tetapi tidak akan kita paparkan panjang lebar sekarang ini. Insya <b>ALLAH</b> pada kesempatan lain akan -kita ceritakan pengurbanan dan- keteguhan hati yang ditunjukkan oleh Sumayyah bersama shahabat-shahabat dan kawan-kawan seperjuangannya di hari-hari yang bersejarah itu. <br />
Cukuplah kita sebutkan sekarang tanpa berlebih-lebihan bahwa syahidah Sumayyah telah menunjukkan sikap dan pendirian tangguh, yang dari awal hingga akhirnya telah membuktikan kepada kemanusiaan suatu kemuliaan yang tak pernah hapus dan kehormatan yang pamornya tak pernah luntur. Suatu sikap yang telah menjadikannya seorang bunda kandung bagi orang-orang Mu’min di setiap zaman, dan. bagi para budiman di sepanjang masa.<br />
Rasulullah saw. tidak lupa mengunjungi tempat-tempat yang diketahuinya sebagai arena penyiksaan bagi keluarga Yasir. Ketika itu tidak suatu apa pun yang dimilikinya untuk menolak bahaya dan mempertahankan diri.’Dan rupanya demikian itu sudah menjadi kehendak <b>ALLAH.</b><br />
<br />
Maka Agama baru, yakni Agama Nabi Ibrahim yang suci murni, suatu Agama yang hendak dikibarkan panji-panjinya oleh Muhammad saw, bukakiah suatu gerakan perubahan secara vertikal dan horizontal, tetapi merupakan suatu tata cara hidup bagi manusia beriman. Dan manusia beriman ini haruslah memiliki dan mewarisi bersama Agama itu secara lengkap dengan kepahlawanan, perjuangan dan pengurbanannya….<br />
<br />
Pengurbanan-pengurbanan mulia yang dahsyat ini tak ubahnya dengan tumbal yang akan menjamin bagi Agama dan ‘aqidah keteguhan yang takkan lapuk .Ia juga menjadi contoh teladan yang akan mengisi hati orang-orang beriman dengan rasa simpati, kebanggaan dan kasih sayang.Ia adalah menara yang akan menjadi pedoman bagi generasi-generasi mendatang untuk mencapai hakikat Agama, kebenaran dan kebesarannya.<br />
<br />
Demikianlah, berlaku pula bagi Agama Islam, qurban dan pengurbanan ini. Makna ini telah dijelaskan oleh al-Quran kepada Kaum Muslimin bukan hanya pada satu atau dua ayat.<br />
Firman Allah swt.:<br />
<i style="color: blue;">Apakah manusia mengira bahwa mereha ahan dibiarkan mengatahan: “Kami telah beriman” padahal mereka belum lagi diuji?</i>(Q.S. 29 al-’Ankabut:2)<br />
<i style="color: blue;"><br />
Apakah halian mengira akan dapat masuh surga, padahal belum lagi terbukti bagi </i><b>ALLAH </b><i style="color: blue;">orang-orang yang berjuang di antara kalian, begitu pun orang-orang yang tabah ?</i>(Q.S. 3 Ali Imran: 142)<br />
<i><br style="color: blue;" /><span style="color: blue;"> Sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, hingga terbuktilah bagi </span></i><b>ALLAH</b><i><span style="color: blue;">orang-orang Yang benar dan terbukti pula orang-orang yang dusta.</span></i>(Q.S. 29 al-’ankabut: 3)<br />
<i style="color: blue;"><br />
Apakah kalian mengira akan dibiarhan begitu saja, padahal belum lagi terbukti bagi Allah </i><b>ALLAH</b><i style="color: blue;">orang-orang yang berjuang di antara kalian?</i>(Q.S. 9 Attaubat: 16)<br />
<br />
<b>ALLAH</b><i style="color: blue;"> tiada hendah membiarhan orang-orang beriman dalam Keadaan kalian sekarang ini, hingga dipisahhan-Nya mana-mana yang jelek daripada yang baik.</i>(Q.S. 3 Ali Imran: 179)<br />
<br />
<i style="color: blue;">Dan mushibah yang telah menimpa halian di saat berhadapannya dua pasukan, adalah dengan idzin </i><b>ALLAH, </b><i style="color: blue;">yakni agar terbukti baginya orang-orang yang beriman</i>”(Q.S. 3 Ali Imran: 166)<br />
<br />
Memang, demikianlah Al-Qur’an mendidik putera dan para pendukungnya bahwa pengurbanan merupakan esensi atau sari dari keimanan, dan bahwa kepahlawanan menghadapi kekejaman dan kekerasan dihadapi dengan keshabaran, keteguhan dan pantang mundur, hanyalah akan membentuk keutamaan iman yang cemerlang dan mengagumkan .<br />
Oleh sebab itu di kala sedang meletakkan dasarnya, memancangkan tiang-tiang dan mengemukakan model contohnya, hendaklah Agama Allah ini memperkukuh diri dengan pengurbanan jiwa dan memhersihkan jiwa dengan pengurbanan harta, maka terpilihlah untuk kepentingan mulia ini beberapa orang putera, para pemuka dan tokoh-tokoh utamanya untuk menjadi ikutan sempurna dan teladan istimewa bagi orang-orang beriman yang menyusul kemudian!<br />
<br />
Maka Sumayyah ,Yassir,dan ‘Ammar dari golongan luar biasa yang beroleh barkah ini, adalah pilihan dari taqdir, yang dengan pengurbanan, ketekunan dan keuletan mereka itu, dapat memateri kebesaran dan keabadian Islam secara kuat dan kukuh <br />
Telah kita katakan tadi bahwa Rasulullah saw. tiap hari berkunjung ke tempat disiksanya keluarga Yasir, mengagumi ketabahan dan kepahlawanannya ,sementara hatinya yang mulia bagaikan hancur karena santun dan belas kasihan menyaksikan mereka menerima siksa yang tak terderitakan lagi.<br />
Pada suatu hari ketika Rasulullah saw. mengunjungi mereka, ‘Ammar memanggilnya, katanya:<br />
“Wahai Rasulullah, adzab yang kami derita telah sampai ke puncak”.<br />
Maka seru Rasulullah saw : “<i>Sabarlah, wahai Abal Yaqdhan</i> "<br />
“<i>Sabarlah, wahai heluarga Yasir</i> "<br />
“<i>Tempat yang dijanjikan bagi halian ialah Surga</i> ”<br />
<br />
Siksaan yang diami oleh ‘Ammar dilukiskan oleh kawan-kawannya dalam beberapa riwayat. Berkata ‘Amar bin Hakam:’Ammar itu disiksa sampai-sampai ia tak menyadari apa yang diucapkannya”<br />
Berkata pula ‘Ammar bin Maimun:<br />
“Orang-rang musyrik membakar ‘Ammar bin Yasir dengan api. Maka Rasulullah saw. lewat di tempatnya lain memegang kepalanya dengan tangan beliau, sambil bersabda:<br />
“<i>Hai api, jadilah kamu sejuk dingin di tubuh ‘Ammar, sebagaimana dulu kamu juga sejuk dingin di tubuh Ibrahim</i>" <br />
Bagaimanapun juga, semua bencana itu tidaklah dapat menekan jiwa ‘Ammar, walau telah menekan punggung dan menguras tenaganya. Ia baru merasa dirinya benar-benar celaka, ketika pada suatu hari tukang-tukang cambuk dan para penderanya menghabiskan segala daya upaya dalam melampiaskan kedhaliman dan kekejannya., semenjak hukuman bakar dengan besi panas, sampai disalib di atas pasir panas dengan ditindih batu laksana bara merah, bahkan sampai ditenggelamkan ke dalam air hingga sesak nafasnya dan mengelupas kulitnya yang penuh dengan luka.<br />
<br />
Pada hari itu, ketika ia telah tak sadarkan diri lagi karena siksaan yang demikian berat, orang-orang itu mengatakan kepadanya: “Pujalah olehmu tuhan-tuhan kami!”, lain diajarkan mereka kepadanya kata-kata pujaan itu, sementara ia mengikutinya tanpa menyadari apa yang diucapkannya.<br />
Ketika ia siuman sebentar akibat dihentikannya siksaan, tiba-tiba ia sadar akan apa yang telah diucapkannya ,maka hilanglah akalnya dan terbayanglah di ruang matanya betapa besar kesalahan yang telah dilakukannya, suatu dosa besar yang tak dapat ditebus dan diampuni lagi ,hingga beberapa saat dirasakannya siksaan orang-orang musyrik terhadap dirinya sebagai obat pembalur luka dan suatu keni’matan juga <br />
<br />
Dan seandainya ia dibiarkan dalam perasaan itu agak beberapa jam saja, tak dapat tiada tentulah akan membawa ajalnya<br />
‘Ammar dapat bertahan menanggungkan semua siksa yang ditimpakan atas tubuhnya, ialah karena jiwanya sedang berada pada kondisi puncak. Tetapi sekarang ini, demi disangkanya jiwanya telah menyerah kalah, maka dukacita dan sesal kecewa hampir saja menghabiskan tenaga dan melenyapkan nyawanya ….<br />
<br />
Tetapi iradat <b>ALLAH</b> Yang Maha Agung lagi Maha Tinggi telah memutuskan agar peristiwa yang’ mengharukan itu mencapai titik kesudahan yang amat luhur Dan tangan wahyu yang penuh berkah itu pun terulurlah menjabat tangan’Ammar, sambil menyampaikan ucapan selamat kepadanya: “Bangunlah hai pahlawan ! Tak ada sesalan atasmu dan tak ada cacat”<br />
<br />
Ketika Rasulullah saw. menemui shahabatnya itu didapatinya ia sedang menangis, maka disapunyalah tangisnya itu dengan tangan beliau seraya sabdanya:<br />
“Orang-orang kafir itu telah menyiksamu dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan begini dan begitu …?”<br />
“Benar’: wahai RasuIullah’: ujar ‘Ammar sambil meratap.<br />
Maha sabda Rasulullah sambil tersenyum: “<i>Jika mereka memaksaimu lagi, tidak apa, ucapkanlah seperti apa yang kamu katakan tadi </i>”<br />
Lalu dibacakan Rasulullah kepadanya ayat mulia berikut ini:<br />
<span style="color: blue;">"<i>Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan</i></span>" (Q.S. 16 an-Nahl: 106)<br />
<br />
Kembalilah ‘Ammar diliputi oleh ketenangan dan dera yang menimpa tubuhnya: bertubi-tubi tidak terasa sakit lagi, dan apa juga yang akan terjadi, terjadilah dan ia tidak akan peduli. Jiwanya berbahagia, keimanannya di fihak yang menang! Ucapannya yang dikeluarkan secara terpaksa itu dijamin bebas oleh al-Quran, maka apa lagi yang akan dirisaukannya?<br />
<br />
‘Ammar menghadapi cobaan dan siksaan itu dengan ketabahan luar biasa, hingga pendera-penderanya merasa lelah dan menjadi lemah, dan bertekuk lutut di hadapan tembok keimanan yang maha kukuh . <br />
Setelah pindahnya Rasulullah saw. ke Medinah, Kaum Muslimin tinggal bersama beliau bermukim di sana, secepatnya masyarakat Islam terbentuk dan menyempurnakan barisannya.<br />
<br />
Maka di tengah-tengah masyarakat Islam yang beriman ini ‘Ammar pun mendapatkan kedudukan yang tinggi Rasulullah saw. amat sayang kepadanya, dan beliau sering membanggakan keimanan dan ketaqwaan ‘Ammar kepada para shahabat.<br />
<br />
Bersabda Rasulullah saw:<br />
“<i>Diri ‘Ammar dipenuhi keimanan sampai ke tulang punggungnya</i>”<br />
Dan sewaktu terjadi selisih faham antara Khalid bin Walid dengan ‘Ammar, Rasulullah saw. bersabda:<br />
“<i>Siapa yang memusuhi ‘Ammar, maka ia akan dimusuhi Allah, dan siapa yang membenci ‘Ammar, maka ia akan dibenci Allah </i>”<br />
<br />
Maka tak ada pilihan bagi Khalid bin Walid pahlawan Islam itu selain segera mendatangi ‘Ammar untuk mengakui kekhilafannya dan meminta ma’af. <br />
Suatu peristiwa terjadi pula ketika Rasulullah saw. bersama para shahabat mendirikan mesjid di Madinah, yakni tiada lama setelah kepindahannya ke sana. Imam Ali karamallahu wajhah menggubah sebuah bait sya’ir yang didendangkan berulang-ulang diikuti oleh Kaum Muslimin yang sedang bekerja itu, dan baitnya adalah sebagai beribut:<br />
“Orang yang memakmurkan mesjid nilainya tidak sama. Sibuk bekerja sambil duduk di sini berdiri di sana ,<br />
Sedang pemalas lari menghindar tertidur di sana”<br />
<br />
Kebetulan waktu itu ‘Ammar sedang bekerja di salah satu sisi bangunan. Ia juga turut berdendang, mengulang-ulangnya dengan nada tinggi dan Salah seorang kawan menyangka bahwa ‘Ammar bermaksud dengan nyanyian itu hendak menonjolkan dirinya, hingga di antara mereka terjadi pertengkaran dan keluar kata-kata yang menunjukkan kemarahan. Mendengar itu Rasulullah murka, sabdanya:<br />
“A<i>pa maksud mereka terhadap ‘Ammar </i>"<br />
Diserunya mereka ke Surga, tapi mereka hendak mengajaknya ke neraka ….!<br />
Sungguh, ‘Ammar adalah biji matamu sendiri ”<br />
<br />
Jika Rasulullah saw. telah menyatakan kesayangannya terhadap seorang Muslim demikian rupa, pastilah keimanan orang itu, kecintaan dan jasanya terhadap Islam, kebesaran jiwa dan ketulusan hati serta keluhuran budinya telah mencapai batas dan puncak kesempurnaan. <br />
Demikian halnya ‘Ammar<br />
Berkat nikmat dan petunjuk-Nya, Allah telah memberikan kepada ‘Ammar ganjaran setimpal, dan menilai takaran kebaikannya secara penuh. Hingga disebabkan tingkatan petunjuk dan keyakinan yang telah dicapainya, maka Rasulullah menyatakan kesucian imannya dan mengangkat dirinya sebagai contoh teladan bagi para shahabat, sabdanya:<br />
“<i>Contoh dan ikutilah setelah kematianku nanti Abu Bakar dan Umar dan ambillah pula hidayah yang dipakai ‘Ammar untuk Jadi bimbingan!”</i><br />
<br />
Mengenai perawakannya, para ahli riwayat melukiskannya sebagai berikut:<br />
Ia adalah seorang yang bertubuh tinggi dengan bahunya yang bidang dan matanya yang biru ,seorang yang amat pendiam dan tak suka banyak bicara <br />
Nah, bagaimanakah kiranya garis kehidupan raksasa pendiam yang bermata biru dan berdada lebar, serta tubuhnya penuh dengan bekas-bekas siksaan kejam, dan di waktu yang bersamaan jiwanya telah ditempa dengan ketabahan yang amat mengagumkan dan kebesaran yang luar biasa. Bagaimanakah jalan kehidupan yang ditempuh oleh pengikut yang jujur dan Mu’min yang tulus serta pejuang yang berani mati ini ? Sungguh telah diterjuninya bersama Rasulullah sebagai gurunya semua perjuangan bersenjata, baik.Badar, Uhud, Khandaq, Tabuk pendeknya semua tanpa keculali Dan tatkala Rasulullah telah mendahuluinya ke ar Rafiqul A’la, maka raksasa ini tidaklah berhenti, tetapi melanjutkan perjuangannya terus-menerus<br />
<br />
Di kala Kaum Muslimin berhadap-hadapan dengan kaum Persi dan Romawi, begitu juga ketika menghadapi pasukan kaum murtad,’Ammar selalu berada di barisan pertama , sebagai seorang prajurit yang gagah perkasa dengan tebasan pedangnya yang tak pernah meleset, ia sebagai seorang Mu’min yang shalih dan mulia tidak satu pun yang dapat menghalanginya dalam mencapai ridla <b>ALLAH</b>.<br />
<br />
Dan tatkala Amirul Mu’minin Umar memilih calon-calon wail negeri secara cermat dan hati-hati bagi Kaum Muslimin, maka matanya tetap tertuju dan tak hendak beralih dari ‘Ammar bin Yasir . Ia segera menemuinya dan mengangkatnya sebagai wali negeri Kufah dengan Ibnu Mas’ud sebagai ·Bendaharanya.<br />
<br />
Dan kepada penduduknya Umar menulis sepucuk surat berita gembira dengan diangkatnya wali negeri baru itu, katanya:<br />
“Saya kirim kepada tuan-tuan ‘Ammar bin Yasir sebagai ‘Amir, dan Ibnu Mas’ud sebagai Bendahara dan Wazir .Kedua mereka adalah orang-orang pilihan, dari golongan shahabat Muhammad saw., dan termasuk pahlawan-pahlawan Badar”<br />
<br />
Dalam melaksanakan pemerintahan,’Ammar melakukan suatu sistim yang rupanya tidak dapat diikuti oleh ouang-orang yang rakus akan dunia, hingga mereka mengadakan atau hampir mengadakan persekongkolan terhadap dirinya . Pangkat dan jabatannya itu tidak menambah kecuali keshalihan, zuhud dan kerendahan hatinya. Salah seorang yang hidup semasa dengannya di Kufah, yaitu Ibnu Abil Hudzail, bercerita:<br />
<br />
“Saya lihat ‘Ammar bin Yasir sewaktu menjadi ‘Amir di Kufah, membeli Sayuran di pasar lain mengikatnya dengan tali dan memikulnya di atas punggung, dan membawanya pulang.”.<br />
Dan salah seorang awam berkata kepadanya sewaktu ia menjadi Amir di Kufah itu: “Hai yang telinganya terpotong!”, menghinanya dengan telinganya yang putus ketika menghadapi orang-orang murtad di pertempuran Yamamah. Tetapi jawaban amir yang memegang tampuk kekuasaan itu tidak lebih dari:<br />
“Yang kamu cela itu adalah telingaku yang terbaik ·<br />
Karena ia ditimpa kecelakaan waktu perang fi sabilillah<br />
Memang, telinganya itu putus dalam perang sabil di Yamamah ,yakni salah satu diantara hari-hari gemilang bagi ‘Ammar Raksasa ini maju bagaikan angin topan dan menyerbu barisan tentara Musailamatul Kadzab sehingga melumpuhkan kekuatan musuh.<br />
<br />
Ketika dilihatnya gerakan Muslimin mengendor segera dibangkitkannya semangat mereka dengan seruannya yang gemuruh, hingga mereka kembali maju menerjang bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya . Abdullah bin Umar r.a. menceritakan peristiwa itu sebagai berikut :<br />
‘Waktu perang Yamamah saya lihat ‘Ammar sedang berada di atas sebuah batu karang. Ia berdiri sambil berseru: “Hai Kaum Muslimin, apakah tuan-tuan hendak lari dari Surga ? Inilah saya ‘Ammar bin Yasir, kemarilah tuan-tuan !"<br />
Ketika saya melihat dan memperhatikannya, kiranya sebelah telinganya telah putus beruntai-untai, sedang ia berperang dengan amat sengitnya,<br />
<br />
Wahai, barang siapa yang masih meragukan kebesaran Muhammad saw., seorang Rasul yang benar dan guru yang sempurna, baiklah ia berdiri sejenak di hadapan contoh-contoh yang telah ditunjukkan oleh para pengikut dan shahabatnya, lalu bertanya kepada dirinya: “Siapakah yang akan mampu mengemukakan teladan dan contoh luhur ini kalau bukan seorang Rasul mulia dan maha guru utama?”<br />
<br />
Jika mereka menerjuni suatu perjuangan di jalan <b>ALLAH</b>, pastilah mereka akan maju ke depan bagaikan orang yang hendak mencari maut dan bukan merebut kemenangan.<br />
Jika mereka para khalifah dan hakim-hakim pengadilan, maka mereka takkan keberatan memerahkan susu untuk wanita janda tua atau mengadon tepung roti untuk anak-anak yatim, sebagai dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar.<br />
<br />
Dan jika mereka para pembesar, maka mereka takkan main dan merasa segan untuk memikul makanan yang diikat dengan tali di atas punggung mereka, seperti kita saksikan pada ‘Ammar; atau menyerahkan gaji yang menjadi haknya lalu pergi menjalin daun kurma untuk kantong atau bakul sebagai yang diperbuat oleh Salma.<br />
<br />
Wahai, marilah kita tekurkan kening dan tundukkan kepala kita, sebagai ta’dhim dan penghormatan kepada Agama yang telah mengajari mereka semua, dan kepada Rasulullah yang telah mendidik mereka….dan sebelum Agama sertaRasulullah itu, terutama kepada Allah yang Maha Tinggi dan Maha Agung, yang telah memilih mereka untuk semua ini, serta menjadikan mereka sebagai pelopor dan sebaik-baik ummat yang pernah dilahirkan sebagai teladan bagi seluruh manusia.<br />
Ketika itu Hudzaifah ibnul Yaman seorang yang ahli tentang bahasa rahasia dan bisikan ghaib, sedang berkemas-kemas menghadapi panggilan Ilahi menghadapi sekarat mautnya. Kawan-kawannya yang sedang berkumpul sekelilingnya menanyakan kepadanya: “Siapakah yang harus kami ikuti menurutmu, jika terjadi pertikaian di antara ummat ?” Sambil mengucapkan kata-katanya yang akhir, Hudzaifah menjawab:<br />
<br />
“Ikutilah oleh kalian Ibnu Sumayyah, karena sampai matinya ia tak hendak berpisah dengan kebenaran !”<br />
<br />
Benar, ‘Ammar akan tetap mengikuti kebenaran itu ke mana saja perginya . Dan sekarang sementara kita menyelusuri jejak langkahnya, dan-menyelidiki peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupannya, marilah kita pergi menghampiri suatu peristiwa besar . Hanya sebelum kita memperhatikan kejadian yang mempesona dan amat mengharukan itu, baik tentang keutamaan dan kesempurnaannya, tentang kemampuan dan keunggulannya, maupun tentang kegigihan dan kesungguhannya.<br />
<br />
Marilah kita perhatikan lebih dulu suatu peristiwa lain yang terjadi sebelumnya, ialah ungkapan Rasulullah melagenai peristiwa yang akan menimpa ‘Ammar di kemudian hari!<br />
Hal itu terjadi tidak lama setelah menetapnya Kaum Muslimin di Madinah. Dan Rasul al-amin yang dibantu oleh shahabat-shahabatnya yang budiman sibuk dalam membaktikan diri kepada Rabb mereka, membina rumah dan mendirikan mesjid-Nya.<br />
<br />
Hati yang beriman dipenuhi kegembiraan dan sinar harapan menyampaikan puji dan syukur kepada <b>ALLAH</b>. Semuanya bekerja dengan riang gembira ,mengangkut batu, mengaduk pasir dengan kapur atau mendirikan tembok, sekelompok di sini dan sekelompok lagi di sana, sedang cakrawala bahagia bergema dipenuhi nyanyian mereka yang dikumandangkan dengan suara merdu dan seronok:<br />
<br />
“Andainya kita duduk-duduk berpangku tangan, sedang Nabi sibuk bekerja tak pernah diam Maka perbuatan kita adalah perbuatan sesat lagi menyesatkan”<br />
Demikian mereka bernyanyi dan berdendang. Lain alunan suara mereka menyanyikan lagu lainnya:<br />
“Ya <b>ALLAH</b>, hidup bahagia adalah hidup di akhirat Berilah rahmat Kaum Anshar dan Kaum Muhajirat<br />
Dan setelah itu terdengar pula lagu ketiga:<br />
“Apakah akan sama nilainya ?"<br />
Orang yang bekerja membina masjid Sibuk bekerja, baik berdiri maupun duduk<br />
Dengan yang menyingkir berpangku tangan ?”<br />
<br />
Tak ubahnya mereka bagai anai-anai yangsedang sibuk bekerja, bahkan mereka adalah balatentara Allah yang memanggul bendera-Nya dan membina bangunan-Nya.<br />
<br />
Sementara Rasulullah yang budiman lagi terpercaya tak hendak terpisah dari mereka, mengangkat batu yang paling berat dan melakukan pekerjaan yang paling sukar dan alunan suara mereka yang sedang berdendang melukiskan kegembiraan yang tulus dan hati yang pasrah ,sedang langit tempat mereka bernaung berbangga diri terhadap bumi tempat mereka berpijak , pendeknya kehidupan yang penuh gairah sedang menyelenggarakan pesta pora yang paling meriah. <br />
Maka di tengah-tengah khalayak ramai yang sedang hilir mudik itu, kelihatanlah ‘Ammar bin Yasir sedang mengangkat batu besar dari tempat pengambilannya ke perletakannya.<br />
<br />
Tiba-tiba “rahmat kurnia Allah” yakni Muhammad Rasulullah melihatnya, dan rasa santun belas kasihan telah membawa beliau mendekatinya, dan setelah berhampiran maka tangan beliau yang penuh barkah itu mengipaskan debu yang menutupi kepala ‘Ammar lain dengan pandangan yang dipenuhi nur ilahi diamat-amati wajah yang beriman diliputi ketenangan itu, kemudian bersabda di hadapan semua shahabatnya:<br />
<br />
“Aduhai Ibnu Sumayyah, ia dibunuh oleh golongan pendurhaka ”<br />
Ramalan ini diulangi oleh Rasulullah sekali lagi ,kebetulan bertepatan dengan ambruknya dinding di atas tempat ‘Ammar bekerja, hingga sebagian kawannya menyangka bahwa ia tewas yang menyebabkan Rasulullah meratapi kematiannya itu. Para shahabat sama terkejut dan menjadi ribut karenanya, tetapi dengan nada menenangkan dan penuh kepastian, Rasulullah menjelaskan:<br />
<br />
“Tidak,’Ammar tidak apa-apa, hanya nanti ia akan dibunuh oleh golongan pendurhaha ”<br />
Maka wahai, siapakah kiranya yang dimaksud dengan golongan tersebut. Dan bilakah serta di manakah terjadinya peristiwa itu ?<br />
‘Ammar mendengarkan ramalan itu dan meyakini kebenaran pandangan tembus yang disingkapkan oleh Rasul yang utama. Tetapi ia tidak merasa gentar, karena semenjak menganut Islam ia telah dicalonkan untuk menghadapi maut dan mati syahid di setiap detik baik siang maupun malam. <br />
Dan hari-hari pun berlalu ,tahun demi tahun silih berganti. Rasulullah saw. telah kembali ke tempat tertinggi, disusul oleh Abu Bakar ke tempat ridla Ilahi ,lalu berangkatlah pula Umar pergi mengiringi / Setelah itu khilafat dipegang oleh Dzun Nurain Utsman bin ‘Affan. <br />
Sementara itu musuh-musuh Islam yang bergerak di bawah tanah, berusaha menebus kekalahannya di medan tempur dengan jalan menyebarluaskan fitnah <br />
Terbunuhnya Umar merupakan hasil pertama yang dicapai oleh gerakan atau subversi ini, yang gerakannya merembes ke Madinah tak ubahnya bagai angin panas, dan bergerak dari negeri yang kerajaan dan singgasananya telah dibebaskan oleh umat Islam.Berhasilnya usaha mereka terhadap Umar membangkitkan minat dan semangat mereka untuk melarnjutkannya, mereka sebarkan fitnah dan nyalakan apinya di sebagian besar negeri-negeri Islam. Dan mungkin Utsman r.a. tidak memberikan perhatian khusus terhadap masalah ini hingga terjadilah pula peristiwa yang menyebabkan syahidnya Utsman dan terbukanya pintu fitnah yang melanda Kaum Muslimin.<br />
<br />
Mu’awiyah bangkit hendak merebut jabatan khalifah dari tangan khalifah Ali karamallahu wajhah yang baru diangkat. Hampir setiap riwayat hidup para shahabat Rasulullah yang berusia lanjut yang dipaparkan dalam buku ini ada sangkut pautnya dengan Muawiyah. Oleh karena itu perlu diungkapkan serba singkat mengenai riwayat hidupnya.<br />
<br />
Muawiyah dilahirkan dari keluarga hartawan dan pedagang besar yang menguasai perekonomian hampir seluruh semenanjung Arabia. Ayahnya bernama Shakhr bin dan dibai’at. Dan pendirian shahabat pun bermacam-macam, ada yang menghindar dan mengunci diri di rumahnya, dengan Harb, yang sehari-harinya disebut Abu Sufyan. Abu Sufyan inilah yang menjadi panglima besar kafir Quraisy pada perang Uhud, Khandaq dan pemimpin pemerintahan sampai Mekah dibebaskan oleh Rasuiullah.<br />
<br />
Ibunya bernama Hindun bin Utbah, seorang wanita lincah, cekatan yang mempunyai andil besar dalam membantu suami di perang Uhud. Pada waktu perang Badar, Hindun kehilangan ayah, paman, saudara dan puteranya. Untuk menuntut bela terhadap keluarganya itu, ia mengupah Wahsyi sebagai pembunuh bayaran untuk membunuh dan mengambil jantung Hamzah paman Nabi dan syahid agung untuk dimakannya mentah-mentah. Usaha menuntut bela ini dapat dicapainya. Setelah Mekah dibebaskan, bersamaan dengan ayahnya ia pun masuk Islam.<br />
<br />
Setelah masuk Islam, ia menjadi salah seorang sekretaris Rasulullah saw. Ia pun ikut perang Hunain dan dengan gagah berani memperlihatkan keperwiraannya sebagai seorang putera bekas panglima dan mendapat pembagian rampasan perang bersama ayahnya melebihi yang lain karena keduanya masih muallaf (orang yang baru masuk Islam, yang mendapat jaminan hidup lebih dari orang yang sudah betul-betul beriman, supaya tidak murtad lagi).<br />
<br />
Di zaman Khilafah Abubakar r.a., ia ikut bertempur melawan Romawi di Syam (Damsyiq) di bawah pimpinan kakaknya Yazid bin Abi Sofyan. Ketika Yazid wafat, Muawiyah mengambil alih pimpinan pemerintahan dan kemudian oleh Khalifah Abubakar r.a. ditetapkan, menjadi wall negeri Syam sebagai pengganti kakaknya itu.<br />
<br />
Pada masa Khalifah Umar Ibnul Khatthab r.a., ia masih menjadi wali negeri Damsyiq. Ketika Khalifah Umar r.a. meninjau Syam, beliau mendapatkan Muawiyah di Istananya yang sangat mewah; Umar berkata: “INI ADALAH KISRA (KAISAR) ARAB”!! Tidak lama setelah itu, karena berbagai alasan, Umar memberhentikan dari jabatannya dan Said bin Amir pelopor hidup sederhana menggantikan Muawiyah.<br />
<br />
Pada masa Khalifah Utsman, Muawiyah diangkat kembali menjadi wall negeri seluruh Syria, termasuk Palestina. Banyak pengaduan rakyat kepada Khalifah Utsman tentang tindakan wall negeri ini, termasuk keberandalan puteranya. Akan tetapi sebagian besar surat pengaduan itu tidak disampaikan kepada Khalifah oleh sekretaris beliau yang bernama Marwam (saudara sepupu Muawiyah). Atas pengkhianatan Marwam initah timbulnya pemberontakan dan terbunuhnya Khalifah Utsman.<br />
<br />
Muawiyah adalah seorang jenius, pintar dan cerdik, politisi dan panglima perang. la mampu menggunakan kekuasaan dan harta negara dalam mencari kawan dan merangkul bawahan.<br />
Ia wafat pada tahun 60 hijrah dalam usia 78 tahun. Semoga <b>ALLAH</b> menerima amal baktinya.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-33667715788922763042011-09-21T14:10:00.001+07:002011-09-21T14:14:18.500+07:00Orang Kuat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSk3RpQE0F9BgQaF367aIq37XqjhjtDXozg9dhs-XLfeHxCBFMc" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSk3RpQE0F9BgQaF367aIq37XqjhjtDXozg9dhs-XLfeHxCBFMc" /></a></div><div style="text-align: center;">Orang yang kuat bukanlah orang yang kuat tinjunya tetapi ialah orang yang kuat Menahan Amarah</div><div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-60262516184278994682011-09-20T15:40:00.000+07:002011-09-20T15:40:47.933+07:00Gaji Umar Bin Katab sebagai Presiden<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSsq_mrS8n4GsUrscCuIzYHy7yT8D2NLSKH4uNuTzwr1BVTgAleUA" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSsq_mrS8n4GsUrscCuIzYHy7yT8D2NLSKH4uNuTzwr1BVTgAleUA" /></a></div>Suatu hari Ali Bin Abu Tholib, Talhah dan salah satu Sahabat lain-nya mendatangi Hafsah r.a, putri Umar Bin Khatab yang juga salah satu Istri Rasulullah <br />
Maksud kedatangan ke tiga sahabat Rosululloh itu adalah untuk mengusulkan agar gaji Umar sebagai Khalifah (Presiden) di naikkan, karena gaji yang sekarang di terima oleh Umar di pandang terlalu kecil, untuk menyampaikan langsung pada Umar ke tiga sahabat ini merasa takut jika Umar nanti malah marah, <br />
<a name='more'></a>maka ketiga sahabat Rasulullah tersebut menemui Hafsah dan meminta tolong agar Hafsah-lah yang menyampaikan usulan tersebut kepada Umar Sang Khalifah (Presiden) waktu itu.<br />
Benar saja, ketika Hafsah menyampaikan usul ketiga shabat Rosululloh tersebut, Wajah Umar Bin Khatab langsung merah padam menahan marah, Umarpun berkata ” Siapa ya Hafsah yang berani-beraninya mengusulkan gaji-ku sebagai Khalifah (Presiden) supaya di tambah, biar orang itu aku tempeleng?” tanya Umar dengan nada keras.<br />
Hafsah-pun menjawab ” aku akan mengatakan-nya siapa orang itu, tapi aku ingin tahu lebih dulu bagaimana pendapat engkau sebenarnya dengan usulan itu “, jawab Hafsah dengan tenang.<br />
Wahai Hafsah, engkau sebagai istri Rosululloh ceritakan padaku, bagaimana Rasulullah dulu sewaktu masih hidup dan menjabat sebagai Kholifah “, kata Umar selanjutnya.<br />
Hafsah-pun menerangkan dengan senang hati, ” Selama aku mendampingi Rasulullah sebagai salah satu istri Beliau sebagai seorang Khalifah (Presiden), Rasulullah hanya mempunyai dua stel baju, berwarna biru dan merah, Rasulullah-pun hanya mempunyai selembar kain kasar ( terpal ) sebagai alas tidur, Beliau akan melipat kain itu menjadi empat lipatan sebagai bantal tidur jika musim panas tiba dan Beliau akan menggelar kain tersebut serta di sisakan sedikit buat bantal untuk tidur jika musim dingin tiba, aku pernah mengganti alas tidur Rasulullah dengan kain yang halus untuk tidur, esok harinya aku di tegur Beliau ” <i>wahai Hafsah Istriku, janganlah kau lakukan lagi mengganti alas tidurku seperti kemarin, hal itu hanya akan melalaikan orang untuk bangun tengah malam untuk melaksanakan sholat malam bermunajat pada </i><b>ALLAH</b><i> SWT</i>”, aku-pun tidak berani lagi melakukan hal itu lagi sampai Beliau wafat”.<br />
” Teruskan ceritamu ya Hafsah ” pinta Umar dengan penuh perhatian.<br />
” Rasulullah setiap hari hanya makan roti dari tepung yang amat kasar di campur dengan garam jika pas ada dan di celupkan minyak, Padahal Beliau punya hak dari baitul Mall, tapi Beliau tidak pernah mengambilnya dan mempergunakan-nya, semuanya di bagikan pada fakir miskin ” tutur Hafsah selanjutnya” aku pernah pagi-pagi menyapu remukan roti di kamar, Oleh Rasulullah remukan roti tersebut di kumpulkan dan di makan dengan lahap-nya, bahkan Beliau berniat untuk mebagikan pada orang lain” begitu tutur Hafsah menutup ceritanya.<br />
Kata Umar ” Wahai Hafsah sekarang dengarlah olehmu, jika ada tiga sahabat yang akan mengadakan suatu perjalanan dengan tujuan yang sama dan jalan yang harus di tempuh itu harus sama, mana mungkin jika ada salah satu sahabat itu menempuh jalan yang lain akan bisa bertemu pada satu tujuan, Rasulullah telah sampai pada tujuan itu, Abu Bakar Insya <b>ALLAH</b> juga telah sampai pada tujuan itu dan sekarang telah berkumpul kembali dengan Rosululloh karena Abu Bakar menempuh jalan yang sama dengan yang dulu di tempuh oleh Rosululloh. Sekarang diriku masih dalam perjalanan belum sampai tujuan, apakah mungkin aku akan menempuh jalur lain sehingga mengakibatkan aku tidak akan sampai tujuan dan berkumpul dengan Rasulullah dan Abu Bakar? Tidak, aku sekali-kali TIDAK akan menerima tawaran itu, karena hal itu tidak pernah di lakukan oleh Rasulullah dan Abu Bakar, dan akupun tidak akan menggunakan hak-ku dari baitul mall untuk kepentingan diriku, semuanya telah aku serahkan untuk kepentingan fakir miskin.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-37912794947403942792011-09-20T15:36:00.002+07:002011-09-21T14:06:41.770+07:00Tanda Akan Didatangi Ajal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSUE6V11EMOVc45NQAyjK1dHiYmEKGUZro6JZ7J_gJwTzni3iP5" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSUE6V11EMOVc45NQAyjK1dHiYmEKGUZro6JZ7J_gJwTzni3iP5" /></a></div>Dikisahkan bahwa malaikat maut bersahabat dengan Nabi Ya’qub As. Suatu ketika Nabi Ya’qub berkata kepada Malaikat maut, ” <i>Aku menginginkan sesuatu yang harus kau penuhi sebagai tanda persaudaraan kita</i>”. <br />
“Apakah itu?” Tanya Malaikat maut.<br />
“<i>Jika ajalku telah dekat, beritahulah aku</i>!” pinta Ya’qub As.Malaikat maut berkata, “Baik, aku akan memenuhi permintaanmu, aku tidak hanya akan mengirimkan satu utusanku, namun aku akan mengirim dua atau tiga utusanku”.<br />
Dan setelah mereka bersepakat, kemudian mereka berpisah.<br />
<a name='more'></a>Setelah beberapa lama malaikat maut kembali menemui nabi Ya’qub. Kemudian nabi Ya’qub bertanya, “<i>Wahai sahabatku, apakah engkau datang untuk berziarah atau mencabut nyawaku?</i>”<br />
“Aku datang untuk mencabut nyawamu” Jawab malaikat maut.<br />
“<i>Lalu dimana ketiga utusanmu?</i>” tanya Nabi Ya’qub As.<br />
“Sudah kukirim” jawab malaikat maut, “Putihnya rambutmu setelah hitamnya, lemahnya tubuhmu setelah kekarnya, dan bongkoknya badanmu setelah tegapnya. Wahai Ya’qub, itulah utusanku untuk setiap Bani adam.”<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-13395185420085604682011-09-20T15:34:00.001+07:002011-09-21T14:48:56.950+07:00Nabi Ibrahim dan Malaikat Maut<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ2nQIXxrcYfnPZHvJYpVjAv3muLi2XxbBWb-lCCmZFRsdj6DM-" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ2nQIXxrcYfnPZHvJYpVjAv3muLi2XxbBWb-lCCmZFRsdj6DM-" /></a></div>Alkisah menurut shirah, pernah Nabi Ibrahim as berdialog dengan Malaikat Maut soal sakratul maut. Nabi <b>ALLAH</b> itu bertanya, “<i>Dapatkah engkau memperlihatkan rupamu saat engkau mencabut nyawa manusia yang gemar berbuat dosa?</i>” <br />
Malaikat menjawab : “Engkau tak akan sanggup.”<br />
“<i>Aku pasti sanggup,</i>” tegas beliau.<br />
“Baiklah, berpalinglah dariku,” pinta si Malaikat.<br />
<a name='more'></a><br />
Saat Nabi Ibrahim as berpaling kembali, di hadapannya telah berdiri sesosok makhluk berkulit legam dengan rambut berdiri, berbau busuk, dan berpakaian serba hitam. Dari hidung dan mulutnya tersembur jilatan api. Seketika itu pula Nabi Ibrahim as jatuh pingsan!<br />
Ketika tersadar kembali, beliau pun berkata kepada Malaikat Maut, “<i>Wahai Malaikat Maut, seandainya para pendosa itu tak menghadapi sesuatu yang lain dari wajahmu di saat kematiannya, niscaya cukuplah itu menjadi hukuman untuknya</i>.”<br />
Di kesempatan lain, kisah yang diriwayatkan oleh ‘Ikrimah dari Ibn ‘Abbas ini, menceritakan Nabi Ibrahim as meminta Malaikat Maut mengubah wujudnya saat mencabut nyawa orang-orang beriman. Dengan mengajukan syarat yang sama kepada Ibrahim as, Malaikat Maut pun mengubah wujudnya. Maka di hadapan Nabi yang telah membalikkan badannya kembali, telah berdiri seorang pemuda tampan, gagah, berpakaian indah dan menyebar aroma wewangian yang sangat harum.<br />
“S<i>eandainya orang beriman melihat rupamu di saat kematiannya, niscaya cukuplah itu sebagai imbalan amal baiknya,</i>” kata Nabi Ibrahim as.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-45498048898802501782011-09-20T15:31:00.000+07:002011-09-20T15:31:15.608+07:00Lebih dari Zinah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTqdUckD43sZ0iKApMybvwv_vAeyplrkUJhzjUGdQilr24cP4iV0g" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTqdUckD43sZ0iKApMybvwv_vAeyplrkUJhzjUGdQilr24cP4iV0g" /></a></div> Suatu Senja, seorang wanita melangkahkan kaki mendekati kediaman Nabi Musa. Setelah mengucapkan salam, dia masuk sambil terus menunduk. Air matanya berderai tatkala berkata, “Wahai Nabi <b>ALLAH </b>, tolonglah saya. Doakan agar <b>ALLAH </b>mengampuni dosa keji saya.” <br />
“<i>Apakah dosamu wahai wanita?</i>” Tanya Nabi Musa. “Saya takut mengatakannya,” jawab wanita itu. “<i>Katakanlah, jangan ragu-ragu!</i>” desak Nabi Musa.<br />
Maka perempuan itu pun dengan takut bercerita, “Saya telah berzina.”Kepala nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. “Dari perzinaan itu saya Hamil.<br />
<a name='more'></a> Setelah anak itu lahir, langsung saya cekik lehernya sampai mati,” lanjut perempuan itu seraya menangis.<br />
Mata Nabi Musa berapi-api. Dengan muka yang berang dia menghardik “P<i>erempuan celaka, pergi dari sini. Agar Siksa <b>ALLAH </b> tak jatuh ke dalam rumahku. Pergi!</i>” teriak nabi Musa sambil berpaling karena jijik.<br />
Hati perempuan itu bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh. Dia menangis tersedu-sedu dan keluar dari Rumah Nabi Musa. Ia Tak tahu harus kemana lagi mengadu. Bahkan dia tak tahu ke mana harus melangkahkan kaki. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana manusia lain bakal menerimanya?<br />
Sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak BERTAUBAT dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar dari itu..?“<br />
Nabi Musa terperanjat. “<i>Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu..? Betulkah ada dosa yang lebih besar daripada perempuan yang hina itu?</i> “Tanyanya.<br />
“Ada” jawab Jibril dengan tegas. “Orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar daripada SERIBU kali Berzina.”<br />
Mendengar penjelasan ini Nabi Musa memanggil wanita tadi, lalu berdoa memohon ampunan kepada <b>ALLAH </b>. Nabi Musa menyadari, Orang yang meninggalkan Shalat dengan sengaja tanpa penyesalan seakan menganggap remeh perintah <b>ALLAH </b>. Sedangkan BERTAUBAT dan menyesali Dosa dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai IMAN di dadanya dan Yakin <b>ALLAH </b> itu ada.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-63430118726162235592011-09-20T15:27:00.000+07:002011-09-20T15:27:06.745+07:00Nabi Isa dan Yahudi<a href="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQD4Vgj7dY9zkrRB1Om_9l1W2j4Vqx-lLx1GEofdWzpdiOQY_iXpQ" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQD4Vgj7dY9zkrRB1Om_9l1W2j4Vqx-lLx1GEofdWzpdiOQY_iXpQ" /></a>Wahb bin Munabah bercerita, <br />
Suatu ketika Nabi Isa as pergi mengembara diatas bumi ditemani oleh seorang Yahudi. Nabi Isa membawa bekal sepotong roti dan si Yahudi membawa dua potong roti. Maka Isa as berkata kepada si Yahudi, “<i>Bolehkah aku ikut makan rotimu?</i>” Si Yahudi menjawab, “Tentu.”. Tatkala si Yahudi mengetahui bahwa Nabi Isa as hanya membawa sepotong roti, ia menyesal telah mengiyakannya. Maka pada saat Isa as menunaikan shalat, ia pergi dan memakan sepotong roti miliknya.<br />
<a name='more'></a> Selesai shalat, kedua orang itu mengeluarkan bekal makanannya. Nabi Isa as kemudian bertanya kepada temannya, “<i>Dimana sepotong rotimu yang lain?</i>” Si Yahudi menjawab, “Ternyata aku hanya membawa sepotong roti saja.” Maka kedua orang itu makan rotinya masing-masing.<br />
Kemudian kedua orang itu melanjutkan perjalanannya. Ketika mereka sampai didekat sebatang pohon, Nabi Isa as berkata kepada temannya, “<i>Wahai kawanku, sebaiknya kita bermalam di bawah pohon ini sampai pagi menjelang.</i>” Si Yahudi menjawab, “Baiklah.” Maka kedua orang itu bermalam dibawah pohon itu hingga pagi datang. Lalu merekapun melanjutkan perjalanan.<br />
Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang buta. Isa berkata kepadanya, “seandainya aku mengobatimu dan <b>ALLAH</b> mengembalikan penglihatanmu kembali, apakah engkau mau bersyukut kepada-Nya?” Orang buta itu menjawab, “Tentu.” Maka Isa as mengusap kedua matanya sambil membaca doa. Orang buta itupun dapat melihat kembali. Kemudian Isa as berkata kepada si Yahudi, “<i>Demi Zat yang telah mengembalikan penglihatannya, dimanakah rotimu yang lain?</i>” Si Yahudi menjawab, “Demi <b>ALLAH</b>, aku tidak membawa kecuali sepotong roti.” Nabi Isa as terdiam mendengar jawabannya.<br />
Kemudian keduanya melewati beberapa ekor kijang yang sedang merumput. Isa as menangkap seekor kijang dan menyembelihnya, “Hiduplah enkau dengan izin <b>ALLAH</b>.” Kijang itupun hidup kembali. Si Yahudi merasa takjub melihat kejadian itu dan berkata, “Mahasuci Engkau ya <b>ALLAH</b>.” Lalu Isa as berkata kepadanya “Demi Zat yang telah memperlihatkan kebesaran-Nya ini, siapakah yang telah makan roti ketiga?”. Si Yahudi menjawab, “sungguh aku hanya membawa satu potong roti saja.”<br />
Kedua orang itu melanjutkan perjalanan hingga tiba disebuah sungai besar, lalu Isa as memegang tangan si Yahudi dan membawanya berjalan di atas air hingga keseberang sungai. Si Yahudi merasa takjub dan berkata, “Mahasuci Engkau ya <b>ALLAH</b>!”. Nabi Isa bertanya kepadanya, “Demi Zat yang telah memperlihatkan tanda kebesaran-Nya ini, siapakah pemilik roti yang ketiga?” Si Yahudi menjawab, “Sungguh, Demi <b>ALLAH</b> aku hanya membawa sepotong roti saja.”<br />
Kemudian mereka melanjutkan perjalalan hingga disebuah kampung besar yang porak poranda. Tiba-tiba didekat mereka ada 3 bongkahan besar emas, lalu Isa as berkata kepada si Yahudi, “<i>Satu bongkahan emas untukku, satu bongkahan emas untukmu, dan satu bongkahan emas lagi untuk pemilik roti yang ketiga.</i>” Maka si Yahudi berkata, “Akulah pemilik roti yang ketiga. Aku telah memakannya saat engkau melaksanakan shalat.” Isa as berkata kepadanya, “<i>Ambillah emas ini untukmu semua!</i>” Lalu Isa as meninggalkannya seorang diri. Si Yahudi tidak mempunyai alat untuk membawa emas itu, sehingga ia hanya bisa menungguinya.<br />
Tak lama kemudian datang tiga orang jahat. Melihat si Yahudi menunggui emas, mereka lalu membunuh si Yahudi dan mengambil bongkahan emas tersebut. Dua orang dari mereka berkata kepada yang lain, “Pergilah ke kampung dan bawalah makanan untuk kami.” Maka orang yang disuruh memberli makanan itu pergi sambil berkata dalam hati, “Aku akan menaruh racun pada makanan mereka sehingga mereka berdua mati dan aku bisa menikmati emas itu sendirian.” Maka orang itupun melaksanakan niat yang dibisikkan setan, kemudian datang menemui kedua orang temannya. Saat ia datang membawa makanan, ia dibunuh kedua orang temannya. Mereka menyantap makanan beracun itu tanpa curiga hingga akhirnya mereka berdua mati keracunan didekat bongkahan emas.<br />
Beberapa hari kemudian Isa as lewat ditempat itu. Tatkala ia melihat ke-4 orang itu mati tergeletak didekat bongkahan emas, ia berkata kepada pengikutnya (Hawariyyun), “Seperti inilah dunia memperlakukan penghuninya. Maka hati-hatilah terhadapnya.”<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-36496609649811298812011-09-20T15:18:00.000+07:002011-09-20T15:18:07.031+07:00Ibnu Sina si Ahli Pengobatan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQi8AzfWhR64Oba13dri_w-HjQCBlBTHDn6mpMitBRaci--Hb2UgA" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQi8AzfWhR64Oba13dri_w-HjQCBlBTHDn6mpMitBRaci--Hb2UgA" /></a></div>Umat Islam mengenal seorang tokoh yang ahli di bidang pengobatan. Ia bernama Abu Ali Al-Husain bin Abdullah bin Sina atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Sina. Ia juga dikenal dengan nama Avicenna. Pemikiran Ibnu Sina di bidang pengobatan diakui banyak kalangan. Karyanya yang tertuang dalam kitab Qanun fi al-Tibb menjadi rujukan selama berabad-abad. <br />
Ibnu Sina lahir pada 980 M di Afshana, Bukhara. Semasa kanak-kanak, ia mendapatkan pendidikan yang baik. Ayahnya mengirimnya untuk belajar pada seorang guru. Ia termasuk murid yang mempunyai semangat belajar yang tinggi. Tak ayal ia menjadi anak yang sangat menonjol karena kepandaiannya.<br />
Pada usia 16 tahun, Ibnu Sina mulai belajar kedokteran. Sambil belajar, ia juga mempraktekan ilmunya, memberi pelayanan kepada orang sakit. <br />
<a name='more'></a>Dari situ, ia menemukan metode-metode pengobatan baru. Dua tahun bergelut di dunia pengobatan, ia menjadi mahir dan dikenal masyarakat secara luas.<br />
Pada suatu ketika, ia diminta mengobati seseorang yang punya jabatan penting di jajaran pemerintahan Dinasti Samanid. Ibnu Sina berhasil menyelamatkan pejabat itu dari serangan penyakit yang berbahaya. Ia diberi sejumlah imbalan. Namun Ibnu Sina menolaknya. Sebagai gantinya, ia meminta agar diberi akses ke perpustakaan milik negara. Sang pejabat mengabulkan permintaannya. Ia tak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan belajar banyak buku dari koleksi perpustakaan itu.<br />
Saat berusia 22 tahun, Ibnu Sina meninggalkan Bukhara menuju Jurjan. Tak lama kemudian, ia meninggalkan Jurjan menuju kota Hamazan karena terjadi kekacauan politik di Jurjan.<br />
Di Hamazan, Ibnu Sina diangkat menjadi perdana menteri di Rayyand karena jasanya menyembuhkan Sultan Shams al-Dawlah, seorang penguasa dari Dinasti Buwaihi. Namun, ada kelompok dari kalangan militer yang tak suka ia berada pada posisi itu. Dengan segala cara, kelompok itu memasukkan Ibnu Sina ke dalam penjara. Atas pertolongan Sultan, ia berhasil keluar dari penjara.<br />
Pada kesempatan yang lain, ia kembali berhasil menyembuhkan Sultan dari penyakit. Sultan pun kembali mengangkatnya menjadi menteri. Jabatan itu diembannya sampai Sultan meninggal dunia. Ketika ia ingin meninggalkan Bukhara menuju Isfahan, putra sang Sultan, Taj al-Muluk, menangkapnya. Ia dijebloskan ke penjara. Tak lama kemudian, ia berhasil melarikan diri ke Isfahan dengan cara menyamar.<br />
Ibnu Sina menghabiskan masa hidupnya di Isfahan. Ia meninggal pada usia 57 tahun. Di akhir hayatnya, Ibnu Sina menjadi seorang guru filasafat dan dokter di Isfahan.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-7963045679011066595.post-72833467597629013002011-09-20T15:16:00.000+07:002011-09-20T15:16:34.671+07:00Ilmuan Optik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRt5F87MSp_BmX-SPs3xxb-35RkHp3V2EYl3jiWGxNoflLQwwJM" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRt5F87MSp_BmX-SPs3xxb-35RkHp3V2EYl3jiWGxNoflLQwwJM" /></a></div>Nama lengkapnya Abu Al Muhammad al-Hassan ibnu al-Haitham. Dunia Barat mengenalnya dengan nama Alhazen. Ia lahir di Basrah tahun 965 M. Di kota kelahirannya itu ia sempat menjadi pegawai pemerintahan. Tetapi segera keluar karena tidak suka dengan kehidupan birokrat. <br />
Sejak itu, mulailah perantauannya untuk belajar ilmu pengetahuan. Kota pertama yang dituju adalah Ahwaz kemudian Baghdad. Kecintaannya kepada ilmu pengetahuan membawanya berhijrah ke Mesir. Untuk membiayai hidupnya, ia menyalin buku-buku tentang matematika dan ilmu falak.<br />
<a name='more'></a><br />
Belajar yang dilakukan secara otodidak membuatnya mahir dalam bidang ilmu pengetahuan, ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Tulisannya mengenai mata telah menjadi salah satu rujukan penting dalam bidang penelitian sains di Barat. Kajiannya mengenai pengobatan mata menjadi dasar pengobatan mata modern.<br />
Ibnu Haitham juga turut melakukan percobaan terhadap kaca yang dibakar dan dari situ tercetuslah teori lensa pembesar. Teori itu telah digunakan oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kaca pembesar pertama di dunia. Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemukan prinsip isi padu udara sebelum seorang ilmuwan bernama Tricella mengetahui hal tersebut 500 tahun kemudian.<br />
Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, salah satunya adalah Light dan On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahas mengenai senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang-bayang dan gerhana.<br />
Ibnu Haitham membuktikan dirinya begitu bergairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia mudanya. Banyak buku yang dihasilkannya dan masih menjadi rujukan hingga saat ini. Di antara buku-bukunya itu adalah Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandung teori-teori ilmu matemetika dan matematika penganalisaan; Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri; Kitab Tahlil ai’masa’il al ‘Adadiyah tentang aljabar; Maqalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah kiblat; Maqalah fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam urusan hukum syarak; dan Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.<br />
Meski menjadi orang terkenal di zamannya, namun Ibnu Haitham tetap hidup dalam kesederhanaan. Ia dikenal sebagai orang yang miskin materi tapi kaya ilmu pengetahuan.<div class="blogger-post-footer">- Waalaikum sallam warrahmatullahi wabarakatuh -</div>Islamic Knowledgehttp://www.blogger.com/profile/11258004805432049402noreply@blogger.com